Optimisasi mesin pencari
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Artikel ini mungkin mengandung riset asli. |
Optimisasi mesin pencari atau search engine optimization, biasa disingkat "SEO" adalah serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan volume dan kualitas trafik kunjungan melalui mesin pencari menuju situs web tertentu dengan memanfaatkan mekanisme kerja atau algoritma mesin pencari tersebut. Mekanisme mesin pencari yang dimaksud adalah crawling, indexing, dan ranking. Tujuan dari SEO adalah menempatkan sebuah situs web pada posisi teratas, atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian berdasarkan kata kunci tertentu yang ditargetkan. Secara logis, situs web yang menempati posisi teratas pada hasil pencarian memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pengunjung.
Sejalan dengan makin berkembangnya pemanfaatan jaringan internet sebagai media bisnis, kebutuhan atas SEO juga semakin meningkat. Berada pada posisi teratas hasil pencarian akan meningkatkan peluang sebuah perusahaan pemasaran berbasis web untuk mendapatkan pelanggan baru. Peluang ini dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menawarkan jasa optimisasi mesin pencari bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki basis usaha di internet.
Sejarah
Menurut Danny Sullivan, istilah search engine optimization pertama kali digunakan pada 26 Juli tahun 1997 oleh sebuah pesan spam yang diposting di Usenet. Pada masa itu algoritme mesin pencari belum terlalu kompleks sehingga mudah dimanipulasi.
Versi awal algoritme pencarian didasarkan sepenuhnya pada informasi yang disediakan oleh webmaster melalui meta tag pada kode html situs web mereka. Meta tag menyediakan informasi tentang konten yang terkandung pada suatu halaman web dengan serangkaian kata kunci (keyword). Sebagian webmaster melakukan manipulasi dengan cara menuliskan katakunci yang tidak sesuai dengan konten situs yang sesungguhnya, sehingga mesin pencari salah menempatkan dan memeringkat situs tersebut. Hal ini menyebabkan hasil pencarian menjadi tidak akurat dan menimbulkan kerugian baik bagi mesin pencari maupun bagi pengguna internet yang mengharapkan informasi yang relevan dan berkualitas.
Larry Page dan Sergey Brin, dua mahasiswa doktoral ilmu komputer Universitas Stanford, berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan membangun Backrub, sebuah mesin pencari sederhana yang mengandalkan perhitungan matematika untuk memeringkat halaman web. Algoritme tersebut, yang dinamakan PageRank, merupakan fungsi matematika yang kompleks berupa kombinasi antara perhitungan jumlah link yang mengarah pada suatu halaman web dengan analisis atas kualitas masing-masing link tersebut.
Berdasarkan prinsip kerja PageRank, secara umum bisa dikatakan bahwa halaman web yang memperoleh peringkat tinggi adalah halaman web yang banyak di-link oleh halaman web lain. Nilai PageRank juga akan semakin tinggi apabila halaman web yang mengarah kepadanya juga memiliki kualitas yang tinggi. Nilai sebuah link dari situs berkualitas tinggi seperti Yahoo! atau DMOZ dapat bernilai lebih tinggi daripada kombinasi nilai link dari seratus situs web berkualitas rendah.
Backrub hanyalah sebuah permulaan. Pada tahun 1998 Page dan Brin mendirikan Google yang merupakan versi tingkat lanjut dari Backrub. Dalam waktu singkat Google memperoleh reputasi dan kepercayaan dari publik pengguna internet karena berhasil menyajikan hasil pencarian yang berkualitas (tidak dimanipulasi), cepat, dan relevan. PageRank lantas menjadi standar baik bagi mesin pencari lain maupun bagi webmaster yang berusaha agar situs webnya memperoleh nilai PageRank setinggi mungkin sehingga menempati posisi tertinggi pada hasil pencarian.
Webmaster dan mesin pencari
Sejak tahun 1997 perusahaan mesin pencari menyadari bahwa beberapa [webmaster] (pengelola website) melakukan segala hal untuk dapat terindeks pada urutan teratas hasil pencarian, termasuk dengan cara-cara yang manipulatif dan ilegal. Infoseek, salah satu mesin pencari generasi pertama, melakukan perbaikan pada algortima mereka untuk mencegah manipulasi dengan "meta tag" yang tidak relevan.
