Kancet Papatai

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 5 Desember 2023 06.52 oleh Ezagren (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Tari Kancet Papatai adalah kesenian tradisional dalam bentuk tari-tarian perang yang bercerita tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah yang sedang berperang melawan musuh.[1] Tarian ini juga menggambarkan tentang keberanian para pria atau ajai suku Dayak Kenyah dalam berperang, mulai perang sampai dengan upacara pemberian gelar bagi pria atau ajai yang sudah berhasil mengenyahkan musuhnya.[2]

Kancet Papatai
Nama asliKancet Papatai
AsalIndonesia Kalimantan Timur

Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan para penari.[3] Kancet Papatai diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik sape.[3]

Tari iringan

sunting

Dalam setiap penampilan tari kancet papatai yang ditarikan oleh pria atau ajai, para wanita biasanya akan mengikuti tarian kancet papatai melalui 2 jenis tarian kancet yang berbeda, antara lain:

  • Tari Kancet Ledo, yaitu tari yang menggambarkan kelemah-lembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.[4] Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisional suku Dayak Kenyah dan pada kedua belah tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang.[4] Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.[4]
  • Tari Kancet Lasan, menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan.[5] Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai.[5] Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.[5]

Perlengkapan

sunting
  1. Kelembit merupakan perisai yang terbuat dari kayu yang ringan dan kuat serta dihiasi dengan ukiran pada bagian luarnya.[6] Kelembit pada awalnya difungsikan sebagai alat penangkis untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.[6] Kelembit biasanya terbuat dari kayu yang ringan tetapi tidak mudah pecah. Bagian depan perisai dihiasi dengan ukiran.[6] Perisai atau Kelembit termasuk benda seni rupa dari Suku Dayak di Kalimantan.[6]
  2. Mandau merupakan salah satu senjata suku Dayak yang merupakan pusaka turun temurun dan dianggap sebagai barang keramat atau memiliki kesaktian.[7] Selain itu mandau juga merupakan alat untuk memotong dan menebas tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya, karena nyaris sebagian besar kehidupan seharian orang Dayak berada di hutan, maka mandau selalu berada dan diikatkan pada pinggang mereka.[7]
  3. Baju perang dayak merupakan baju perang yang terbuat dari kulit kayu, kulit binatang, dan dihiasi logam.[8] Seringkali pakaian berperang itu dilengkapi dengan tulisan-tulisan (rajah) dengan tujuan menangkal si pemakai ketika berperang atau berkelahi, sehingga ia selamat.[8]

Referensi

sunting
  1. ^ tari kancet papatai Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine. diakses 16 Maret 2015
  2. ^ budaya dayak Diarsipkan 2015-03-16 di Archive.is diakses 16 Maret 2015
  3. ^ a b tari perang kalimantan timur Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine. diakses 16 Maret 2015
  4. ^ a b c seni tari dayak diakses 16 Maret 2015
  5. ^ a b c tari kancet lasan Diarsipkan 2015-03-19 di Wayback Machine. diakses 16 Maret 2015
  6. ^ a b c d kelembit perisai suku dayak diakses 16 Maret 2015
  7. ^ a b misteri mandau senjata sakti suku dayak diakses 16 Maret 2015
  8. ^ a b pakaian perang dayak diakses 16 Maret 2015