Cibitung, Tenjolaya, Bogor

Revisi sejak 10 Februari 2024 14.21 oleh P.Damayanti (bicara | kontrib) (Memperbaiki artikel)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Cibitung adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Cibitung
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBogor
KecamatanTenjolaya
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Kondisi geografis

sunting

Desa Cibitung diapit oleh beberapa sungai sekaligus perbatasan desa. Di sebelah barat Sungai Ciampea dengan desa Ciampea Udik, di sebelah timur dibatasi Sungai Cinangneng dengan Desa Situ Daun. Di sebelah utara, Desa Cibitung berbatasan dengan Desa Cinangneng, sebelah selatan dengan Desa Tapos II, sebelah barat dengan Desa Ciampea Udik, dan sebelah timur dengan Desa Situ Daun.

Desa Cibitung memiliki luas areal ± 1,047 ha, 176 ha (36%) untuk areal persawahan, 671 ha (64%) berupa daratan yang terdiri atas 523 ha berupa perkebunan dan sisanya 148 ha berupa perkampungan, tanah perkebunan, sarana sosial, jalan, dan lain-lain. Desa Cibitung mempunyai RW (Rukun Warga) sebanyak 5 RW dari jumlah RT (Rukun Tetangga) sebanyak 22 Rt dengan kapasitas penduduk 7.389 jiwa. Sebagian besar penduduk Desa Cibitung bermata pencaharian sebagai petani, yaitu 1920 orang, Pegawai Negeri Sipil 240 orang, karyawan 252 orang, dan buruh 1440 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

sunting
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Keterangan
1 Petani 1920 Orang -
2 Buruh 1440 Orang -
3 PNS 240 Orang -
4 Karyawan 252 Orang -
5 Wiraswasta 480 Orang -
Total 7.389 Jiwa Penduduk Pendatang, Fertilitas dan

Mortalitas belum terhitung

Sumber: Kantor Desa Cibitung Hasil Sensus Pemerintahan Tahun 2001

Kepadatan penduduk yang dialami masyarakat Desa Cibitung secara sosiologis dan antropologis memiliki dua keuntungan. Di satu sisi, secara potensial kemanusiawian akan menghasilkan beberapa cipta, karya dan karsa yang beraneka ragam tergantung pada sumber daya dari diri masing-masing individu. Keanekaragaman potensi serta hasil dari proses eksplorasi akan membawa dampak yang besar bagi perkembangan sistem kemasyarakatan secara pesat.

Di sisi lain, penduduk juga memiliki potensi besar terhadap terjadinya permasalahan, termasuk di dalam ketegangan sosial, kecemburuan sosial, politik, ekonomi dan pendidikan. Beberapa macam kecemburuan bisa muncul sebagai permasalahan, di antaranya adalah ras aman (secara luas).

Walaupun bagi masyarakat setempat rasa itu tidak pernah menjadi kendala, tetapi sering kali menjadi ancaman bagi msyarakat sekitar Desa Cibitung, sebagaimana pernah dituturkan beberapa warga setempat.

Dilihat dari jumlah jenis mata pencaharian, ternyata masyarakat Desa Cibitung Tengah banyak bekerja sebagai petani, sementara tanah yang banyak mereka garap adalah areal ladang pesawahan.

Aliran kali Cinangneng dan Ciampea telah banyak membantu masyarakat Desa Cibitung Tengah dalam bercocok tanam meskipun areal persawahan mampu ditanami padi maksimal 3 kali dalam satu tahun. Tetapi, kegiatan pertanian tidak menjadi tujuan pokok para petani dan hasilnya sering tidak memuaskan. Hal ini, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1)Ketidak-mampuan petani mengusir hama wereng, 2)Ketidak-seimbangan harga obat-obatan dengan harga penjualan gabah atau beras, 3)Terganggunya pengairan, terutama disepanjang aliran sungai Ciampea yang sampai saat ini masih berlangsungnya kegiatan penggalian batu, split dan pasir sampai ke dasarnya, sehingga banyak lahan pertanian yang mengantung tidak terairi, dan 4 Minimnya sumber daya petani terutama di bidang pertanian.

Kondisi tersebut menyebabkan pekerjaan sebagai petani khususnya warga Cibitung tidak dijadikan sebagai tujuan pokok sehingga para petani banyak menjual lahan pertaniannya kepada orang lain guna dijadikan sebagai modal usaha. Singkatnya, kondisi objektif masyarakat Desa Cibitung ditinjau dari segi geografis maupun perekonomiannya sebagai salah satu desa di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor dapat dikatakan stabil.

