Sinjai Selatan, Sinjai
Sinjai Selatan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kec. Sinjai Selatan merupakan pintu gerbang Kabupaten Sinjai di bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba. Kecamatan ini beribukota di Kelurahan Sangaisseri, yang dikenal juga dengan nama Bikeru dalam bahasa Arab Bikrun yang berarti Muda. Kecamatan Sinjai Selatan dulunya berasal dari Kerajaan Bulo-bulo yang terdiri dari Saukang, Rombo, Mattoanging, Bontopale, Kaloling, Maroanging, Biringere, Pattalassang, Sanjai, Bua, Pattongko, Mannanti, Biroro, Bikeru, Talle, Bulu, Takkuro, Saoanging, Ammessing, Serre, Nangka, Baringeng dan Kalaka. Kerajaan Bulo-Bulo kalah perang terhadap pemerintah Kolonial Belanda sekitar Tahun 1861, kemudian diubah menjadi kerajaan Bulo-Bulo Timur dan kerajaan Bulo-Bulo Barat yang berpusat di Bikeru sebagaimana tertuang dalam Besluit nomor 18 tanggal 1 Februari 1872 (Staatblad No. 20) pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Prof. Muhammad Nur Said.[butuh rujukan] Sebagaian wilayah Sinjai Selatan bersama Sinjai Timur telah mekar membentuk Kecamatan Tellu Limpoe.
Sinjai Selatan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Sinjai | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Andi Baso Mangunrawa | ||||
Populasi | |||||
• Total | 42,036 per Des 2.021 • 20,693 (laki-laki) • 21,343 (perempuan) jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 73.07.02 | ||||
Kode BPS | 7307030 | ||||
Luas | 131,99 km² | ||||
Kepadatan | 273 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 10 desa 1 kelurahan | ||||
|
Geografi
suntingLuas wilayah Kecamatan Sinjai Selatan adalah 131,99 km².[1] Dari Makassar, ibu kota provinsi, Kec. Sinjai Selatan berjarak 195 km² dengan jarak tempuh kendaraan bermotor ± 4 jam, sementara dari ibu kota kabupaten, kecamatan ini berjarak 27 km² dengan jarak tempuh kendaraan bermotor ± 30 menit.
Batas
suntingUtara | Kecamatan Sinjai Tengah |
Timur | Kecamatan Sinjai Timur |
Selatan | Kecamatan Tellu Limpoe dan Kabupaten Bulukumba |
Barat | Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Sinjai Tengah |
Pembagian administratif
suntingHingga tahun 2021, di Kecamatan Sinjai Selatan terdapat 11 desa atau kelurahan yaitu:[1]
Nomor | Desa/Kelurahan | Luas (km²) | Jarak dari ibu kota
kecamatan (km) |
Jarak dari ibu kota
kabupaten (km) |
Ketinggian dari permukaan
air laut (mdpl) |
---|---|---|---|---|---|
1 | Palangka | 9,20 | 8 | 35 | 454 |
2 | Sangiasseri | 16,72 | 0 | 27 | 171 |
3 | Puncak | 9,02 | 6 | 32 | 198 |
4 | Polewali | 8,63 | 12 | 39 | 243 |
5 | Songing | 9,25 | 7 | 33 | 181 |
6 | Aska | 8,03 | 15 | 16 | 133 |
7 | Palae | 17,00 | 14 | 15 | 111 |
8 | Talle | 18,19 | 6 | 15 | 187 |
9 | Bulu Kamase | 19,23 | 16 | 14 | 119 |
10 | Alenangka | 8,70 | 1 | 26 | 198 |
11 | Gareccing | 8,02 | 4 | 25 | 156 |
Penduduk
suntingPada akhir Tahun 2021, jumlah penduduk di Kecamatan Sinjai Selatan sebanyak 42.036 orang. Jumlah tersebut terbagi menjadi 20.693 laki-laki dan 21.343 perempuan.[2] Pada tahun tersebut, jumlah penduduk di Kecamatan Sinjai Selatan merupakan yang terbesar kedua di Kabupaten Sinjai setelah Kecamatan Sinjai Utara.[3]
Pariwisata
suntingKecamatan Sinjai Selatan memiliki kawasan strategis pariwisata daerah. Kawasan ini meliputi objek wisata alam berbentuk sungai, air terjun, gua. Terdapat pula objek wisata berupa makam, kebun buah-buahan dan kolam renang. Sungai yang ada di Kecamatan Sinjai Selatan adalah Sungai Appareng. Di Kecamatan Sinjai Selatan terdapat dua air terjun yaitu Air Terjun Bi'je E dan Air Terjun Baruttung. Sedangkan gua yang ada di Kecamatan Sinjai Selatan adalah Gua Serre. Makam-makam yang dijadikan objek wisata yaitu Makam La Patosa Arung Nangka, Makam Puatta Massambang'e, dan Makam Massalinri Daeng Mallira serta Kompleks Makam Arung Bulo-Bulo Barat di Bontopedda. Sementara kolam renangnya bernama Kolam Renang Family. Objek wisata lainnya yang berbentuk benda adalah Saoraja Bikeru dan Lesung Batu Babara.[4]
Kebencanaan
suntingTanah longsor
suntingKecamatan Sinjai Selatan memiliki wilayah dengan potensi tanah longsor tingkat sedang, tinggi dan sangat tinggi. Tanah longsor tingkat sedang di Kecamatan Sinjai Selatan berpotensi terjadi pada curah hujan 2.500 mm hingga 3.000 mm. Pada curah hujan 3.000 mm hingga 3.500 mm di Kecamatan Sinjai Selatan berpotensi terjadi tanah longsor tingkat tinggi. Sedangkan potensi tanah longsor dengan tingkat yang sangat tinggi terjadi di Kecamatan Sinjai Selatan pada curah hujan 3.500 mm hingga 4.000 mm.[5]
Pertanian
Buku Kecamatan Sinjai Selatan Dalam Angka 2022 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai, mencatat sawah di Sinjai Selatan pada tahun 2021 seluas 3.056 hektar sawah pada dan perkebunan 5.165,56 hektar, selain 304 hektar hutan rakyat. Data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai menunjukkan 2.981 hektar mendapat pengairan sederhana dan tadah hujan 372 hektar. Pada tahun 2021, luas panen padi 6.212,6 hektar dengan produktivitas 47,34 kuintal per hektar. Luas panen jagung 348,9 ha dengan hasil rata-rata 49,74 ku/ha. Luas panen ubi kayu 12 ha dengan provitas 204,23 ku/ha. Luas panen kacang tanah 7,9 ha dengan hasil rerata 11,7 ku/ha. Adapun hasil perkebunan tahun 2021 disajikan dalam tabel berikut.[1]
Referensi
Catatan kaki
sunting- ^ a b Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai (2021). Kecamatan Sinjai Selatan dalam Angka 2021. Sinjai: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai. hlm. 2.
- ^ DP3AP2KB Kabupaten Sinjai 2017, hlm. 7.
- ^ DP3AP2KB Kabupaten Sinjai 2017, hlm. 8.
- ^ Bupati Sinjai (2019). Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 19 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2018-2033 (PDF). Sinjai: Sekretariat Daerah Kabupaten Sinjai. hlm. 20.
- ^ Muhlis dan Muhtar (2019). "Deteksi Potensi Longsor di Kabupaten Sinjai dengan Teknologi Geospasial". Agrokompleks. 19 (1): 13.
Daftar pustaka
sunting- "Profil Gender dan Anak Tahun 2017" (PDF). Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sinjai. Diakses tanggal 9 Juli 2022.