Keratuan Melinting

Revisi sejak 20 November 2023 13.33 oleh Daeng Hanif (bicara | kontrib)

Keratuan Melinting ialah salah satu kerajaan tertua di Lampung, kerajaan ini terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Indonesia.

Keratuan Melinting
Lampung :

Jawi : كيراتوان ميلينتينك
1401–sekarang
Bendera Keratuan Melinting
Bendera
Tari Melinting berasal Lampung Timur adalah peninggalan Keratuan Melinting
Tari Melinting berasal Lampung Timur adalah peninggalan Keratuan Melinting
Ibu kotaMaringgai
Bahasa yang umum digunakanLampung Melinting (resmi)
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Sultan 
• 1401–1425
Minak Kejala Bidin (Ratu Melinting I)
• 1923–1945
Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama II
• 1991-sekarang
Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama IV (Ratu Melinting XVII)
Sejarah 
• Berkembangnya Islam
1401
• Lampung dijajah Belanda
1850
• Pembubaran Daerah Istimewa Sumatra Selatan
sekarang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Asal Mula

Keratuan Melinting di pekirakan berdiri pada awal abad ke 15.Jadi asal mula keratuan melinting itu berasal dari Keratuan Pugung. Ratu di Lampung ada empat, yang pertama yaitu dipuncak Kota Bumi, Keratuan Pugung di Taman Purbakala tepatnya di Pugung Raharjo, secara arkeologi memang ada istana sekitar 2,5 hektar lokasinya. Setelah munccul penyebaran agama islam di Lampung yang dibawa oleh Sultan Banten pada waktu itu. Menurut buku melinting kita bersaudara dengan ratu darah putih Kalianda.[1]

Ratu pertama di Pugung adalah Ratu Galuh, lalu dia mempunyai anak yaitu Minak Sang Bramo Sakti. Sang Bramo Sakti punya anak yaitu Minak Rio Puhang Temenggung Kali Ratu. Pada masa ini dalam buku di tulis dia bersama keluarga kaulanya pindah ke srikulo kalau sekarang ini namanya Negara Saka. Pada zama Tumuggung kali Ratu ini ia punya anak 2. Yang tua Depati Lebu Kaca, dan yang kedua Minak Rio Jalang. Depati Lebu Kaca mempunyai anak perempuan namanya Puteri Kandang Rarang dan Minak Rio Jalang mempunyai anak namanya puteri Sinar Alam.[2]

Menurut hikayat cerita tersebut seperti itu, atau hanya mitos saja, belum diketahui kebenarannya. Jadi situs tertulis pada waktu Sunan Gunung Jati mandi di air dia melihat ada sinar kilat di Lampung, artinya ada puteri yang baik, yang cantik di Lampung. Maka dia bersama pucalang dua, tiga hari ke Lampung maka dikawinkan dengan puteri pugung, yaitu Puteri Kandang Rarang. Lalu menikahlah mereka lalu pulanglah ke Jawa. Seminggu dia mandi dia melihat lagi sinar kilat itu, lalu dia berpikir berarti masih ada lagi puteri itu. Lalu dia menikah lagi dan menikah dengan anak Minak Rio Jalang yaitu puteri sinar alam. Dan mereka adalah saudara sepupu yang dinikah semua. kemudian dari Puteri Kandang Rarang mempunyai anak bernama Minak Kejala abidin. Sebelum Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Bidin lahir, sewaktu mereka masih didalam kandungan, ayah mereka (Sunan Gunung

Jati) telah menyerahkan Kesultanan Banten ke putra beliau yang bernama Maulana Hasanuddin, dan setelah itu Sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Cirebon dan tidak kembali lagi ke Lampung.

Setelah Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Bidin tumbuh menjadi pemuda, suatu ketika mereka berdua bertanya kepada ibu mereka, siapa dan dimana gerangan ayah mereka berdua berada. Karena desakan dari keduanya, akhirnya puteri sinar alam menjelaskan tentang ayah mereka berdua. Akhirnya Minak Kejala Ratu dan minak Kejala Bidin menyebrang ke Banten menaiki perahu untuk mencari ayah mereka. Minak kejalabidin menghadap Sunan Gunung Jati. Setelah Sunan Gunung Jati kekuasaan digantikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin.[3]

Setelah Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Bidin menghadap sultan Maulana Hasanuddin di Pusiba Agung, dia meminta bukti dari mereka berdua, kalau benar mereka berdua anak pamannya. Lalu Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Bidin memperlihatkan cincin yang dipakai mereka kepada sultan banten.Cincin itu adalah Emas kawin ibu mereka yang di bawa oleh bapak mereka dari Banten sewaku ditugaskan Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Lampung.

Setelah Sultan Maulana Hasanuddin memeriksa Cincin yang diperlihatkan mereka berdua,Sultan Maulana Hasanuddin menegaskan bahwa mereka benar anak pamanya dan berarti itu berarti adiknya juga.Sultan Maulana meminta mereka untuk beristirahat di Surosowan, yang merupakan Istana Sultan Banten.Kurang lebih seminggu kemudian, Minak Kejala Bidin diterima di Pusiban Agung.Sultan memerintahkan mereka berdua agar kembali pulang untuk mengamankan Lampung. Begitu tiba di Lampung yaitu di Labuhan Maringgai . Maka perlu perlu bermusyawarah agar wilayah kekuasaan Ratu Pugung di bagi menjadi dua bagian.

Di Labuhan Maringgai pusatnya diperintah Kejala Bidin yang di sebut Keratuan Melinting, diperintah Kejala Bidin yang di sebut Keratuan Melinting, sebagian lagi yaitu daerah Kuripan Kalianda dipimpin oleh Kejala Ratu yang di sebut Keratuan Melinting atau Ratu Berdarah Putih.

Daftar Penguasa

  • Minak Kejala Bidin (Ratu Melinting I)
  • Pengeran Penambahan Mas (Ratu Melinting II)
  • Pengeran Tutur Jimat (Ratu Melinting III)
  • Pangeran Panembahan Mas II (Ratu Melinting IV)
  • Muhammad Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama I (Ratu Melinting V)
  • Minak Yuda Resmi (Ratu Melinting VI)
  • Pengeran Ira Kesuma (Ratu Melinting VII)
  • Minak Kimas (Ratu Melinting VIII)
  • Raja Di Lampung (Ratu Melinting IX)
  • Penayakan Dalam (Ratu Melinting X)
  • Pengeran Putera Kesuma I (Ratu Melinting XI)
  • Dalam Ratu Melinting I (Ratu Melinting XII)
  • Pengeran Putera Kesuma II (Ratu Melinting XIII)
  • Muhammad Amin Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama II (Ratu Melinting XIV)
  • Ismail Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama III (Ratu Melinting XV, 1915-1967)
  • Hasanuddin, Ba. Dalam Ratu Melinting III (Ratu Melinting XVI, 1967-1991)
  • H. Rizal Ismail, SE., MM. gelar Sultan Ratu Idil Muhammad Tihang Igama IV (Ratu Melinting XVII, 1991-sekarang).

Rujukan

  1. ^ https://www.kompasiana.com/ludiansyah/5a0a791ffa62780caf3fa1e2/keratuan-melinting-dalam-sejarah
  2. ^ Papan Informasi di Muzium Negeri Lampung
  3. ^ Hubungan Keratuan Melinting dengan Kesultanan Banten