Universitas Oxford

universitas riset kolegiat di Oxford, Inggris

University of Oxford, dikenal masyarakat Indonesia dengan nama Universitas Oxford, adalah universitas riset publik kolegiat yang terletak di kota Oxford, Inggris. Bukti pengajaran dapat ditelusuri sejak tahun 1096,[1] menjadikannya universitas tertua di dunia berbahasa Inggris dan universitas tertua kedua di dunia yang terus beroperasi hingga saat ini.[1][6][7] Oxford berkembang pesat sejak tahun 1167, ketika Henry II melarang mahasiswa Inggris untuk menjalankan perkuliahan di Universitas Paris.[1] Setelah perselisihan antara mahasiswa dan penduduk kota Oxford pada tahun 1209, beberapa akademisi melarikan diri ke arah timur laut di mana mereka mendirikan Universitas Cambridge.[8] Kedua universitas arkais ini memiliki banyak kesamaan dan bersama-sama disebut sebagai Oxbridge.[9]

Universitas Oxford
University of Oxford
Lambang kebesaran Universitas Oxford
bahasa Latin: Universitas Oxoniensis
MotoDominus Illuminatio Mea (Latin)
Moto dalam bahasa Inggris
The Lord is my light (Tuhan adalah terangku)
JenisRiset publik kolegiat
DidirikanAb immemorabili
perkuliahan dimulai sejak tahun 1096; 927 tahun lalu (1096)[1]
Dana abadi£6.1 miliar (termasuk kolese-kolese) (2019)[2]
Anggaran£2.145 miliar(2019–20)[2]
KanselirLord Patten of Barnes
Wakil KanselirIrene Tracey[3]
Jumlah mahasiswa24,515 (2019)[4]
Sarjana11,955
Magister12,010
Lokasi,
Warna  Oxford Blue[5]
Afiliasi
Situs webwww.ox.ac.uk

Universitas Oxford terdiri dari tiga puluh sembilan kolese semi-otonom konstituen, empat asrama swasta permanen, dan berbagai departemen akademik yang diorganisasikan ke dalam empat divisi.[10] Setiap kolese adalah lembaga independen yang mengatur urusannya sendiri di dalam universitas, mengendalikan keanggotaannya sendiri dan memiliki struktur dan kegiatan internalnya sendiri, dimana semua mahasiswa diwajibkan untuk menjadi anggota sebuah kolese. Oxford tidak memiliki kampus utama, dan gedung serta fasilitasnya tersebar di seluruh pusat kota. Pengajaran sarjana di Oxford terdiri dari ceramah, sistem tutorial di kolese dan asrama, seminar, praktik laboratorium dan kadang-kadang tutorial lebih lanjut yang disediakan oleh fakultas dan departemen universitas pusat. Pengajaran pascasarjana secara eksklusif diberikan secara dominan oleh universitas pusat.

Universitas Oxford juga mengoperasikan Museum Ashmolean, yang merupakan museum universitas tertua di dunia; Oxford University Press, percetakan universitas terbesar di dunia; dan sistem perpustakaan akademik terbesar secara nasional.[11] Pada tahun fiskal yang berakhir 31 Juli 2023, Oxford memiliki total pendapatan konsolidasi sebesar £2,92 miliar, dimana £789 juta di antaranya berasal dari hibah dan kontrak penelitian.[12]

Oxford telah mendidik berbagai alumni terkemuka di dunia, termasuk 30 Perdana Menteri Britania Raya dan banyak kepala negara dan pemerintahan di seluruh dunia.[13] Setidaknya pada Oktober 2022, 73 penerima Penghargaan Nobel, 4 Peraih Medali Fields, dan 6 pemenang Penghargaan Turing telah dimatrikulasi sebagai mahasiswa, bekerja, atau mengadakan beasiswa kunjungan di Universitas Oxford, sementara alumninya telah memenangkan 160 medali Olimpiade.[14] Universitas Oxford juga merupakan rumah bagi banyak beasiswa, termasuk Beasiswa Rhodes, salah satu program beasiswa pascasarjana internasional tertua di dunia.

