Jong Sumatra merupakan majalah yang terbit pertama kali pada Januari 1918. Majalah ini diterbitkan oleh Jong Sumatranen Bond atau JSB yang merupakan wadah perjuangan anak muda Pulau Sumatra pada zaman Hindia Belanda.[1]

Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007, Jong Sumatra terbit secara berkala dan tidak tetap: kadang bulanan, kadang triwulan, bahkan pernah terbit setahun sekali.[1]

Bahasa Belanda merupakan bahasa mayoritas yang digunakan dalam majalah ini kendati ada juga artikel yang memakai bahasa Melayu.[1]

Jong Sumatra dicetak di Weltevreden, Batavia. Di situ pula kantor redaksi dan administrasi surat kabar yang berjargon “Organ van Den Jong Sumatranen Bond ” ini.[1]

Awalnya, redaksi Jong Sumatra adalah para pengurus alias Centraal Hoofdbestuur JSB. Mereka itu adalah Tengkoe Mansyur (ketua), A Munir Nasution (wakil ketua), Mohamad Anas (sekretaris I), Amir (sekretaris II), dan Marzoeki (bendahara), dan sebagainya.[1]

Keredaksian Jong Sumatra dipegang oleh Amir, sedangkan administrasi ditangani Roeslie. Mereka ini rata-rata adalah siswa atau alumni STOVIA serta sekolah pendidikan Belanda lainnya.[1]

Namun, setelah beberapa edisi, keredaksian Jong Sumatra dipisahkan dari kepengurusan JSB meski tetap ada garis koordinasi. Pemimpin redaksi pertama adalah Amir dan pemimpin perusahaan dijabat Bahder Johan.[1]

Oleh karena itu, tak ayal, Jong Sumatra pun menjadi majalah pergerakan pemuda-pemuda Sumatera. Dari majalah ini, lahir aktor-aktor pergerakan yang tangguh seperti M Hatta dan M Yamin. Selain itu, majalah ini juga berperan dalam membibitkan gagasan-gagasan radikal tentang arti bahasa dan makna bangsa.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 145–147. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.