Fasilitas-fasilitas yang ada di Desa Cibitung

sunting

Fasilitas Pendidikan

sunting
  • 4 Taman Kanak-kanak (TK) dan Beberapa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)
  • 4 Sekolah Dasar (SD)
  • 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI)
  • 2 Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP)
  • 1 Sekolah lanjutan atas (SLTA)

Pada sekitar paruh pertama tahun 2000-an, kalangan tokoh masyarakat yang memiliki dasar pendidikan formal (sekolah) pernah menyelenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dengan sumber pengajar dari kalangan kiyai dan sarjana yang terdapat di wilayah sekitar desa. Hal itu, telah memberikan sumbangan yang positif dalam pendidikan masyarakat terutama sangat membantu kalangan menengah ke bawah untuk mengenyam pendidikan lanjutan. Kehadiran lembaga pendidikan itu telah membawa kaum pelajar dari kalangan sekolah dan pesantren (santri) dapat mengikuti kegiatan pembelajaran itu. Selain memberikan fasilitas biaya yang murah, lokasi lembaga pendidikan tinggi itu dapat terjangkau masyarakat tanpa memakan biaya transfortasi yang lebih tinggi.

Sarana Pengajian

sunting

Sarana pengajian di Desa cibitung Tengah telah ada di masing-masing tempat yang mereka kelola. Bahkan di Desa Cibitung Tengah, sarana pengajian sudah menjadi suatu lembaga. Sekitar enam buah pondok pesantren dan lembaga pengajian sebagan dipimpin oleh salah seorang pengasuh (ulama setempat).

Murid pondok pesantren bukan saja dari daerah asal, melainkan juga dari luar daerah seperti Jabotabek, bahkan luar Jawa.

Fasilitas Olah Raga

sunting

Dalam bidang olahraga, masyarakat Desa Cibitung Tengah telah membentuk suatu klub di masing-masing Rt/kampung, di antaranya:

  • PORCIMA:(Prsatuan Olah Raga Cibitung Maduhur), yang bertempat di Rt/Rw. 11/03 Kampung Cibitung Tengah sebelah Utara.
  • BERLAP: (Persatuan Olah Raga Ember dan Lap), yang terdiri dari para pencuci mobil.
  • BSW: (Babakan Sekar Wangi) yang beranggotakan dua klub, yaitu PS Sekar dan PS Wangi

Potensi Keagamaan

sunting

Potensi keagamaan masyarakat Cibitung Tengah dapat dikatakan cukup baik, meskipun sebagian masyarakat hanya pengakuannya saja. Kegiatan keagamaan masyarakt Cibitung Tengah ini sangat pesat jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan di bidang lain. Kegiatan keagamaan ini dapat terlihat misalnya dalam pengajian dan tamrinul khutbah atau da’watul Islamiyah.

Para pemuka agama, khususnya pemrakarsa serangkaian program pembinaan remaja Islam masing-masing rukun kampung mengadakan suatu organisai yang bernafaskan Islam, seperti organisasi HAMDI Himpunan Angkatan Muda Dakwah Islam[pranala nonaktif permanen], IRMACI dan sebagainya. Bahkan, pada tahun 2006, para pemuda Cibitung Tengah mengadakan suatu rangkaian kegiatan untuk menghidupkan kegiatan keagamaan melalui pengajian tingkat desa.

Kegiatan-kegiatan dakwah yang terjadi di Desa Cibitung Tengah telah semarak serta terpadu dengan pembangunan masyarakat, sehingga dengan kegiatan dakwah itu sinar Islam dapat terpancar. Setiap insan berbondong-bondong menyongsong hikmahnya. Banyak sudah muallaf di desa ini meraskan nilai-nilai da’wah yang bermanfaat bagi segenap masyarakat, baik berupa suasana kekeluargaan yang Islami, kualitas kerja mau pun sikap ajak-an yang mengesankan.

Di desa ini, para muallaf mendapatkan pembinaan khusus. Bahkan, jika di antara mereka hendak berkeinginan menanyakan permasalahan yang berkaitan dengan hukum, maka para pembimbing para pembimbing tidak segan-segan menjawab setiap pertanyaan yang mereka ajukan.