Sejarah

 
Penampakan atas Mob Quad Merton College, alun-alun segi empat tertua di Oxford, dibangun antara tahun 1288 dan 1378
 
Pada tahun 1605, Oxford masih merupakan kota bertembok, namun beberapa kolese telah dibangun di luar tembok kota (seperti yang terlihat pada peta ini).
 
Balliol College, merupakan kolese konstituen tertua dari Universitas Oxford

Tanggal pendirian Universitas Oxford secara resmi tidak diketahui.[15] Namun, proses belajar-mengajar di Oxford sudah ada dalam beberapa bentuk sejak tahun 1096.[1] Theobald dari Étampes diketahui menjadi pengajar pertama di Universitas Oxford pada awal tahun 1100-an.

Pertumbuhannya pesat sejak tahun 1167 ketika mahasiswa Inggris tidak diperbolehkan untuk menghadiri Universitas Paris.[1] Sejarawan Gerald dari Wales memberi kuliah kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut pada tahun 1188, dan cendekiawan asing pertama yang diketahui, Emo dari Friesland, tiba pada tahun 1190. Pimpinan universitas memiliki gelar kanselir setidaknya sejak tahun 1201, dan para master diakui sebagai universitas atau korporasi pada tahun 1231.[1][16] Oxford diberi piagam kerajaan pada tahun 1248 pada masa pemerintahan Raja Henry III.[17]

Setelah perselisihan antara mahasiswa dan penduduk kota Oxford pada tahun 1209, beberapa akademisi melarikan diri dari kekerasan tersebut ke kota Cambridge, yang kemudian menjadi cikal bakal pendirian Universitas Cambridge.[8][18]

Pada zaman dahulu, mahasiswa bergumul berdasarkan asal-usul geografis, menjadi dua 'bangsa', mewakili Utara (northerners atau Boreales, yang mencakup orang-orang Inggris dari utara Sungai Trent dan Skotlandia) dan Selatan (southerners atau Australes, yang mencakup orang Inggris dari selatan Sungai Trent, orang Irlandia dan orang Welsh).[19][20] Pada abad-abad berikutnya, asal usul geografis terus mempengaruhi afiliasi banyak mahasiswa ketika keanggotaan sebuah kolese atau asrama menjadi norma di Oxford. Selain itu, anggota banyak ordo keagamaan, termasuk Dominikan, Fransiskan, Karmelit, dan Agustinian yang menetap di Oxford pada pertengahan abad ke-13, memperoleh pengaruh dan memelihara rumah atau aula untuk mahasiswa.[21] Pada waktu yang hampir bersamaan, para dermawan swasta mulai mendirikan kolese sebagai komunitas ilmiah yang independen. Di antara pendiri paling awal adalah William dari Durham, yang pada tahun 1249 mendirikan University College,[21] dan John Balliol, ayah dari calon Raja Skotlandia, mendirikan Balliol College yang menyandang namanya.[19] Pendiri lainnya, Walter de Merton, yang merupakan seorang Lord Chancellor Inggris yang kemudian menjadi Uskup Rochester, merancang serangkaian peraturan untuk kehidupan kampus;[22][23] Merton College dengan demikian menjadi model bagi kolese-kolese lain di Oxford,[24] dimana praktiknya juga tertular di Universitas Cambridge. Setelah itu, semakin banyak mahasiswa yang tinggal di sebuah kolese dibandingkan di aula dan rumah ibadah.[21]

Pada tahun 1333–1334, upaya dari beberapa akademisi Oxford untuk mendirikan Universitas Stamford, dihalangi oleh kedua universitas Oxford dan Cambridge dimana mereka mengajukan petisi kepada Raja Edward III. [25] Setelah itu, hingga tahun 1820-an, tidak ada universitas baru yang diizinkan didirikan di Inggris, bahkan di London; dengan demikian, Oxford dan Cambridge memiliki duopoli, yang tidak biasa terjadi di negara-negara besar di Eropa Barat.[26][27]

Reformasi

Kedua kolese perempuan pertama
Lady Margaret Hall, ditemukan tahun 1878
Somerville College, ditemukan tahun 1879

