Lukisan kaca
Lukisan kaca adalah cabang seni lukis yang menggunakan kaca sebagai medianya. Berbeda dengan seni lukis pada umumnya, teknik melukisnya menggunakan teknik melukis negatif atau teknik melukis terbalik.[1]
Budaya, tradisi, nilai, keyakinan, di sekitar pelukis kaca sangat mempengaruhinya dalam memilih obyek dan gaya lukisan.
Sejarah lukisan kaca di Indonesia
Lukisan kaca mulai dikenal di Indonesia pada abad ke-17, dimulai dari wilayah Cirebon bersamaaan dengan perkembangan Islam di Jawa.[2] Catatan lain menuliskan bahwa lukisan kaca diperkenalkan oleh para pelukis Eropa dan Cina pada akhir abad ke-18 dan ke-19.[3]
Seni lukis kaca terus berkembang ke arah timur, dan tahun 1927 juga berkembang di Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng.[4]
Tema lukisan
Pada masa Panembahan Ratu, lukisan kaca digunakan sebagai media dakwah Islam. Itu terlihat jelas melalui gambar Ka'bah, masjid, kaligrafi Al Quran dan hadist. Selain itu, budaya lokal yang kaya dengan nilai diwujudkan melalui gambar-gambar tokoh wayang.[2]
Perkembangan lukisan kaca di Indonesia kaya dengan corak dan tema lokal memadukan budaya setempat (Jawa), Eropa, Cina, dan Muslim.[4]
Referensi
- ^ "Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta". kebudayaan.jogjakota.go.id. Diakses tanggal 2024-02-17.
- ^ a b "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2024-02-17.
- ^ "Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta". kebudayaan.jogjakota.go.id. Diakses tanggal 2024-02-17.
- ^ a b "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". kebudayaan.jogjakota.go.id. Diakses tanggal 2024-02-17.