Purbodiningrat

menantu Hamengkubuwana X dan Ratu Hemas dari anak ke-3
Revisi sejak 6 Februari 2024 07.35 oleh Axl7Rose (bicara | kontrib)

Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat (bahasa Jawa: ꦦꦸꦂꦨꦢꦶꦤꦶꦁꦫꦠ꧀, translit. Purbadiningrat, lahir 1 Juni 1976 dengan nama Jun Prasetyo) adalah suami dari Gusti Kanjeng Ratu Maduretno, putri ketiga Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan Gusti Kanjeng Ratu Hemas dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Purbodiningrat
ꦦꦸꦂꦨꦢꦶꦤꦶꦁꦫꦠ꧀
Kanjeng Pangeran Haryo
KelahiranJun Prasetyo
1 Juni 1976 (umur 48)
Yogyakarta, Indonesia
PasanganGKR Maduretno
Nama lengkap
Kanjeng Pangeran Harya Purbadiningrat
WangsaHamengkubuwono
AyahR. H. Djuwanto Hadi
IbuR. Ngt. Hj. Handayati Djuwanto

Masa kecil dan pendidikan

Terlahir dengan nama Jun Prasetyo, Purbodiningrat menempuh masa kecil di Yogyakarta hingga menginjak bangku sekolah menengah pertama di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Dia kemudian melanjutkan sekolahnya ke Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta dengan bidang studi ekonomi hingga selesai dan meraih gelar Sarjana Ekonomi. Selanjutnya dia meneruskan kuliahnya di Southeastern University di Washington DC, Amerika Serikat hingga lulus dan meraih gelar MBA. Setelah lulus, Purbodiningrat berwiraswasta di Jakarta dan Yogyakarta hingga akhirnya menikah dengan Maduretno.

Pernikahan

Pangeran Purbodiningrat menikah dengan Ratu Maduretno pada tanggal 9 Mei 2008. Sebelum menikah, terlebih dahulu dia diberi nama dan gelar baru. Nama yang diberikan oleh Sultan adalah Purbodiningrat sementara gelar yang diberikan adalah Kanjeng Raden Tumenggung, sementara itu calon pengantin wanita berubah gelarnya menjadi Gusti Raden Ayu (GRAy) Purbodiningrat.[1] Saat wisuda pemberian gelar, disampaikan bahwa nama dan gelar ini baru boleh dipakai setelah dia resmi menikah. Akan tetapi sebelum pernikahan berlangsung, Sultan yang merayakan tumbuk ageng ulang tahun ke 64 berkenan memberikan gelar baru kepada putri dan calon menantunya. Purbodiningrat diangkat menjadi Pangeran bergelar Kanjeng Pangeran Haryo sedangkan calon istrinya diangkat menjadi Gusti Kanjeng Ratu Maduretno.[2]

Selayaknya acara pernikahan di kraton, rangkaian upacara dimulai dengan ritual "nyantri" yang diteruskan dengan acara siraman.[3] Keesokan harinya, ijab kabul diadakan di mesjid keraton hanya diikuti oleh mempelai pria.[4] Usai ijab kabul, barulah pengantin pria dipertemukan dengan pengantin wanita di bangsal kencana. Acara ini dihadiri oleh pejabat tinggi negara.[5]

Rangkaian upacara pernikahan diakhiri dengan acara pamitan.[6] Berbeda dengan pernikahan adik-adiknya Ratu Hayu dan Ratu Bendoro Pernikahan 'Purbodiningrat dengan Ratu Maduretno tidak diikuti dengan prosesi kirab.

Pekerjaan

Pangeran Purbodiningrat yang awalnya adalah wiraswastawan, pernah bekerja sebagai pegawai PEMDA DIY sebagai Penatalaksana Pembinaan APBD Kabupaten/kota. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset PEMDA Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada tahun 2014, Purbodiningrat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD DIY melalui partai PDIP dan terpilih sebagai anggota dengan mengantongi 15,861 suara.[7]

Riwayat Pekerjaan

  • 1994 - 2009 : Swasta dan Wiraswasta
  • 2009 - 2013 : PNS PEMDA Daerah Istimewa Yogyakarta
  • 2014 - 2019 : Anggota DPRD-DIY, Fraksi PDI Perjuangan
  • 2019 - 2024 : Anggota DPRD-DIY, Fraksi PDI Perjuangan

Aktivitas Sosial

  • 2010 - Sekarang : SAR DIY
  • 2010 - 2015: LPM Suluh Desa
  • 2011 - sekarang: Ketua Dewan Pengurus Wilayah Assosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri Indonesia (AHTMRMI) Provinsi DIY [8]
  • 2019 - 2024 : Ketua Harian PB ESI DIY
  • 2021 - 2026 : Ketua Umum KBA Padmanaba Kompartemen Yogyakarta [1]
  • 2020 - 2025 : Ketua Umum Pengda PERBASI DIY
  • 2020 - 2025 : Ketua Umum Pengda IPSI DIY
  • 2022 - 2027 : Sekjen KBA Padmanaba Pusat
  • 2022 - 2027 : Ketua Umum Pengda Perbakin DIY.[9]
  • 2023 - 2027 : Ketua Umum Pengda IMI DIY

Referensi

  1. ^ Kunto Wibisono (28 April 2008). "Sultan HB X akan nikahkan putrinya". Antara. Diakses tanggal 9 Mei 2015. 
  2. ^ Ruslan Burhani (6 Mei 2008). "Peringatan tumbuk ageng sultan HB X". Antara. Diakses tanggal 9 mei 2015. 
  3. ^ Erwin Edhi Prasetyo (8 Mei 2008). "Calon Mempelai Nyantri dan ikuti siraman". Bola, Kompas. Diakses tanggal 23 December 2015. 
  4. ^ Sugiarto (10 Mei 2008). "Air mata haru iringi ijab kabul". Suara Merdeka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-23. Diakses tanggal 23 December 2015. 
  5. ^ Rosalia Setyawati (10 Mei 2008). "KPH Purbodiningrat dan GKR Maduretno panggih di bangsal kencana". Kompas.com. Diakses tanggal 23 December 2015. 
  6. ^ BGS/NDR (10 Mei 2008). "Pengantin Pamitan pada Sultan". Detik.com. Diakses tanggal 23 December 2015. 
  7. ^ Ahmad Lutfie (25 April 2015). "Menantu Sultan lolos ke DRPD DIY". Kedaulatan Rakyat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-24. Diakses tanggal 23 December 2015. 
  8. ^ Humas (16 Mei 2012). "Dewan Pengurus Wilayah AHTMRMI dilantik". Pemda DIY. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-23. Diakses tanggal 23 December 2015. 
  9. ^ "KPH Purbodiningrat Pimpin Perbakin DIY". krjogja.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-11.