Batumbang apam

Revisi sejak 3 Februari 2024 07.47 oleh Lukjsly (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Batumbang Apam adalah upacara adat yang berupa selamatan dalam rangka bertambahnya usia seorang anak. Upacara adat ini dilaksanakan oleh masyarakat di daerah pahuluan. Dalam Batumbang Apam akan disajikan kue apam yang banyaknya setinggi anak yang akan diselamati dengan maksud sebagai ucapan syukur atas bertambahnya usia anak tersebut, memohon rejeki, mendapatkan berkah dalam tahun-tahun selanjutnya.[1]

Sejarah

sunting

Tradisi ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan, dan merupakan warisan dari nenek moyang mereka. Salah satu bukti warisan ini adalah masih disediaknnya beras kuning yang merupakan unsur religi dari agama Hindu Kalacaraka, yang dulu sempat berjaya di Kalimantan Selatan.[2]

Pelaksanaan

sunting

Dalam tradisi ini, disiapkan beras kuning yang merupakan bahan pelengkap.

Waktu pelaksanaan

sunting

Pelaksanaan acara adat Batumbang Apam biasanya dipilih hari ketika hari raya Idul fitri atau hari raya idul Adha. Pemilihan hari tersebut dikarenakan keuda hari tersebut adalah hari besar Islam sehingga banyak orang yang berkumpul dengan keluarganya dan diharapkan sudah bersih dan suci karena telah mengeluarkan zakat, sehingga si penyelenggara memohon berkah dari para tamu undangan yang datang.[1]

Tahapan pelaksanaan

sunting

Pembuatan apam

sunting

Pembuatan tutumbang dan beras kuning

sunting

Tutumbang adalah satu batang pelepah kelapa yang dipotong seukuran dengan tinggi anak yang akan ikut upacara adat ini. Selain pohon kelapa, bisa juga menggunakan batang pohon bamban yang kemudian diberikan tusuk bambu di bagian kiri dan kanan.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Hasan 24 April 2023.
  2. ^ Anwar, Kasriani (2020). Seni Budaya Tradisi Banjar di Tanah Bumbu. Surabaya: CV Kanaka Media. hlm. 204–210. ISBN 9786232584624. 

Daftar Pustaka

sunting