Bagaimanapun, dalam beberapa hal mesin pencari juga menyadari nilai ekonomi yang besar dari peringkat hasil pencarian, dan mereka kadang-kadang memiliki kepentingan terselubung dari aktivitas perusahaan SEO. Beberapa perusahaan mesin pencari mengirim perwakilan atau menjadi tamu pada event-event rutin yang diselenggarakan komunitas SEO.
Mesin pencari besar seperti Google dan Yahoo! menyediakan program dan panduan yang memungkinkan webmaster mengoptimalkan situsnya agar terindeks dengan baik. Google menyediakan aplikasi Webmaster Tool] (anda harus mempunyai akun di Google guna melihat tool ini) dan memperkenalkan sitemap berbasis XML standar mereka, sedangkan Yahoo! menyediakan program Site Explorer] (juga harus login dengan akun pengguna Yahoo! anda) yang memungkinkan webmaster mendaftarkan URL situs, mengecek jumlah halaman web mereka yang telah terindeks di data-base Yahoo!, dan melihat informasi link masuk. Namun demikian mesin pencari tidak mentolerir metode SEO yang manipulatif dan menghalalkan segala cara.
Cara Kerja Mesin Pencari
Dalam ranah digital, mesin pencari berperan sebagai pintu gerbang utama menuju pengetahuan online yang tak terbatas. Proses pencarian yang tampak begitu instan dan tepat pada dasarnya didukung oleh tiga pilar utama: Crawling, Indexing, dan Ranking[1]. Artikel ini akan menguraikan dengan cermat ketiga tahapan krusial ini, membawa kita lebih dekat pada inti dari cara kerja mesin pencari yang melibatkan kompleksitas dan ketepatan.
1. Crawling: Jelajah Web Yang Tidak Pernah Berhenti
Langkah pertama dalam perjalanan pencarian online adalah crawling. Mesin pencari menggunakan robot pengindeks, yang sering disebut sebagai web crawler atau spider, untuk menjelajahi web secara terus-menerus. Dalam proses ini, robot menyusuri setiap halaman yang dapat diakses, mengumpulkan data sebanyak mungkin. Ini mencakup kata kunci, tautan, gambar, dan informasi lainnya yang membentuk dasar bagi indeksasi. Crawling memastikan bahwa mesin pencari memiliki pemahaman menyeluruh tentang struktur dan konten web yang terus berkembang.
2. Indexing: Menyusun Informasi dalam Pangkalan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah indexing. Mesin pencari menyusun dan menyimpan informasi yang dikumpulkan dalam sebuah pangkalan data besar yang biasa disebut indeks. Indeks ini berfungsi sebagai arsip digital yang memungkinkan mesin pencari untuk dengan cepat menemukan dan mengakses informasi yang relevan saat pengguna melakukan pencarian. Kecepatan dan efisiensi dalam penyusunan indeks menjadi kunci untuk memberikan hasil pencarian yang instan dan akurat.
3. Ranking: Memahami Relevansi dan Otoritas
Poin krusial selanjutnya adalah ranking. Setelah indeks terbentuk, mesin pencari menggunakan algoritma kompleks untuk menilai dan menyusun hasil pencarian berdasarkan relevansi. Faktor-faktor seperti kepadatan kata kunci, kualitas konten, dan otoritas domain menjadi pertimbangan utama. Mesin pencari terus-menerus mengembangkan algoritma mereka, mempertimbangkan perubahan tren pencarian dan perilaku pengguna untuk memberikan hasil yang paling relevan dan bermanfaat. Ranking adalah tahap terakhir yang menentukan tampilan urutan hasil pencarian yang disajikan kepada pengguna.
Etika dan legalitas
Sistem PageRank, walau menerapkan algoritme yang kompleks, belakangan juga tidak lagi sepenuhnya mampu menghadapi trik dan manipulasi. Sejumlah webmaster dan praktisi SEO telah mengembangkan beberapa metode yang memanfaatkan cara kerja PageRank agar halaman web klien mereka berada pada peringkat pertama hasil pencarian. Google secara resmi telah melarang penggunaan beberapa teknik ilegal seperti link farming, doorway pages, keyword stuffing, dan auto generated pages atau scraper pages. Situs atau layanan SEO yang tetap menggunakanannya terancam akan dihapus dari indeks pencarian.
