Oka Rusmini

penulis dan wartawan asal Indonesia
Revisi sejak 26 November 2023 10.27 oleh Catatantride (bicara | kontrib) (1. Menghilangkan bold pada paragraf pertama, terkecuali pada nama Dra. Ida Ayu Oka Rusmini karena huruf yang di bold hanya kata yang berkaitan dengan judul. 2. Mengubah kalimat "Dra. Ida Ayu Oka Rusmini (lahir 11 Juli 1967) menjadi Dra. Ida Ayu Oka Rusmini lahir di Jakarta pada 11 Juli 1967. Ia adalah penulis puisi, novel, cerita anak, cerita pendek, dan esai, serta wartawan (editor) yang tinggal di Denpasar, Bali. 3 Menambahkan pranala dalam "wartawan". Membuat 4. Judul Tingkat 2,Penghargaan)

Dra. Ida Ayu Oka Rusmini lahir di Jakarta pada 11 Juli 1967. Ia adalah penulis puisi, novel, cerita anak, cerita pendek dan esai, serta wartawan (editor) yang tinggal di Denpasar, Bali. Oka Rusmini menjadi salah satu sastrawan perempuan di Indonesia yang turut meramaikan semaraknya sastra Indonesia. Karya-karya Oka sangat konsisten karena mengangkat isu-isu mengenai perempuan dengan menggunakan latar belakang sosial budaya perempuan Bali. Tradisi (adat) dan agama merupakan isu yang banyak memberatkan perempuan dalam novel Oka Rusmini.[1] Bukunya yang telah terbit: Monolog Pohon (1997),

Oka Rusmini
LahirIda Ayu Oka Rusmini
(1967-07-11)11 Juli 1967
Jakarta
Pekerjaanpenulis, wartawan
BahasaIndonesia
KebangsaanIndonesia
Pendidikansastra
AlmamaterUniversitas Udayana
PeriodeAngkatan Reformasi (1994–sekarang)
Genrepuisi, novel, cerpen, cerita anak, esai
Temaperempuan di dalam masyarakat patriarkal Bali
Karya terkenalTarian Bumi
PenghargaanPenghargaan Penulis Asia Tenggara (2012), Kusala Sastra Khatulistiwa (2014), dll
PasanganArif Bagus Prasetyo
AnakPasha Renaisan

Tarian Bumi (2000) adalah karya berupa novel yang menceritakan tentang realittas perempuan di Bali yang berbalut kuasa kasta dan stratifikasi budaya[2] Tarian bumi mengisahkan tentang seorang perempuan Bali bernama Jero Kenannga dengan segala perjuangan hidupnya dan sosok Telaga yang melawan ideologi patriaki.

Sagra (2001) adalah karya Oka Rusmini berupa cerpen yang memuat 11 cerpen bertema perempuan antara lain “Esensi Nobelia”, “Kakus”, “Harga Seorang Perempuan”, “Sepotong Kaki”, “Pesta Tubuh”, “Api Sita”, “Sagra”, “Ketika Perkawinan Harus Dimulai”, “Pemahat Abad" dan lain—lain.

Kenanga (2003) adalah novel yang menceritakan tentang seorang perempuan berkasta tinggi seorang Ida Ayu bernama Kenanga. Melakukan perlawan terhaadap tradisi yang diberlakukan kepada perempuan Bali. Perlawanan tersebut yakni dengan menjalin hubungan pra-nikah. Hal ini tampak pada perilaku Ida Ayu Kenanga kepada Ida Bagus Bhuana. Penyimpangan perilaku tersebut dilakukan karena ibu kandung Kenanga[3]

Tempurung (2010) adalah salah satu buku Oka yang membicarakan mengenai perempuan. Oka menggambarkan mengenai perbedaan kasta utamanya konflik-konflik yang dihadapi oleh perempuan yang sudah menikah dengan kasta yang lebih tinggi dengan lelaki dengan kasta yang lebih rendah [4]

karya lainnyaa seperti Patiwangi (2003), Warna Kita (2007), Pandora (2008), Akar Pule (2012), Saiban (2014) , Men Coblong (2019), dan Koplak (2019). Sejak tahun 1990 sampai kini, bekerja sebagai wartawan Bali Post di Denpasar, Bali.

Penghargaan

Dra. Ida Ayu Oka Rusmini banyak memperoleh penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain :

1. Penghargaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2003 dan 2012)

2. Anugerah Sastra Tantular, Balai Bahasa Denpasar Provinsi Bali (2012).

3. Penghargaan Penulis Asia Tenggara, dari Pemerintah Thailand (2012), dan Kusala Sastra Khatulistiwa (2013/2014).

4. Terpilih sebagai Ikon Berprestasi Indonesia Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila kategori Seni dan Budaya (2017)

5. Menerima CSR Indonesia Awards kategori Karsa Budaya Prima (2019)

6. Diundang dalam berbagai forum sastra nasional dan internasional, antara lain Festival Sastra Winternachten di Den Haag dan Amsterdam, Belanda dan menjadi penulis tamu di Universitas Hamburg, Jerman (2003) dan Universitas Napoli, Italia (2015), Singapore Writers Festival di Singapura (2011), OZ Asia Festival di Adelaide, Australia (2013) , Fankfurt Book Fair di Frankfurt Jerman (2015), dan Asian Literature Creative Workshop di Seoul Art Space Yeonhui, Korea Selatan, 2017.

Karya

  • Monolog Pohon (puisi, 1997)
  • Tarian Bumi (novel, 2000)
  • Sagra (cerpen, 2001)
  • Kenanga (novel, 2003)
  • Patiwangi (puisi, 2003)
  • Warna Kita (puisi, 2007)
  • Pandora (puisi, 2008)
  • Tempurung (novel, 2010)
  • "Akar Pule" (kumcer,2012)
  • "Saiban" (puisi,2014)
  • "Men Coblong" (2019)
  • "Koplak" (2019)

Novelnya Tarian Bumi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berjudul Earth Dance, dan bahasa Jerman dengan judul Erdentanz.

Referensi

  1. ^ Sunarti, Sastri (2018-04-17). "OKA RUSMINI MENGKRITIK TRADISI BALI DALAM NOVEL: TARIAN BUMI, KENANGA, DAN TEMPURUNG". Kandai (dalam bahasa Inggris). 12 (1): 85–101. doi:10.26499/jk.v12i1.74. ISSN 2527-5968. 
  2. ^ Dewi, Intan Sri. "GERAKAN PERLAWANAN IDEOLOGI PATRIARKI DI BALI DALAM KARYA SASTRA OKA RUSMINI TAHUN 2000-2012" (PDF). Media Neliti. Diakses tanggal 20 maret 2021.  line feed character di |title= pada posisi 41 (bantuan);
  3. ^ "(PDF) Seksualitas Perempuan Bali dalam Hegemoni Kasta: Kajian Kritik Sastra Feminis pada Dua Novel Karangan Oka Rusmini". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-20. 
  4. ^ Ariastini, Ni Luh; Drs. Gde Artawan, M. Pd; Ida Ayu Made Darmayanti, S. Pd (2014-08-06). "KAJIAN FEMINISME TERHADAP NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI DAN KESESUAIANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA". Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha (dalam bahasa Inggris). 2 (1). doi:10.23887/jjpbs.v2i1.3871. ISSN 2614-2007.