Sebagai institusi yang terafiliasi dengan gereja, Oxford telah, selama berabad-abad menjalankan tradisinya yang ultrakonservatif. Reformasi administratif pada abad ke-19 mencakup penggantian ujian lisan dengan ujian masuk tertulis, toleransi yang lebih besar terhadap para Pengingkar Inggris, dan pendirian empat kolese yang dikhususkan bagi perempuan (sebelumnya perempuan dilarang untuk mendapatkan gelar dan pendidikan di Oxford). Keputusan Dewan Penasihat pada abad ke-20 (misalnya penghapusan ibadah harian wajib, pemisahan Regius Professorship bahasa Ibrani dari status klerikal, pengalihan warisan teologis perguruan tinggi ke tujuan lain) melonggarkan hubungan Oxford dengan gereja dan praktik tradisional. Selain itu, meskipun Oxford secara historis menekankan pada pengetahuan klasik, kurikulumnya diperluas pada abad ke-19 hingga mencakup studi ilmiah dan kedokteran.

Pada tahun 1875, Universitas Oxford mengeluarkan statuta yang memperbolehkan pengujian bagi perempuan pada tingkat sarjana;[28] untuk periode singkat di awal tahun 1900-an, statuta ini mengizinkan perempuan untuk menerima gelar ad eundem dari Universitas Dublin.[29] Pada bulan Juni 1878, Asosiasi Pendidikan Wanita (AEW) dibentuk, yang bertujuan untuk mendirikan sebuah kolese khusus untuk wanita di Oxford. Beberapa anggota asosiasi terkenal meliputi George Granville Bradley, T. H. Green dan Edward Stuart Talbot. Talbot bersikeras pada pendirian institusi khusus Anglikan, yang tidak dapat diterima oleh sebagian besar anggota lainnya. Kedua kubuh tersebut akhirnya pecah, dan kelompok Talbot mendirikan Lady Margaret Hall pada tahun 1878, sementara T. H. Green mendirikan Somerville College yang tidak berdenominasi pada tahun 1879.[30] Lady Margaret Hall dan Somerville membuka pintu bagi 21 siswa pertama mereka (12 dari Somerville, 9 dari Lady Margaret Hall) pada tahun 1879, yang menghadiri kuliah di ruangan di atas toko roti Oxford.[28] Terdapat juga 25 pelajar perempuan yang tinggal di rumah atau bersama teman-temannya pada tahun 1879, sebuah kelompok yang berkembang menjadi Perkumpulan Pelajar Rumahan Oxford dan pada tahun 1952 menjadi St Anne's College.[31][32]

Pada tanggal 7 Oktober 1920 perempuan mulai diberi hak untuk diterima sebagai anggota penuh universitas dan diberi hak tambahan untuk mengambil gelar.[33] Pada tahun 1927, don universitas menciptakan kuota yang membatasi jumlah mahasiswa perempuan hingga seperempat jumlah mahasiswa laki-laki, sebuah keputusan yang tidak dihapuskan hingga tahun 1957.[28] Namun, pada periode ini, kolese-kolese di Oxford masih bersifat lajang, sehingga jumlah perempuan juga dibatasi oleh kapasitas kolese perempuan yang ada dalam penerimaan mahasiswa. Baru pada tahun 1959 kolese khusus wanita diberi status kolegiat penuh.[34]

Pada tahun 1974, Brasenose, Jesus, Wadham, Hertford dan St Catherine's menjadi kolese pertama yang (sebelumnya seluruhnya laki-laki) menerima perempuan.[35][36] Mayoritas kolese pria tunggal menerima mahasiswi pertama mereka pada tahun 1979,[36] diikuti oleh Christ Church pada tahun 1980,[37] dan Oriel menjadi kolese pria tunggal terakhir yang menerima mahasiswi pada tahun 1985.[38] Sebagian besar kolese pascasarjana Oxford didirikan sebagai lembaga pendidikan bersama pada abad ke-20, kecuali St Antony's, yang didirikan sebagai kolese pria pada tahun 1950 dan mulai menerima perempuan hanya pada tahun 1962.[39] Pada tahun 1988, 40% mahasiswa sarjana di Oxford adalah perempuan;[40] pada tahun 2016, 45% populasinya adalah mahasiswi, dan setidaknya 47% merupakan mahasiswi sarjana.[41][42]

Kampus

 
Atrium Laboratorium Penelitian Kimia; Oxford telah banyak berinvestasi dalam fasilitas laboratorium baru dalam beberapa tahun terakhir.
 
