Prasasti Candi Cebongan

Revisi sejak 11 Desember 2023 10.16 oleh Ghersyd (bicara | kontrib) (menambahkan pranala dalam)

Prasasti Candi Cebongan berasal dari wilayah Yogyakarta yakni desa Cebongan, Kecamatan Mlati yang ditemukan sekitar tahun 1914 hingga tahun 1920-an. Prasasti Candi Cebongan kini berada di koleksi Kern Institute, Leiden dengan nomor inventaris B-79-I. Prasasti Candi Cebongan merupakan satu-satunya prasasti logam dari masa Jawa Kuna sekitar abad 9 M yang di dalamnya digambarkan seorang figur manusia. Figur tersebut adalah seorang wanita menggendong bayi.

Prasasti Candi Cebongan berisi mantra, khususnya mantra fertilitas pengharapan akan anak dengan fertility image Bhagawatimah Cidyā Dewi yang digambarkan menggendong bayi. Bhagawatimah Cidyā Dewi adalah seorang mahkluk semi-dewa ‘lokal’ yang menjadi objek pemujaan bagi kesuburan.

Alihaksara

1. // tad yathā om wimula gargā wimula wimale jaya gargā wajra jwalaga

2. bhreg gati gahane gagana wiśodhane sarbwap pawiśoyane om gu

3. nawati gaganawicāriņi giri giri gama ri gama gama ri gaha gaha

4. bhreg ri gabbh ri gabha ri gabha ri gabha ri gam ga ri gam ga ri, gati gati, ga

5. ni gama re gubha dhubha (gga)bha ni gubha ni wale wimale mu

6. cě le jaye wijayo sarba bhaya wigate

7. gam ga samgaraņi siri siri miri mi

8. ri piri piri ghiri ghiri samga

9. ntā kamāņi sawisatra prama(…)(…)

10.rakşa rakşa masa pariwara satwisatwa

11.śca, wiri wiri wiri dhādha raņi wena

12.śini muri ma(…) mili mili, ka

13.male wimale jaye wi

14.jaye jayo(…) tejayā

15.wati bhaga gati ratumaku

16.ţa malradhari wahawidha cicitra wema(la)

17.rini, bhagawatimah cidyā dewi rakşa

18.rakşa masa pariwara satwaśca samantāt parbat

19.pawino (ya)ni hu ru hu ru, rakşa rakşa māsa

20.pariwara sarwca satwaśca anāthā natrā ņasa pa

21.bhayaņa niśaraņān parimocaya saba

22.duh legya ca om caņdi caņdi ni wegawatī sarda

23.duşpani wāraņi wijaya hahinī tu ru hu ru ma

24.ru mu cu ru cu ru ayumpalanī sara wara mathanī

25.saba dewaśaņa swajite wi ri dhi ri samanta wada

26.l kite prare praña supraga wiśuddhe sa

27.rba ppawisodhani dhara dhara dharani

28.dhare dhare şunu munu sumu sumu

29.pu mu wu mu ru ru ru ru cale

30.talaya duşpansā heśaśrī wapu

31.jaya kamale kşiņi kşiņi wara

32.(…) i je om wadwa wasuddhe gara gara giri giri kuru kuru ma i lawiśuddhe

33.(pa)(wi)tra mu(wai) lidga ni wedga nila rawe rajwali taśila resbamanta pranā

34.ri ta weñasita suddhe jwala jwala sarba (..)wa gana samā kapaņi sitya(wa)

35.te ta(ra) tara tā yasa (ba) satwantā (śa)wirle kite lapālśa tuhu tuhu

36.turu turuh ghirī ghirī haņi haņih kşaņi kşaņi sarba prahara kşiņi

Alihbahasa

1. Inilah salam penghormatan (bagi) kemenangan Garga (yang telah) mencabut/menghilangkan (hingga) bersih tanpa noda (bagai) cahaya guntur

2. penghuni yang menguasai kegelapan yang terdalam, langit, aliran air (ombak), guntur. Salam penghormatan (bagi)