Ancaman Google dan mesin pencari lain bukan hanya gertakan. Beberapa perusahaan layanan SEO beserta klien mereka yang tidak mengindahkan larangan tersebut menerima penalti yang serius karena perbuatan ilegal mereka. Pada tahun 2005, Matt Cutts dari Google mengatakan bahwa URL sebuah firma SEO bernama Traffic Power beserta klien-klien mereka telah dihapus dari indeks Google karena menggunakan teknik SEO ilegal. Kasus lain yang terkenal adalah ketika Google pada Februari 2006 menghapus situs web perusahaan BMW dan Ricoh Jerman dari daftar karena terbukti menggunakan metode SEO yang manipulatif. BMW dan Ricoh dengan segera meminta maaf kepada Google dan memperbaiki situs mereka. Google kemudian memasukkan kembali situs web mereka ke dalam indeks pencarian. Namun skandal tersebut tetap meninggalkan citra buruk dan memalukan bagi kedua perusahaan tersebut.
Berdasarkan panduan resmi mesin pencari, SEO bukanlah teknik ilegal sepanjang dilakukan dengan mengikuti etika dan aturan yang ada. Hal tersebut untuk menjamin setiap situs web memperoleh kesempatan yang sama dalam pencarian, dan pemeringkatan dilakukan dengan objektif, di mana yang paling berperan dalam menentukan peringkat suatu halaman web adalah kualitas dan manfaatnya bagi pengguna internet.
Tokoh-tokoh SEO Terkemuka
Selain pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin, beberapa orang menjadi figur yang dihargai dan pendapatnya dijadikan acuan seputar bisnis mesin pencari dan SEO.
Danny Sullivan
Mantan wartawan LA Times yang mendirikan situs web Search Engine Watch yang aktif menyoroti perkembangan bisnis dan teknologi mesin pencari. Kini dia aktif menulis dan membuat reportase di Search Engine Land.
Matt Cutts
Programmer dan mantan pegawai NSA (National Security Agency) Amerika Serikat yang bergabung dengan Google pada tahun 2001 dan saat ini mengepalai tim penanggulangan spam Google. Selain menjadi karyawan Google, Matt Cutts adalah seorang blogger terkemuka. Artikel-artikel di blognya menjadi rujukan para praktisi SEO dari seluruh dunia, karena blognya sering menjadi sumber pertama setiap informasi mengenai perkembangan teknologi pencarian Google. Matt Cutts sering dianggap sebagai juru bicara tidak resmi Google.
Vannesa Fox
Mantan karyawati Google. Vannesa dikenal di kalangan webmaster sebagai konseptor dan programmer yang mengepalai proyek Google Webmaster Central.
Strategi pemasaran internasional
Bisnis dan layanan SEO berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan web, yang menyebabkan sebuah situs harus berusaha lebih keras agar alamatnya lebih mudah ditemukan pengunjung di antara jutaan alamat situs lain dari seluruh dunia yang menjadi kompetitornya. Mesin pencari merupakan pintu masuk utama, karena pengguna internet tidak lagi sanggup menghafalkan jutaan situs web, dan sebagai gantinya mereka mengandalkan hasil pencarian dari Google, Yahoo!, Bing, dan mesin pencari lain.
Berada pada posisi teratas atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian untuk subjek tertentu memberikan keuntungan ganda bagi perusahaan pemasaran via internet:
- Peluang calon pelanggan mengunjungi situs web mereka menjadi lebih besar. Hal tersebut dapat berlanjut pada meningkatnya tingkat konversi dari pengunjung biasa menjadi pembeli.
- Berada pada peringkat pertama hasil pencarian memberikan citra dan reputasi yang baik bagi sebuah situs di mata pengunjung.
Mesin pencari pada umumnya tidak mencari keuntungan secara langsung dari hasil pencarian organik. Pendapatan usaha mereka diperoleh dari iklan yang ditampilkan pada bagian atas atau bawah pencarian organik tersebut. Konten yang muncul tersebut dilabeli dengan bersponsor. Perusahaan yang kurang berhasil menerapkan strategi SEO sehingga alamat situsnya tidak berada pada posisi teratas dalam hasil pencarian organik masih dapat memperoleh pengunjung dengan beriklan pada mesin pencari tersebut.
Pada Google, pemasangan iklan dapat dilakukan melalui Google Ads. Google Ads menerapkan mekanisme pay per click atau bayar per klik, artinya untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung, pemasang iklan akan dikenakan biaya, yang besarnya berbeda-beda tergantung pada proses lelang (bidding) kata kunci yang dilakukan oleh pemasang iklan.