Teater Sheldonian, dibangun oleh Christopher Wren di antara tahun 1664 dan 1668, menjadi tuan rumah kongregasi universitas serta tempat upacara pemberian gelarnya.

Universitas Oxford adalah "universitas kota" yang tidak memiliki kampus utama; kolese, departemen, akomodasi, dan fasilitas lainnya tersebar di seluruh pusat kota. Area Sains, yang merupakan tempat sebagian besar departemen sains berada, merupakan area yang umumnya disebut dengan kampus. Kawasan Observatorium Radcliffe seluas sepuluh acre (4 hektar) di barat laut kota Oxford saat ini sedang dalam tahap pengembangan.

Gedung-gedung universitas yang ikonis meliputi Radcliffe Camera, Teater Sheldonian yang digunakan untuk konser musik, ceramah, dan upacara universitas, serta Examination Schools, tempat diadakannya ujian dan beberapa perkuliahan. Sebelum adanya Sheldonian, Gereja Universitas Santa Perawan Maria sebelumnya digunakan untuk upacara-upacara akademis.

Pada tahun 2012–2013, pihak universitas menjalankan pembangunan Castle Mill seluas satu hektar (400 mx 25 m) yang kontroversial di blok mahasiswa 4–5 lantai yang menghadap Cripley Meadow dan Port Meadow yang bersejarah, sehingga menghalangi pemandangan menara di pusat kota.[43] Pembangunan tersebut telah diibaratkan oleh banyak orang seperti membangun "gedung pencakar langit di samping Stonehenge".[44]

Oxford juga memiliki Taman Universitas, kawasan seluas 70 acre (28 ha) di timur laut kota Oxford, dekat dengan Keble College, Somerville College, dan Lady Margaret Hall. Taman ini terbuka untuk umum pada siang hari.

Botanic Garden di High Street adalah kebun raya tertua di Inggris. Kebun ini berisi lebih dari 8.000 spesies tanaman berbeda di lahan seluas 18 ha (44+12 ekar). Hal ini menjadikannya salah satu tempat koleksi tumbuhan utama yang paling beragam di dunia dan mencakup perwakilan lebih dari 90% famili tumbuhan tingkat tinggi. Harcourt Arboretum adalah situs seluas 130-ekar (53 ha) selatan kota yang mencakup hutan asli dan padang rumput seluas 67 acre (27 hektar). Hutan bernama Wytham Woods seluas 1.000-ekar (4,0 km2) juga dimiliki oleh universitas dan digunakan untuk penelitian di bidang zoologi dan perubahan iklim.[45]

Organisasi dan tata kelola

Sebagai universitas kolegiat, Universitas Oxford memberi wewenang kepada kolese-kolesenya untuk mengatur pengajaran bagi mahasiswa sarjana, dan anggota suatu departemen akademik biasanya juga tersebar di kolese-kolese tersebut. Meskipun kolese tertentu memiliki keselarasan pada mata pelajaran tertentu (misalnya, Nuffield College sebagai pusat ilmu-ilmu sosial), sebagian besar kolese lainnya memiliki gabungan akademisi dan mahasiswa dari beragam mata pelajaran. Fasilitas seperti perpustakaan disediakan pada semua tingkatan: oleh universitas pusat (Bodleian), oleh departemen (perpustakaan masing-masing departemen, seperti Perpustakaan Fakultas Bahasa Inggris), dan oleh kolese (yang masing-masing memiliki perpustakaan multi-disiplin untuk penggunaan anggotanya).

Pemerintahan pusat

 
Wellington Square telah menjadi identik dengan administrasi pusat universitas.

