Radio Pelita Kasih

stasiun radio beragama Kristen di Jakarta
Revisi sejak 30 Desember 2023 00.46 oleh Jessy rizkita (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.)

Radio Pelita Kasih atau RPK adalah stasiun radio kristen yang dirintis oleh Pdt. Lukito Handojo pada tahun 1967 dan berlokasi di Komplek Sinar Kasih (dahulu Komplek Suara Pembaruan), Jl. Dewi Sartika 136 D, Cawang - Jakarta Timur 13630. Radio ini mengudara pada gelombang FM 96,30 MHz yang dapat diakses oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan perangkat radio, atau melalui akses siaran audio streaming yang dapat di dengarkan oleh seluruh masyarakat belahan dunia. Radio ini memiliki 3 slogan yang diperkenalkan pada ulang tahun Radio Pelita Kasih ke – 37 pada tanggal 2 November 2004; “Pelita Kasih Jakarta…, Ninety Six Point Three… RPKFM…”, “Education and Infotainment Station… RPKFM…” dan “We Satisfy Your Soul First… And Harmonize Your Life… Ninety Six Point Three… RPKFM”

LPS Radio Pelita Kasih (PM2FAX)
PT Radio Pelita Kasih
KotaJakarta
Wilayah siarJabodetabek dan sekitarnya
MerekRPK
SloganWe satisfy your soul first and harmonize your life
Frekuensi96.3 FM
Mulai mengudara2 November 1967
FormatBerita, Informasi, Golden oldies, Classic country dan Nostalgia
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Nama sebelumnyaChurch Broadcasting Service (1967)
Frekuensi sebelumnya1305 AM (1973-1978)
1242 AM (1978-1993)
96.35 FM (1993-2004)
JaringanKBR
AfiliasiIndependen
PemilikGereja Kristen Indonesia
Situs webwww.radiopelitakasih.com

Motto dari Radio Pelita Kasih adalah “Radio yang Peduli Pendidikan dan Kesehatan”.

Sejarah

Pembentukan Radio Pelita Kasih pertama kali dirintis oleh Pdt. Lukito Kristyo Handojo, S.Th (Alm.) pada tahun 1967 dengan nama Church Broadcasting Service atau CBS yang kemudian berubah menjadi Radio Pelita. Waktu itu dia melayani di Gereja Kristen Indonesia Jl. Gunung Sahari IV No. 8 Jakarta Pusat. Dilatarbelakangi oleh kesempatan yang diberikan oleh pemerintahan waktu itu dalam pengelolaan radio swasta, maka saat itu juga beliau dan kawan-kawan merintis pendirian Radio Pelita Kasih. Sehingga pada tanggal 2 November 1967, Radio Pelita memulai siaran pertama kali dari ruang studio yang berukuran 2 x 3 meter yang berlokasi di belakang gedung gereja dan menggunakan pemancar yang sangat sederhana. Siaran radio waktu itu masih menggunakan frekuensi Shortwave Modulation 80 meter.

Akibat kebebasan dalam mendirikan radio amatir swasta saat itu, dalam waktu singkat tumbuh 400 buah stasiun radio swasta amatir, sehingga pemerintah segera melakukan penertiban dengan diterbitkannya Peraturan No. 55 tahun 1970 yang mengharuskan Radio Siaran Non Pemerintah dikelola oleh badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Melalui akta notaris Julian Nimrod Siregar,SH no 29, tertanggal 4 Maret 1971 didirikanlah PT. Pelita Kasih dengan ditandatangani oleh Pdt. Lukito Handojo (sebagai Direktur) dan salah satu majelis GKI Gunung Sahari, Dharmawan Tirtasaputra (sebagai Komisaris).

Pada tahun 1973, Radio Pelita mengalami perubahan dari Shortwave ke Audio Modulation (AM) dengan gelombang AM 1305 KHz.[1] Perpindahan gelombang ini terjadi dikarenakan adanya sumbangan alat berupa pemancar radio dari Far East Broadcasting Company (FEBC) Australia. Pada tahun 1980, Radio Pelita pindah ke Jl. Gunung Sahari IV no.10, yang terletak di samping gereja.