Teknik dalam SEO
Search Engine Optimization (SEO) merupakan aspek penting dalam pemasaran digital, yang diperlukan untuk meningkatkan visibilitas sebuah situs web pada halaman hasil mesin pencari (SERPs). Di tengah persaingan di dunia internet, menguasai seni SEO menjadi sangat penting bagi bisnis maupun individu. Secara umum, ada 2 teknik dalam SEO, yaitu On-Page dan Off-Page[2]:
1. Optimisasi On-Page
Optimisasi On-Page, berkisar pada penyempurnaan konten dan kode sumber HTML halaman untuk sejalan dengan algoritma mesin pencari. Teknik ini melibatkan penempatan strategis kata kunci dalam konten, judul, dan meta deskripsi. Alat bantu seperti Google Analytics dan Google Search Console digunakan untuk menganalisis performa dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Dengan menjaga konsistensi dan relevansi konten, situs web dapat memenuhi kriteria yang diinginkan oleh mesin pencari, yang pada gilirannya meningkatkan peringkat mereka.
2. Optimasi Off-Page
Strategi Off-page SEO juga memiliki peran krusial dalam membangun otoritas dan reputasi sebuah situs di dunia maya. Off-page SEO mencakup serangkaian praktik yang dilakukan di luar halaman web yang bersangkutan, memengaruhi bagaimana mesin pencari menilai dan merangking situs tersebut.
Membangun Tautan Berkualitas
Salah satu elemen kunci dalam Off-page SEO adalah membangun tautan berkualitas (backlink). Selain optimasi Tautan-tautan internal[3], tautan-tautan eksternal yang mengarah ke halaman web memberikan sinyal kepada mesin pencari tentang relevansi dan kredibilitas suatu situs. Pentingnya tautan berkualitas telah mendorong praktik-praktik seperti link building, di mana situs web berusaha untuk mendapatkan tautan dari sumber yang dianggap otoritatif. Mesin pencari menganalisis jumlah, kualitas, dan konteks tautan untuk mengevaluasi sejauh mana suatu situs dianggap sebagai sumber informasi yang berharga.
Partisipasi dalam Media Sosial
Media sosial bukan hanya platform untuk interaksi sosial, tetapi juga berperan penting dalam konteks Off-page SEO. Keterlibatan aktif di platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn dapat meningkatkan eksposur dan meningkatkan citra merek. Likes, shares, dan komentar tidak hanya menciptakan komunitas online, tetapi juga memberikan sinyal positif kepada mesin pencari tentang popularitas dan relevansi suatu konten. Oleh karena itu, strategi Off-page SEO yang efektif sering melibatkan manajemen dan penguatan kehadiran merek di media sosial.
Reputasi dan Citra Merek
Selain dari tautan dan media sosial, Off-page SEO juga terkait dengan reputasi dan citra merek secara keseluruhan. Ulasan online, testimoni, dan liputan media menjadi bagian integral dari penilaian mesin pencari terhadap keandalan dan kualitas suatu situs. Pengelolaan dengan bijak terhadap umpan balik online dan respons terhadap masukan dari pengguna menjadi langkah krusial dalam membangun dan memelihara reputasi yang positif. Dalam dunia di mana interaksi online memiliki dampak besar, menjaga reputasi merek di luar halaman web menjadi bagian penting dari strategi Off-page SEO yang berhasil.
Pranala luar
- Finding What People Want: Experiences with the Web Crawler - Brian Pinkerton dissertation Diarsipkan 2007-06-23 di Wayback Machine.
- Search Engine Optimization Starter Guide
- The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine - Larry Page and Sergey Brin paper
- Who Invented the Term “Search Engine Optimization”? - Danny Sullivan
Referensi
- ^ "Panduan Mendalam tentang Cara Kerja Google Penelusuran | Pusat Google Penelusuran | Dokumentasi". Google for Developers. Diakses tanggal 2024-01-17.
- ^ Optimasi; Redaksi (2023-10-01). "On-Page SEO". Optimasi. Diakses tanggal 2024-01-17.
- ^ "Praktik Terbaik Link SEO untuk Google | Pusat Google Penelusuran | Dokumentasi". Google for Developers. Diakses tanggal 2024-01-17.