Hokiantea
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Tanaman Hokiantea'', Hokianti, atau Sidoguri dalam bahasa Inggris disebut Fukien tea atau yang bernama Ilmiah Cormona Retusa adalah tumbuhan semak atau pohon kecil bercabang banyak, biasanya tumbuh setinggi 1–4 meter, tetapi sesekali spesies ini mencapai tinggi hingga 10 meter.
Tanaman ini termasuk dalam 10 besar tanaman obat yang sangat potensial di Filipina, dan dengan demikian industri skala kecil telah berkembang di sana.
Kadang-kadang ditanam, terutama di Asia Tenggara, untuk daun yang digunakan sebagai pengganti teh dan untuk tujuan pengobatan.
Hokiantea juga sering ditanam sebagai tanaman hias dan pagar dan merupakan subjek yang populer untuk bonsai.
https://www.ciriciripohon.com/2019/12/ciri-ciri-pohon-hokianti-di-alam-liar.html
Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat adalah meniran (Phylanthus niruri Linn). Telah banyak dilakukan penelitian mengenai efek dari meniran, di antaranya adalah efek sebagai imunomodulator, antihepatotoksik, dan antikanker. Filantin merupakan komponen utama Phylanthus niruri Linn yang memiliki aktivitas melindungi hati dari zat toksik (antihepatotoksik) baik berupa parasit, obat-obatan, virus, maupun bakteri. Berdasarkan uraian tersebut mendorong peneliti untuk melakukan isolasi terhadap senyawa tersebut dan diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan sebagai marker untuk standardisasi. Pada isolasi filantin ini dilakukan modifikasi pengekstraksi awal dengan cara pemilihan pelarut dengan berbagai perbandingan campuran pelarut. Hal ini untuk mendapatkan ekstrak dengan kandungan senyawa filantin yang optimum. Metode yang digunakan untuk pemisahan senyawa menggunakan Kromatografi Vakum Cair (KVC). Senyawa filantin diperoleh dari kristal fraksi 11,12 dan 15. Dari 25 g ekstrak diperoleh 20,26 mg isolat (rendemen 0,081%). Berdasarkan profil KLT terdapat bercak tunggal yang menunjukkan senyawa tunggal dalam isolat. Pada pembacaan λ maksimum menggunakan densitometer menunjukkan λ maksimum yang sama antara standart filantin dan sampel yaitu pada 275 nm. Sumber : http://eprints.ums.ac.id/9888/
Karakteristik
Hokiantea di alam liar lebih menyukai habitat terbuka, kering, dan cerah seperti semak belukar pada umumnya. Ia juga seperti vegetasi semak lainnya yang menghuni hutan jati pada ketinggian rendah dan sedang dengan kondisi tanah berpasir dan semak belukar. Tumbuhan ini bisa berbunga sepanjang tahun.
MANFAAT TANAMAN HOKIANTEA
- Rebusan daun digunakan sebagai pengganti teh.
- Daunnya antidiare, obat penurun panas, dan obat perut.
- Akar dianggap sebagai penangkal keracunan nabati dan sebagai alternatif untuk cachexia dan sifilis.
- Selain itu, secara tradisional digunakan untuk menghentikan pendarahan akibat gigitan ular berbisa Echis carinatus.
- Akar dilaporkan dicerna untuk membersihkan tubuh setelah melahirkan.
- Asam rosmarinat, turunan asam fenilakrilat, adalah penghambat pelepasan histamin yang diketahui dan ekstrak metanol daun telah menunjukkan sifat pelepasan antihistamin yang kuat.
- Dalam sebuah percobaan di Filipina, tablet dari daun kering mengurangi pembentukan eritrosit polikromatik mikronukleasi yang diinduksi oleh mitomisin C, tetrasiklin, dan dimetilnitrosamin. Ini menunjukkan bahwa tablet ini memiliki aktivitas antimutagenik
KEGUNAAN LAINNYA DARI HOKIANTEA
Tanaman ini bisa ditanam sebagai tanaman hias, khususnya sebagai subjek populer untuk bonsai.
BUDI DAYA HOKIANTEA
Cara mudah untuk budi daya hokiantea adalah stek, dan stek sebaiknya dilakukan dari pucuk berdaun muda. Dan akar berkembang perlahan selama 1–2 bulan ke depan.
Sumber : Web ciri tanaman hokian