Oleh karena itu, dalam kegiatan keagamaan perlu mendapatkan perhatian khusus dari penghidmah da’wah agar proyeksi masa depan umat Islam dapat tercapai.

Potensi Ekonomi

sunting

Ekonomi merupakan unsur yang penting dalam kehidupan masyarakat. Kondisi ini, kiranya juga telah menyadarkan masyarakat masyarakat Desa Cibitung Tengah untuk mencari nafkah demi keluarga, anak dan isterinya.

Kebanyakan masyarakat Cibitung Tengah bermata-pencaharian sebagai petani. Di antara mereka ada yang memiliki ladang, tetapi ada pula yang hanya pekuli saja (buruh tani). Lain halnya dengan masyarakat Cibitung Tengah bagian Barat, mereka banyak yang berpencaharian sebagai sopir, karena kebanyakan di antara mereka memiliki kendaraan (angkutan pedesaan), tetapi sebagian ada juga yang hidupnya menjadi petani.

Di Cibitung bagian Selatan, tepatnya yang terletak tidak jauh dari kaki Gunung Salak, mayoritas mata pencaharian mereka sebagai tukang tembok (bangunan). Alasannya, karena dahulu orang tua mereka sebagai tukang tembok, karena itu tidak heran jika anak cucu mereka menjadi tukang tembok. meskipun demikian, sebagian kecil di antara mereka bermata pencaharian sebagai petani.

Berbeda dengan warga Cibitung Kaum, kebanyakan mereka lebih memilih sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Hal itu dikarenakan, sejak dulu, Cibitung Kaum memang pernah menjadi pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam. Tapi, ada juga di antara mereka memilih menjadi sebagai sopir dan petani. Begitulah kehidupan manusia yang serba-serbi dan aneh-aneh.

Layaknya dalam perekonomian, pasar merupakan tempat manusia menunaikan transaksi perdagangan (jual beli) dalam jumlah yang lebih besar, karena di dalam pasar berbagai macam barang dapat diperjual-belikan. Sejak lama, masyarakat Cibitung Tengah telah memiliki dan membentuk lemabaga perdagangan ini melalui "pasar harian" yang sering masyarakat sebut sebagai Pasar Jum’at.

Semula Pasar Jumat beroperasi tiap hari jum’at, tetapi seiring tuntutan kebutuhan masyarakat yang setiap saat menghendaki perubahan khususnya dalam bidang ekonomi, Pasar Jumat mengalami perubahan baik secara material bangunan fisiknya maupun pengunjungnya yang setiap saat bertambah dan berkembang. Maka, kini, Pasar Ju'mat telah beroperasi setip hari, sehingga warga sekitar khususnya dapat melakukan aktivitas perekonomian di pasar tersebut. Meskipun lokasi Pasar Jumat berada di tengah-tengah perkampungan warga setempat, pasar tradisional itu cukup besar layaknya pasar-pasar tradisional di perkotaan.

Potensi Sosial dan Budaya

sunting

Dilihat dari keadaan sosialnya, kehidupan masyarakat Desa Cibitung Tengah sangat rukun dan damai. Bahkan, apabila di antara Rukun Kampung misalnya sedang mengadakan pemembangunan masjid, masyarakat warga sekitar hidup dalam keadaan saling berkaitan, kerja sama dan saling tolong di kehidupan sosial. Tidak hanya itu, dalam pembangunan jalan warga sering melakukannya secara gotong royong. Di bidang kebudayaan, masyarakat membentuk beberapa seni budaya. Dalam bidang kesenian, masing-masing warga mempunyai group kesenian seperti qasidah (yang paling membudaya di daerah tersebut). Di kalangan pengajian atau pesantren kesenian budaya ini dapat terlihat seperti:

  • Group Qasidah Al-Hikmah di Rt/Rw 11/03
  • Group Qasidah Ar-Rahmah di Rt. 08
  • Group Qasidah Al-Ghazali di Rt. 12
  • Group Qasidah Nurul Anwar, bertempat di Ponpes Nurul Anwar Rt. 12, dan group qasidah lainnya.

Dalam seni bela diri, masyarakat Cibitung Tengah mempunyai keyakinan masing-masing, di antaranya menganut bela diri Silat Cimande, ilmu kesucian Al-Hikmah, dan kesenian bela diri lainnya. Tapi, mereka hidup secara rukun, damai dan saling penuh pengertian walaupun di antara mereka berlainan aliran dalam bidang seni bela diri.

Pranala luar

sunting