Pimpinan formal universitas dijabat oleh seorang kanselir, saat ini dipegang oleh the Lord Patten of Barnes, dan seperti di sebagian besar universitas Inggris lainnya, jabatan seorang kanselir hanyalah sebuah formalitas dan tidak terlibat dalam pengelolaan sehari-hari universitas. Kanselir dipilih oleh anggota konvokasi, sebuah badan yang terdiri dari seluruh lulusan universitas, yang memegang jabatan tersebut sampai mati.[46]

Wakil Kanselir, saat ini Irene Tracey,[3] adalah pimpinan de facto universitas. Lima wakil kanselir lainnya memiliki tanggung jawab khusus untuk pendidikan; riset; perencanaan dan sumber daya; pembangunan dan urusan luar negeri; dan personel serta kesamarataan.

Dua proktor universitas, yang dipilih setiap tahun secara bergilir dari dua kolese mana pun, merupakan ombudsman internal yang memastikan bahwa pimpinan pusat dan anggotanya mematuhi statuta universitas. Peran ini mencakup disiplin dan pengaduan mahasiswa, serta pengawasan terhadap proses pengajaran.[47] Para profesor universitas secara kolektif disebut sebagai Statutory Professors of the University of Oxford dan memiliki pengaruh yang besar dalam jalannya program pascasarjana universitas.

Universitas Oxford adalah sebuah "universitas negeri" (disebut sebagai universitas publik di Britania Raya) dalam artian bahwa Oxford menerima dana publik dari pemerintah. Namun, Oxford juga dapat dikatakan sebagai "universitas swasta" dalam artian bahwa mereka sepenuhnya merdeka dari pengaruh pemerintah dan, secara teori, dapat memilih untuk menjadi sepenuhnya swasta dengan menolak dana dari pemerintah Inggris.[48]

Kolese

 
Tom Quad, Christ Church College
 
Main Quad, Worcester College

Untuk menjadi anggota universitas, semua mahasiswa, dan sebagian besar staf akademik, juga diwajibkan untuk menjadi anggota suatu kolese atau asrama. Terdapat tiga puluh sembilan kolese di Universitas Oxford dan empat asrama swasta permanen (PPH), yang masing-masing mengendalikan keanggotaannya dan memiliki struktur serta aktivitas internalnya sendiri.[49] Tidak semua kolese menawarkan semua program studi, namun umumnya, kolese-kolese menyediakan berbagai macam mata pelajaran.

Terdapat 39 kolese (college) dan 4 Private Hall di Universitas Oxford:

Kolese

Asrama swasta permanen (Permanent Private Hall) didirikan oleh denominasi Kristen yang berbeda. Salah satu perbedaan antara kolese dan PPH adalah bahwa meskipun kolese diatur oleh rekan-rekan kolese tersebut, pengelolaan PPH berada, setidaknya sebagian, pada denominasi Kristen yang bersangkutan. Keempat PPH yang ada saat ini adalah:

Permanent Private Hall (PPH)

Kolese dan PPH bergabung sebagai Konferensi para-Kolese, yang mewakili keprihatinan bersama dari beberapa kolese di universitas, untuk membahas masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama dan bertindak secara kolektif bila diperlukan, seperti dalam berurusan dengan universitas pusat.[50][51] Konferensi para-Kolese didirikan berdasarkan rekomendasi Komisi Franks pada tahun 1965.[52]

Afiliasi

Oxford adalah anggota dari Grup Russell, Grup Coimbra, G5, Liga Universitas Riset Eropa, dan Aliansi Internasional Universitas Riset. Universitas ini juga merupakan anggota inti dari Europaeum dan bagian dari "segitiga emas" universitas-universitas di Britania Raya (bersama dengan Cambridge dan Universitas London).[53]

Peringkat

Menurut Peringkat Universitas Dunia Times Higher Education tahun 2012, Oxford adalah salah satu dari enam universitas paling bergengsi di dunia.[54] Dalam Times Higher Education World University Rankings 2013, Oxford menempati posisi dua di bawah Universitas Harvard, atau yang pertama di Britania Raya dan Eropa.[55] Oxford juga menempati posisi satu selama tiga tahun berturut-turut dalam pemeringkatan Klinis, Pra-klinik dan Kesehatan.[56]