3. pemilik kesempurnaan yang datang dari langit, gunung-gunung serta dari kedalaman

4. kemaluan wanita, kemaluan wanita ri gam ga ri gam ga ri, berjalan, berjalan

5. bergerak gubha dubha ke dalam kemaluan wanita, gubha datang dari dalam (dengan) tanpa noda

6. terbebas dari rasa, malu, (dipenuhi) kemenangan (serta) dibebaskan dari segala penderitaan (ketakutan)

7. gam ga bertarung ke dalam, siri, bercampur dengan

8. pi ri pi ri ghiri ghiri bersama-sama

9. saling birahi, bersama-sama (menjadi) pemberi kehidupan

10. lindungi lindungi ketika Pariwara Satwisatwasca

11. wi ri wi ri wi ri meletakkan kebahagiaan yang dirindukan (diharapkan)

12. Śini Muri menyatukan

13. teratai (air) bersih yang mempunyai kemenangan

14. kemenangan, jayo…, kekuatan

15. milik bhaga gati ratu yang bermahkota

16. malradhari memakai perhiasan bercahaya dan bersih

17. berasal dari Bhagawatimah Cidyā Dewi yang memelihara

18. memelihara ketika Pariwara Satwasca semuanya

19. menyucikan yani hu ru hu ru lindung lindungi ketika

20. (sedang) tidak terlindungi, dalam bahaya dan kehancuran

21. (dari) ketakutan. Jagalah, bebaskan jasad

22. oh! Teruskan, lanjutkan dengan bersama-sama dengan sepenuh tenaga hingga om menjadi sesuatu berbentuk candi candi

23. keburukan orang kikir (dengan) harta kekayaan, kemenangan bagi yang telah memimpin dan menghancurkannya tu ru hu ru

24. paduan (antara) daging dan air (sebagai) pemberian yang menyenangkan

25. pemberian dari Saba Dewāśana berupa kebijaksanaan yang merata 26. berbicara, prare, bernafas, mempunyai banyak anak

27. semua mensucikan Dhara, Dhara, Dharani

28. Dhare, Dhare, anak laki-laki munu sumu sumu

29. pu mu wu mu ru ru ru ru

30. berasal dari luka tercela pada tubuh yang indah…(terjemahan masih sangat belum memuaskan)…

31. kemenangan, rusaknya pemberian/anugerah air (hujan?)

32. … i je om para penduduk bumi, istri istri

33. sesuatu untuk mensucikan …(kata-kata sukar diurai secara etimologis)… untuk bisa terbiasa memberikan sejumlah hasil panen setiap (musim)

34. …(kata-kata sukar diurai secara etimologis)…penyucian dengan api api

35. …(kata-kata bercampur dengan bahasa Jawa Kuna)…semua mahkluk hidup bisa menyeberangi penderitaan, melawan lapar dan lelah dengan sebenar-benarnya

36. rusak rusak takut takut bunuh bunuh hancur hancur berbagai macam bencana hancur

Referensi

1. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, 2007, Pusaka Aksara Yogyakarta, Alih Aksara dan Alih Bahasa Prasasti Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Yogyakarta : BP3 Yogyakarta

2. Djafar, Hasan, 2000, ‘Tradisi Tulis : Bibliografi Deskriptif Beberapa Sumber Rujukan Untuk Studi Epigrafi’ dalam Kajian Ilmiah Temuan Satu Abad(1900-1999), Jakarta : Museum Nasional

3. Dwiyanto, Djoko, 1993, ‘ Metode Penelitian Epigrafi Dalam Arkeologi’, dalam Artefak No. 13 Agustus, HIMA, Yogyakarta : Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada

4. Eggebrecht, Arne und Eva, 1995, Versun Kene Konigreische Indonesians,

5. Meinz : Verlag Phillip von Zebern Frederic, Louis, 1995, Buddhism : Flammarion Iconographic Guides, Paris: Flammarion