Usaid bin Hudhair

Revisi sejak 15 Januari 2024 04.50 oleh Alfiyah Rizzy Afdiquni (bicara | kontrib) (#1Lib1RefID)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Usaid bin Hudhair bin Simak bin 'Atik bin Rafi' bin Imriil Qais bin Malik[1] bin Zaid bin Abdil Asyhal bin Jusyam bin al-Harits bin al-Khazraj bin 'Amr bin Malik bin Aus al-Anshari al-Aus[2] (bahasa Arab: أسيد بن حضير بن سماك بن عتيك بن نافع بن امرئ القيس بن مالك بن زيد بن عبد الأشهل بن جشم بن الحارث بن عمرو بن مالك بن أوس), merupakan salah seorang Sahabat Nabi Muhammad dari Suku Aus dari kalangan Anshar. Usaid digelari kaumnya dengan sebutan “Al Kamil” (yang sempurna), karena otaknya yang cemerlang dan nasabnya yang masih murni.[butuh rujukan] Nama panggilan (kunyah) ia adalah Abu Yahya,[butuh rujukan] ia menguasai kemahiran berpedang dan cakap dalam tulis-menulis.[butuh rujukan] Sebagai penunggang kuda yang cekatan, dia juga memiliki ketepatan dalam memanah.[3]

Biografi

sunting

Usaid memeluk Islam dengan perantara dakwah yang dilakukan oleh sahabat Mush'ab bin Umair, tidak lama setelah peristiwa bai'at 'Aqabah yang pertama, ia juga termasuk sahabat Anshar yang mengikuti bai'at 'Aqabah kedua.[4] Dengan masuk islamnya Usaid, menyebabkan sahabatnya yang bernama Sa'ad bin Mu'adz juga masuk Islam.[butuh rujukan] Usaid bin Hudhair dan Sa'ad bin Mu'adz adalah dua tokoh pemimpin suku Aus dari kalangan Anshar, maka dengan Islamnya kedua tokoh ini, menyebabkan seluruh masyarakat Aus turut masuk Islam, dan kota Madinah sesudah itu menjelma sebagai kota tempat hijrahnya Rasulullah sekaligus tempat berdirinya pusat pemerintahan Islam yang besar.[butuh rujukan]

Keutamaan

sunting

Masih diperselisihkan apakah ia ikut serta dalam perang badar, namun setelah itu ia mengikuti perang Uhud, Khandaq, dan seluruh peperangan lainnya bersama Rasulullah. Dalam peristiwa perang Uhud tahun ke-3 Hijiriyah, ia termasuk dalam barisan sahabat yang teguh dan menetap di samping Nabi ketika pasukan kaum muslimin lainnya kocar-kacir dikarenakan serangan kavaleri Khalid bin Walid yang saat itu masih musyrik, dan terluka di tujuh bagian tubuhnya.[5]

Ia merupakan salah satu sahabat yang memiliki suara yang merdu ketika melantunkan ayat Al-Qur'an sehingga dirasakan ketenangan melalui bacaannya, bahkan Rasulullah pernah memujinya dengan bersabda : "Sebaik-baik laki laki (Anshar) adalah Usaid bin Hudhair"[6]

Sahabat Usaid bin Hudhair wafat pada bulan Sya’ban tahun 20 H[7] dan dimakamkan di pekuburan Baqi’. Dia meninggal pada masa Khalifah Umar bin Khaththab memerintah dan meninggalkan hutang sebesar empat ribu dirham.[butuh rujukan]

Referensi

sunting
  1. ^ Banyak ahli nasab yang menghilangkan nama Malik di sini.
  2. ^ "Usaid bin Hudair, Sahabat Rasulullah yang Wafat di Penghujung Sya'ban". NU Online. Diakses tanggal 2024-01-15. 
  3. ^ Ibnu Sa'ad. At-Thabaqat al-Kabiir jilid III. hlm. 603. 
  4. ^ Ma'rifat As-Shahabah Li Abi Nu'aim jilid II. hlm. 252. 
  5. ^ Ibnu Qani' al-Baghdadi. Mu'jam as-Shahabah jilid I. Beirut. hlm. 386. 
  6. ^ Mustadrak al-Hakim jilid III. hlm. 287. 
  7. ^ Mu'jam As-Shahabah jilid I. hlm. 386. 

Pranala luar

sunting