Oxford telah menduduki posisi pertama dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh Times Good University Guide selama sebelas tahun berturut-turut,[57] dan berada di posisi kedua dalam pemeringkatan The Guardian pada tahun 2013.[58]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g "A Brief History of the University". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-11. Diakses tanggal 2007-10-30. 
  2. ^ a b "Finance and funding". ox.ac.uk. Diakses tanggal 3 April 2020. 
  3. ^ a b "Professor Irene Tracey, CBE, FMedSci". Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 January 2016. Diakses tanggal 5 January 2023. 
  4. ^ "University of Oxford – Student Statistics". Tableau Software. 
  5. ^ From The brand colour – Oxford blue Diarsipkan 2013-05-24 di Wayback Machine.:
  6. ^ Sager, Peter (2005). Oxford and Cambridge: An Uncommon History. hlm. 36. 
  7. ^ "The top 50 universities by reputation". Times Higher Education. 3 November 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 October 2021. Diakses tanggal 26 November 2020. 
  8. ^ a b "Early records". University of Cambridge. 28 January 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 October 2013. Diakses tanggal 10 October 2013. 
  9. ^ "Oxbridge". oed.com (edisi ke-3rd). Oxford University Press. 2005. 
  10. ^ "Oxford divisions". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 October 2013. Diakses tanggal 26 November 2013. 
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama uls
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama OxUni2023
  13. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Famous
  14. ^ "Oxford at the Olympics". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 May 2019. Diakses tanggal 26 August 2018. 
  15. ^ "Preface: Constitution and Statute-making Powers of the University". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2014. Diakses tanggal 4 January 2014. 
  16. ^ Catto, J. I., ed. (1984). "2 The University as a Corporate Body". The History of the University of Oxford. I: The Early Oxford Schools. Oxford University Press. hlm. 49. ISBN 978-0-19-951011-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2023. Diakses tanggal 14 January 2021. 
  17. ^ Ballard, Adolphus; Tait, James (2010-10-31). British Borough Charters 1216–1307 (dalam bahasa Latin). Cambridge University Press. hlm. 222. ISBN 978-1-108-01034-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 March 2023. Diakses tanggal 13 December 2015. 
  18. ^ Davies, Mark (4 November 2010). "'To lick a Lord and thrash a cad': Oxford 'Town & Gown'". BBC News. BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2014. Diakses tanggal 3 January 2014. 
  19. ^ a b Salter, H. E.; Lobel, Mary D., ed. (1954). "The University of Oxford". A History of the County of Oxford: Volume 3: The University of Oxford. London: Victoria County History. hlm. 1–38. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 January 2014. Diakses tanggal 15 January 2014. 
  20. ^ Rashdall, H. Universities of Europe. hlm. iii, 55–60. 
  21. ^ a b c Brooke & Highfield (1988)
  22. ^ Percival, Edward France. The Foundation Statutes of Merton College, Oxford. 
  23. ^ White, Henry Julian (1906). Merton College, Oxford. 
  24. ^ Martin, G. H.; Highfield, J. R. L. (1997). A history of Merton College, Oxford. 
  25. ^ McKisack, May (1963). The Fourteenth Century 1307–1399. Oxford History of England. hlm. 501. 
  26. ^ Boorstin, Daniel J. (1958). The Americans; the Colonial Experience. Vintage. hlm. 171–184. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 June 2010. 
  27. ^ Brooke & Highfield (1988), hlm. 56
  28. ^ a b c Frances Lannon (30 October 2008). "Her Oxford". Times Higher Education. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 January 2014. Diakses tanggal 27 March 2013. 
  29. ^ "Trinity Hall's Steamboat Ladies". Trinity news. 14 March 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 December 2013. Diakses tanggal 9 September 2012. 
  30. ^ Alden's Oxford Guide. Oxford: Alden & Co., 1958; pp. 120–21
  31. ^ "St Anne's History". St Anne's College, University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2014. 
  32. ^ "St. Anne's College". british-history.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 October 2018. Diakses tanggal 2 October 2018. 
  33. ^ Handbook to the University of Oxford. University of Oxford. 1965. hlm. 43. 
