Abdul Qadir Hasan
K.H. Abdul Qadir Hasan adalah seorang ulama besar dari Kalimantan Selatan. Beliau dilahirkan di desa Tunggul Irang sekitar tahun 1891, ayah beliau adalah Hasan Ahmad. KH. Abdul Qadir Hasan terkenal dengan panggilan “Guru Tuha” beliau belajar agama di Pesantren Tebu Ireng Jombang pimpinan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dan pondok pesantren Salafiyah Bangkalan Madura pimpinan Kyai Kholil.[1]
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 1891 |
Kematian | 17 Juni 1978 (86/87 tahun) |
Tempat pemakaman | Makam K.H. Abdul Qadir Hasan Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! |
Data pribadi | |
Agama | Islam |
Kegiatan | |
Pekerjaan | ulama |
Bekerja di | Pondok Pesantren Darussalam Martapura, kepala sekolah (1940–1959) |
Beliau wafat pada Sabtu 11 Rajab 1398 H bertepatan dengan 17 Juni 1978 M. Jenazah beliau dimakamkan di kediaman di Desa Pasayangan, Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.[2]
Beliau juga belajar agama di Madrasah Salatiah, Mekkah, Arab Saudi. Di kampung halamannya beliau belajar agama dengan Tuan Guru Abdurrahman (Guru Adu) dan Tuan Guru Kasyful Anwar, Mu’assis Pesantren Darussalam Martapura. Disamping pernah belajar agama di beberapa tempat, KH. Abdul Qadir Hasan juga mempunyai pengalaman di bidang pendidikan dan politik. Di bidang pendidikan beliau pernah menjadi tangan kanan KH. Kasyful Anwar dalam mengelola Pondok Pesantren Darussalam Martapura (1922-1940) dan menjadi pimpinan umum periode ke-4 pondok pesantren tersebut menggantikan KH. Kasyful Anwar yakni tahun 1940-1959.[1]
Riwayat Pekerjaan
Beliau merupakan pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura periode keempat tahun 1940-1959. Beliau terkenal sebagai sesepuh di pondok pesantren tersebut, karena itu juga sering disebut sebagai "Guru Tuha". Beliau menjadi tangan kanan K.H. Muhammad Kasyful Anwar saat menjabat sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darussalam tahun 1922-1940 dan kemudian menggatnikan sebagai pimpinan setelah K.H. Muhammad Kasyful Anwar wafat. [3]
Karir Politik
Di bidang politik beliau ikut mendukung gerakan gerilya Kalimantan pimpinan Hasan Basri. Meskipun beliau tidak secara langsung bergerilya secara fisik, sebagai sesepuh beliau menggerakkan dan menganjurkan kepada masyarakat Banjar khususnya para santri Darussalam agar ikut ambil bagian dalam bergerilya melawan orang-orang kafir (penjajah Belanda). Pada tahun 1950-an beliau bersama Tuan Guru Zainal Ilmi turut aktif dalam pemulihan keamanan di desa Dalam Pagar Martapura. Beliau pernah juga menjabat anggota DPRD Tingkat I Kalimantan Selatan dari unsur NU (1960-1970). Di NU sendiri beliau pernah duduk sebagai a’wan Syuriah NU Kalimantan (1952), anggota Syuriah PWNU Kalimantan Selatan dimasa kepemimpinan Ridwan Sjahrani tahun 1953, dan anggota syuriah Pengurus Besar NU. Beliau adalah orang yang pertama kali mendirikan NU di Kalimantan, yakni Jam’iyyah Nahdhatul Ulama di Martapura pada tahun 1928.[1]
Referensi
- ^ a b c "Ulama Banjar (12): KH. Abdul Qadir Hasan". Alif.ID. 2020-11-25. Diakses tanggal 2023-11-21.
- ^ Triaji, Nazulmi (17 Maret 2019). "Tuan Guru H Abdul Qadir Hasan Al Banjari, Jasanya Besar Bagi Warga Banjar". Apahabar Banjarmasin. Diakses tanggal 21 November 2023.
- ^ Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Kandangan: SAHABAT Mitra Pengetahuan. 2013. hlm. 1–5. ISBN 9786021988374.