Pada tahun 1984, Pdt. Lukito (sebagai perintis Radio Pelita) membuat sebuah kesepakatan kerjasama dengan H. G Rorimpandey dan Soedarjo, sebagai Presiden Direktur dan Komisaris PT. Sinar Kasih. Kedua belah pihak antara Radio Pelita dan PT. Sinar Kasih sepakat untuk bekerja sama dengan kepemilikan saham sebesar 50: 50, yaitu 50% saham milik PT. Pelita Kasih dan 50% saham sisanya milik PT. Sinar Kasih. Melalui kesepakatan inilah akhirnya nama Radio Pelita berubah menjadi Radio Pelita Kasih atau RPK.

Sejak kesepakatan kerja tersebut, Radio Pelita Kasih pun mengalami pemindahan kantor dan studio ke tempat yang baru yang berlokasi di Komplek Sinar Kasih - Jl. Dewi Sartika No. 136D, Cawang, Jakarta Timur. Selain pemindahan lokasi siaran radio, Radio Pelita Kasih mulai melakukan peremajaan sebagian peralatan radio, yaitu dengan didirikannya antena setinggi 50 meter, memiliki 2 ruangan studio (studio pertama digunakan untuk siaran langsung dan studio kedua digunakan untuk merekam paket siaran), perbaikan fisik gedung serta program-program siaran radio mulai diperbaharui.

Namun pada tanggal 12 Februari 1989 pukul 00.45 (waktu Jepang), perintis Radio Pelita Kasih, Pdt. Lukito Handojo, S.Th, meninggal dunia di Matsudo National Hospital, Tokyo dikarenakan penyakit liver yang dia alami. Hal ini tidak membuat crew Radio Pelita Kasih menjadi patah semangat dalam melakukan siaran radio bagi para pendengarnya.

Hingga tahun 1993, pimpinan Radio Pelita Kasih memutuskan untuk memindahkan jalur frekuensi dari gelombang radio AM ke FM. Pemindahan dilakukan dari AM 1242 KHz ke FM 96,35 MHz. Tentu pemindahan siaran radio dari gelombang AM ke gelombang FM tidak memakan biaya operasional yang sangat sedikit. Sehingga semua sektor yang ada di dalam radio harus terus bekerja keras. Krisis moneter 1997 yang melanda Indonesia, juga berpengaruh terhadap pengembangan operasional radio ini. Surat akuntan radio publik tanggal 10 Maret 1998 menjadi titik paling klimaks yang menerangkan bahwa RPK mengalami kerugian yang besar dan disarankan untuk ditutup.

Namun pada akhirnya Radio Pelita Kasih terus berusaha mencoba bertahan dan bangkit dari goncangan krisis moneter secara perlahan namun pasti dari keterpurukan pada saat itu. Hingga pada tanggal 11-12 Mei 2002, Radio Pelita Kasih melakukan peninggian pemancar radio menjadi 120 meter dengan kekuatan 10 kw. Sehingga kualitas jaringan siaran radio menjadi lebih baik lagi. Pada tanggal 1 Agustus, Jalur RPK berubah dari FM 96,35 MHz menjadi 96,30 MHz sesuai SK Menteri Perhubungan No. KM 27 tahun 2004. Selain melalui perangkat radio, para pendengar juga dapat mengakses siaran Radio Pelita Kasih melalui akses streaming di www.radiopelitakasih.com yang mulai diperkenalkan sejak 2000-an dan dapat didengarkan oleh mancanegara. Hingga memasuki usianya yang ke 40 tahun pada tahun 2007 lalu, Radio Pelita Kasih terus berbenah, merevitalisasi diri, dan mampu mengadakan serta memberikan siaran radio yang bermanfaat dan berkualitas bagi para pendengarnya.