  34. ^ "St Anne's History Brochure" (PDF). st-annes.ox.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 November 2018. Diakses tanggal 2 October 2018. Only in 1959 did the five women's colleges acquire full collegiate status so that their councils became governing bodies and they were, like the men's colleges, fully self-governing. 
  35. ^ "Colleges mark anniversary of 'going mixed'". Oxford University Gazette. 29 July 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2013. Diakses tanggal 12 March 2012. 
  36. ^ a b "Women at Oxford". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2012. 
  37. ^ Brockliss, Laurence (2016). The University of Oxford: A History. hlm. 573. 
  38. ^ "College History | Oriel College". Oriel College (dalam bahasa Inggris). 26 November 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2018. Diakses tanggal 4 May 2018. 
  39. ^ "History | St Antony's College". sant.ox.ac.uk (dalam bahasa Inggris). 3 December 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2017. Diakses tanggal 4 May 2018. 
  40. ^ Jenifer Hart (1989). "Women at Oxford since the Advent of Mixed Colleges". Oxford Review of Education. 15 (3): 217–219. doi:10.1080/0305498890150302. JSTOR 1050413. 
  41. ^ "University of Oxford Student Statistics: Detail Table". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 December 2017. Diakses tanggal 5 December 2017. 
  42. ^ "Student numbers". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2017. Diakses tanggal 5 December 2017. 
  43. ^ Rayner, Gordon (6 March 2013). "Philip Pullman condemns Port Meadow buildings". Daily Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 March 2013. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  44. ^ Little, Reg (7 February 2013). "Historian takes university to task over 'visual disaster' of Port Meadow flats". The Oxford Times. hlm. 3. 
  45. ^ "Wytham Woods: Research", wythamwoods.ox.ac.uk, accessed 17 October 2023
  46. ^ "The Oxford University Calendar 1817". 24 June 2017 – via Google Books. 
  47. ^ "The Proctors' Office". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 December 2020. Diakses tanggal 26 December 2020. 
  48. ^ Dennis, Farrington; Palfreyman, David (21 February 2011). "OFFA and £6000–9000 tuition fees" (PDF). OxCHEPS Occasional Paper No. 39. Oxford Centre for Higher Education Policy Studies. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 July 2011. Diakses tanggal 20 March 2011. Note, however, that any university which does not want funding from HEFCE can, as a private corporation, charge whatever tuition fees it likes (exactly as does, say, the University of Buckingham or BPP University College). Under existing legislation and outside of the influence of the HEFCE-funding mechanism upon universities, Government can no more control university tuition fees than it can dictate the price of socks in Marks & Spencer. Universities are not part of the State and they are not part of the public sector; Government has no reserve powers of intervention even in a failing institution. 
  49. ^ "What is an Oxford college?". University of Oxford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 March 2023. Diakses tanggal 31 October 2022. 
  50. ^ "Conference of Colleges". Confcoll.ox.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 September 2017. Diakses tanggal 16 August 2013. 
  51. ^ "Who we are, what we do – The Conference of Colleges" (PDF). Oxford University. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 22 October 2013. 
  52. ^ "A brief history and overview of the university's governance arrangements (see footnote 1)". Admin.ox.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2013. Diakses tanggal 16 August 2013. 
  53. ^ "Golden opportunities". Nature. 6 July 2005. Diakses tanggal 19 October 2010. 
  54. ^ "Birds? Planes? No, colossal 'super-brands': Top Six Universities". UK: Times Higher Education. Diakses tanggal 31 December 2012. 
  55. ^ "Times Higher Education World University Rankings 2013-2014". 
  56. ^ "Global MBA Ranking 2014". Financial Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-28. Diakses tanggal 26 January 2014. 
  57. ^ "Oxford tops Times Good University Guide for 11th year". University of Oxford. 14 June 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-07. Diakses tanggal 30 December 2012. 
  58. ^ Sedghi, Ami (2012-05-22). "University guide 2013: download the Guardian tables and see how the rankings have changed". Guardian. Diakses tanggal 2013-01-28. 

Pranala luar