Abdul Syakur Yasin

ulama Indonesia
Revisi sejak 17 Januari 2024 04.12 oleh Lellyhatesanimals (bicara | kontrib) (Lahirmati)

Prof. Dr. K. H. Abdul Syakur Yasin, MA. (02 Februari 1948 – 17 Januari 2024),[3] dikenal sebagai Buya Syakur, adalah seorang ulama Indonesia dan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan.[4][5][6][7][8][9][10]

Prof. Dr. K. H.
Abdul Syakur Yasin
MA.
Lahir2 Februari 1948 (umur 76)
Indramayu, Jawa Barat
Meninggal17 Januari 2024(2024-01-17) (umur 75)[1]
Cirebon, Jawa Barat
Nama lainBuya Syakur
Pekerjaan
  • Ulama
  • Pengajar
Situs webPondok Pesantren Cadangpinggan[2]

Pendidikan

Masa pendidikan Syakur dari kecil hingga dewasa kebanyakan dihabiskan di pondok pesantren. Ia secara intensif belajar di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon. Pengalamannya belajar di pesantren membuat Syakur mahir berbahasa Arab. Kemahirannya inilah yang mendukung Syakur kemudian dalam menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan, pada tahun 1971, Syakur melanjutkan pendidikan di Kairo, Mesir. Ketika menjadi mahasiswa di Kairo, Syakur pernah diangkat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kairo. Syakur menyelesaikan pendidikannya di Kairo dengan skripsi sarjananya yang berjudul "Kritik Sastra Objektif Terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir)".

Pada tahun 1977, Syakur menyelesaikan pendidikan Ilmu Al-Qur’an di Libya. Pada tahun 1979, ia menyelesaikan pendidikan sastra Arab. Pada tahun 1981, ia menyeselesaikan pendidikan magisternya dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Setelah itu, ia sempat diangkat sebagai staf ahli di Kedutaan Besar Tunisia.

Pada tingkat doktoral, Syakur mengambil kuliah di London dengan konsentrasi dialog teater dan lulus pada tahun 1985. Dengan demikian, ia menghabiskan waktu 20 tahun untuk belajar di Afrika dan Eropa.

Pada tahun 1991, Syakur kembali ke Indonesia bersama Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Nurcholis Majid, dan Alwi Shihab. Sejak saat itu, ia fokus untuk berdakwah di kampung halamannya, di Indramayu. Ia kemudian mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan pada tahun 2000 dan pondok pesantrennya pada tahun 2006. Selain membaktikan diri lewat pondok pesantren, Syakur juga sering mengisi kajian-kajian masyarakat, sebagian dari kajian-kajian tersebut diunggah melalui media sosial.

Karya

  1. Renungan Spiritual Buya Syakur Yasin,
  2. Surat-Surat Cinta Buya Syakur Yasin,
  3. Menembus Palung Hati Yang Paling Dalam,
  4. Buku Wamima: Zikir Wamima dan Doa Ya Latif

Referensi

  1. ^ "Innalillahi, Ulama Kharismatik Indramayu Buya Syakur Meninggal". 
  2. ^ AhmadYusron2001, Anonim. "Pondok Pesantren Cadangpinggan". pesantrencadangpinggan.ponpes.id. Diakses tanggal 12 Oktober 2021. 
  3. ^ "Biografi Prof Dr KH Abdul Syakur Yasin, MA". santri.laduni.id. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 
  4. ^ AhmadYusron2001, Anonim. "Profil Lengkap Pondok Pesantren Cadangpinggan". www.laduni.id. Diakses tanggal 12 Oktober 2021. 
  5. ^ Fikri, Dimas Andhika. "Buya Syakur Yasin: Berapa 'Harga' Surga? Apakah Cukup Dibayar dengan Bersujud?". Okezone.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 
  6. ^ Deni, Reza. "Bertemu Buya Syakur, Zulhas Bicara Soal Situasi Kebangsaan Hingga Diajak Baca Puisi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 
  7. ^ "Bertemu Buya Syakur, Zulhas Berdiskusi tentang Kondisi Bangsa". Sindonews.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 
  8. ^ "Buya Syakur Indramayu Sebut Ada Pengerdilan terhadap Masjid dan Upaya Mengatasinya". www.nu.or.id. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 
  9. ^ "Biodata Buya Syakur Yasin, Ulama Cerdas Dan Bersahaja". www.kuliahalislam.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 
  10. ^ Riani, Asnida. Lahitani, Sulung, ed. "Buya Syakur Yasin: Kita Bisa Berdamai, Bekerjasama, dan Belajar dengan Non Muslim". Liputan6.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2021. 

Pranala luar