Ensiklomedia (ejaan tidak baku) merupakan permainan kata dari ensiklopedia dan hypermedia[1] adalah layanan penyediaan sumber belajar berbasis video dilengkapi dengan beberapa pranala untuk mendukung penjelasan terhadap obyeknya. Layanan ini dibuat sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Logo ensiklomedia Pustekkom

Konten ensiklomedia berisi banyak video berdurasi 1-3 menit yang memiliki masing masing memiliki keterkaitan baik secara vertikal (topik turunan) maupun horisontal (topik melebar). Ensiklomedia memiliki menu yang berisi konten pelengkap berupa animasi/Simulasi komputer, text (artikel) dan suara (podcast). Konten video dalam ensiklomedia hanya menjelaskan tentang satu pengertian saja (satu Frasa). Apabila ada yang dapat dikupas lagi dalam pengertian itu maka pengguna lain dapat menambahkan konten lagi sebagai topik turunan. Selanjutnya topik turunan itu masih dapat diturunkan lagi dan seterusnya sehingga topiknya menjadi semakin dalam dan luas.

Sejarah:

Ensiklomedia dikembangkan oleh tim Pengembang Teknologi Pembelajaran berbasis Radio Televisi dan Film di Pustekkom[2] kemendikbud yang melibatkan 3 orang Pejabat Fungsional PTP[3] Madya dan 3 orang Pejabat Fungsional PTP[3] Muda serta beberapa staf di sub bidang Penyiaran dan Pengendalian di Bidang PTP berbasis Radio Televisi dan Film saat itu yaitu:

- 2013: Drs Heroe Noegroho, M.I.Kom sempat memiliki gagasan tentang Video on Demand[4] untuk Televisi Edukasi[5] agar dibuat seperti YouTube dengan nama Edusains.[6]

- 2014: Drs. Karnadi, MRDM. Menggagas konten sumber belajar yang mudah dibuat, dapat mengambil sumber dari media online (Youtube,[6] dll) dan memiliki persediaan topik yang sangat banyak.

- 2015: Dr. Purwanto, M.Pd yang memberikan gambaran mengenai pembelajaran saintifik[7] berupa sapi yang dibedah manjadi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan dari sisi ekonomi, misalnya susunya diolah menjadi minuman bergizi, kotorannya diolah menjadi pupuk, dan sebagainya. Pemikiran inilah yang akhirnya timbul gagasan untuk membuat sesuatu yang mirip dengan ensiklopedi tapi memiliki konten yang lebih beragam.

- 2016: Konsep ensiklomedia ini kemudian secara teknis disusun oleh Sigit Wiryawan Triwibowo, S.Sn[8] dibuat flowchart sampai dengan mock-up aplikasi. Beberapa instrumen untuk analisis dan ujicoba disusun oleh Dr. Ika Kurniawati, M.Pd untuk dilakukan beberapa pengujian di lapangan. Dengan melibatkan beberapa siswa PKL maka prototipa aplikasi ensiklomedia berhasil dibuat dalam beberapa versi dan diujicobakan pada kegiatan "Uji Coba Prototipa Ensiklomedia" yang melibatkan beberapa guru dan siswa berhasil mendapatkan kesimpulan bahwa konten video-lah yang paling digemari oleh pemirsa. Hasil ini oleh Sigit Wiryawan Triwibowo, S.Sn diserahkan kepada Drs Hendro Gunarto, M.I.Kom untuk ditindaklanjuti menjadi aplikasi yang jadi.

- 2017: Aplikasi berhasil dibuat dan dipublis oleh Drs. Hendro Gunarto, M.I.Kom menggunakan domain dan server kemdikbud dengan alamat http://ensiklomedia.kemdikbud.go.id. Cetak biru Ensiklomedia ini disusun dalam kegiatan penyusunan Juknis, Jukfat dan Blueprint ensiklomedia dengan melibatkan semua staf di SubBid Penyiaran dan Pengendalian PTP berbasis Radio Televisi dan Film Pustekkom[2]Kemendikbud pada bulan Mei 2017. Pada Tanggal 15 November 2017 Ensiklomedia secara resmi diluncurkan sebagai program Kemendikbud oleh Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Radio Televisi dan Film Pustekkom Kemendikbud Drs.Gatot Pramono, M.Ped dalam Seminar TIK di Grha Tama Kemendikbud Senayan, Jakarta.

Pada perjalanannya ensiklomedia mendapatkan serangan hebat dari hacker sehingga harus memperbaharui aplikasinya dari menggunakan framework YII 1.0 diganti menjadi YII 2.0.

-2018 Ensiklomedia karena proses update menggunakan aplikasi YII kurang memuaskan maka ensiklomedia dibangun ulang menggunakan framework Laravel dengan domain https://ensiklomedia.tve.kemdikbud.go.id.

-2019 di awal tahun Ensiklomedia kembali mendapatkan tekanan dari Google berkaitan dengan konten yang tidak original sehingga mengakibatkan aplikasi TV Edukasi yang didalamnya terdapat fitur Ensiklomedia harus diturunkan dari Google Play. Semenjak itu Ensiklomedia terpaksa harus dinonaktifkan oleh Pustekkom Kemendikbud untuk dievaluasi dan diintegrasikan dengan fitur TV Edukasi yang layanan lainnya, dan menghasilkan layanan baru yang disebut dengan TVE-net atau TV Edukasi Berjaringan dimana setiap sekolah dapat mengunggah konten video, membuka kanal dan melakukan siaran streaming sendiri.

-2020 TVE-net ditolak dan tidak didukung secara pembiayaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan berubah nama menjadi TV Sekolah. Ada beberapa fitur yang disediakan dalam TV Sekolah yaitu Perpustakaan Diigital, Panggung Sekolah, Kelas Virtual dan Ekstrakurikuler.

-2022 setelah peristiwa pandemi covid-19 melanda dunia maka modul-modul kelas Virtual di tvsekolah.id diambil menjadi silabus besar pembelajaran daring dengan nama Sekolah Virtual Indonesia (sekolahvirtual.id).

Referensi

  1. ^ "Hypermedia". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2017-06-08. 
  2. ^ a b "Pustekkom". pustekkom.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-30. Diakses tanggal 2017-08-31. 
  3. ^ a b azep291@gmail, Kangmas Suprayogi,. "Forum PTP | Pengembang Teknologi Pembelajaran". jabfungptp.kemdikbud.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-31. 
  4. ^ "Video On Demand". video.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-31. Diakses tanggal 2017-08-31. 
  5. ^ "TV Edukasi – Televisi Pendidikan Indonesia". tve.kemdikbud.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-31. 
  6. ^ a b "YouTube". Diakses tanggal 2017-08-31. 
  7. ^ "Pengertian/Definisi Pendekatan Saintifik, Prinsip Pembelajaran dan Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013". www.salamedukasi.com. Diakses tanggal 2017-08-31. 
  8. ^ "Raden Sigit Wiryawan Triwibowo - Keturunan (Inventaris) - Rodovid ID". id.rodovid.org. Diakses tanggal 2017-08-31.