Cenderawasih botak

Revisi sejak 29 November 2023 08.55 oleh Aleirezkiette (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Cendrawasih botak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. respublica
Nama binomial
Cicinnurus respublica
Bonaparte, 1850

Cendrawasih botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm, dari marga Cicinnurus. Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam. Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda.

Endemik Indonesia, Cendrawasih botak hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Pakan burung Cendrawasih Botak terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga kecil.

Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi. Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang di beli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin, yang akan menamakan burung ini untuk menghormati Edward Wilson. Tigabelas tahun kemudian, ahli hewan Jerman yang bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai berisiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Deskripsi

sunting

Cendrawasih botak berukuran agak kecil. Jantan dapat mencapai panjang 16 sentimeter (6,3 inci) (21 cm termasuk persegi panjang tengah) dan berat 53–67 g, sedangkan betina dapat mencapai panjang 16 cm, tetapi berat 52–60 g. [4] Burung cenderawasih jantan berwarna merah dan hitam , dengan mantel kuning di lehernya, mulut hijau muda, kaki biru tua, dan dua bulu ekor ungu melengkung. Kepalanya berwarna biru telanjang, dengan pola silang ganda berwarna hitam di atasnya. Betina adalah burung kecoklatan dengan kepala tanpa bulu di kepalanya yang berwarna biru (maka dari itu disebut "botak")

Jika dilihat langsung, kulit tanpa bulu berwarna biru di ubun-ubun kepala burung begitu cerah hingga terlihat jelas di malam hari; punggung merah tua dan dada hijau beludru subur, ekor melengkung berkilau perak cerah.

Pranala luar

sunting