Perkebunan Nusantara XIV

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 17 Desember 2023 02.48 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (Sejarah: Perbaikan tata bahasa)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

PT Perkebunan Nusantara XIV atau biasa disingkat menjadi PTPN XIV, dulu adalah anak usaha dari PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan dan peternakan. Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN I.[2]

PT Perkebunan Nusantara XIV
Perseroan terbatas
IndustriPerkebunan dan peternakan
NasibDigabung ke PTPN I
Didirikan11 Maret 1996; 28 tahun lalu (1996-03-11)
Ditutup2023
Kantor pusat,
Indonesia
Tokoh kunci
Suhendri[1]
(Direktur Utama)
Ambo Ala[1]
(Komisaris Utama)
Produk
IndukPT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)
Situs webptpnxiv.com

Sejarah

sunting

PTPN XIV didirikan pada tahun 1996 melalui penggabungan beberapa BUMN yang bergerak di bidang pertanian/perkebunan di Kawasan Timur Indonesia, yakni:[3]

  • PT Perkebunan XXVIII (Persero)
  • PT Perkebunan XXXII (Persero)
  • PT Bina Mulya Ternak (Persero)
  • Eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[4] Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk menyatukan pengelolaan pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya yang berupa pabrik gula ke PT Sinergi Gula Nusantara.[5] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.

Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN I, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang pendukung bisnis perkebunan.[2]

Unit usaha

sunting

PTPN XIV dulu memiliki empat Unit Usaha Kelapa Sawit, yakni Kebun & PKS Luwu, Kebun Keera-Maroangin, Kebun Malili, dan Kebun Asera dengan produk berupa minyak sawit dan kernel. Hingga tahun 2020, luas Tanaman Menghasilkan (TM) mencapai 5.270 ha, terdiri dari tanaman dewasa seluas 3.027 ha (57%), tanaman remaja seluas 541 ha (10%), tanaman muda seluas 1.703 ha (32%). Sementara luas tanaman belum menghasilkan (TBM) mencapai 5.162 ha, sedangkan luas tanaman ulang mencapai 424 ha.[6]

PTPN XIV dulu memasok tebunya ke tiga pabrik gula, yakni PG Bone, PG Camming dan PG Takalar yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara. Luas lahan perusahaan ini yang ditanami tebu mencapai 12.625 hektar.

PTPN XIV dulu juga memiliki dua Unit Kebun Karet, yakni Unit Kebun Awaya/Telpaputih di Pulau Seram dan Unit Kebun Beteleme di Kabupaten Morowali, dengan produk berupa karet kering (SIR-20 dan Brown Crepe). Hingga tahun 2020, luas Tanaman Menghasilkan (TM) mencapai 2.512 ha, dengan komposisi tanaman renta seluas 1.476 ha (59%), tanaman muda seluas 740 ha (29%), dan 12% lainnya adalah tanaman tua, dewasa dan remaja.

Selain itu, PTPN XIV dulu memiliki 2 Kebun Kelapa, yakni di Kebun Awaya/Telpaputih dan di Kebun Minahasa- Halmahera, dengan produk berupa kopra dan kelapa kupas. Luas Tanaman Menghasilkan mencapai 3.800 ha.

PTPN XIV dulu juga memiliki lahan seluas +/- 7.900 ha yang dijadikan Ranch Sapi, yakni Ranch Kabaru di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dengan produk berupa sapi. Hingga tahun 2020, jumlah sapi mencapai 1.724 ekor.

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XIV. Diakses tanggal 17 Oktober 2021. 
  2. ^ a b Fadilah, Ilyas (1 Desember 2023). "Resmi! Holding PTPN Merger 13 Perusahaan Jadi PalmCo dan SupportingCo". detikcom. Diakses tanggal 13 Desember 2023. 
  3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Oktober 2021. 
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Oktober 2021. 
  5. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022. 
  6. ^ "Komoditi". Perkebunan Nusantara XIV. Diakses tanggal 17 Oktober 2021. 

Pranala luar

sunting