Waktu Siaran Radio Pelita Kasih

Radio Pelita Kasih (RPK) mengadakan siaran setiap hari, mulai hari Senin sampai Minggu, dengan waktu siaran 24 jam. Pada siaran Radio Pelita Kasih, lebih menekankan fokus terhadap isu mengenai pendidikan dan kesehatan. Bagi Radio Pelita Kasih, pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal penting yang mendasar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Radio Pelita Kasih terus berupaya memberikan informasi kepada masyarakat, agar lebih mengetahui lebih dalam lagi perihal pendidikan dan kesehatan tersebut. Walaupun lebih terfokus terhadap isu pendidikan dan kesehatan, Radio Pelita Kasih juga menyiarkan informasi mengenai sosial, ekonomi, politik, budaya, rohani dan juga entertainment.

Khalayak Sasaran

Dari data yang dimiliki Radio Pelita Kasih tahun 2007, dapat diambil sejumlah kesimpulan dalam bentuk angka yang menunjukkan presentasi pendengar Radio Pelita Kasih dalam berbagai kategori, sebagai berikut:

  • Kelompok usia (dalam tahun) berdasarkan Estimasi Manajemen: 0 – 15 (1 %); 15 – 20 (18,83 %); 20 – 29 (41 %); 30 – 39 (14,64 %); 40 ke atas (24,53%)
  • Jenis kelamin berdasarkan Estimasi Manajemen: Pria (31,22 %) dan Wanita (68,78 %)
  • Srata pendidikan berdasarkan Estimasi Manajemen: SLTA (25 %); Akademik (45 %); dan Perguruan Tinggi (30 %)
  • Status pekerjaan berdasarkan Estimasi Manajemen: Perguruan Tinggi (5 %); Pegawai Swasta (60 %); Wiraswasta (15 %); Ibu Rumah Tangga (10 %); dan Pelajar / Mahasiswa (10 %)

Program Kerjasama Radio

Dalam mengembangkan dan menciptakan siaran radio yang berkualitas dan bermanfaat, Radio Pelita Kasih juga menjalin kerjasama dengan radio dalam negeri maupun asing, di antaranya:

  1. Deutsche Welle – sejak tahun 1992, dengan penyiaran musik, sains dan teknologi, dunia kebudayaan dsb.
  2. KBR – sejak Desember 1999, dengan Program Kabar Baru Senin-Jumat 12.00 dan 14.00 WIB (5 menit) dan KBR Sore Senin-Jumat 16.00 WIB (30 menit)
  3. Radio Netherland Wereldomroep – sejak 11 Mei 2000, dengan budaya, sastra, suara perempuan dsb.
  4. Voice of America – sejak tahun 2001, dengan siaran berita dunia yang disampaikan dalam bahasa Inggris dan info harga saham dalam bahasa Indonesia)
  5. Radio Singapore International – sejak 7 Maret 2003, dengan siaran berita berbahasa Indonesia)

Slogan

  • Kami Ada Untuk Sukses Anda (1967-1978)
  • The First Channel For Business Information (1978-2002)
  • Education and Infotainment Station (2002-2014)
  • We Satisfy your soul first and Harmonize your life (2014-sekarang)
  • To Inspire Your Life (2014-2020)
  • Makin Sehat Makin Cerdas (2020-sekarang)

Referensi

  • Simarmata, Niken Maria (2007). Faithful Love 40th RPK FM. Jakarta: Muriakarsa Grafiramulia
  • Mirabito, M.A.M., & Morgenstern, B. L (2004). New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact. Fifth Edition, UK: Focal Press
  • Jones, S., Kovac, R., & Groom F. M. (2009). Introduction to Communication Technologies: A Guide for Non-Engineers. Boca Raton, FL: CRC Press

Pranala luar

  1. ^ 5 tahun kemudian, 23 November 1978, bersamaan dengan penataan ulang frekuensi radio sedunia oleh Perserikatan Telekomunikasi Internasional, Radio Pelita mengubah frekuensi ke 1242 KHz