Mikrobiologi Tanah

Revisi sejak 20 Februari 2024 09.19 oleh Pakdhe Wawan (bicara | kontrib) (Membuat artikel baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Mikrobiologi tanah merupakan cabang ilmu pengetahuan dari subdisiplin mikrobiologi lingkungan yang meneliti seluruh aspek biologis mikroorganisme (bakteri, archaea, virus, jamur, parasit, dan protozoa) yang mendiami ekosistem tanah.[1] Bakteri dan jamur, memegang kendali atas fungsi ekosistem melalui proses dekomposisi dan siklus nutrisi dan dapat berperan sebagai indikator perubahan penggunaan lahan dan kesehatan ekosistem. Habitat tanah digambarkan sebagai matriks kompleks dengan pori-pori dan agregat dengan ukuran berbeda. Rizosfer menjadi tempat berkumpul bakteri dan jamur tertentu yang dapat memanfaatkan gula yang dikeluarkan oleh akar tanaman atau bahkan bersimbiosis mutualistik dengan berasosiasi secara fisik dengan sistem akar tanaman dan bertukar serta nutrisi , interkasi tersebut dapat dilihat pada mikoriza dan tanaman. Komunitas tanah dan habitatnya dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, keasaman atau alkalinitas tanah (pH).[2] Mikroba tanah memiliki peran ganda dalam ekosistem, mereka memberikan kontribusi positif yang fundamental bagi kesehatan tanah, tanaman bahkan manusia. Namun, dalam kondisi tertentu, mikroba tanah dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai.

Hasil Kultur Mikroba Tanah pada Media Buatan
Mikroba Tanah pada Media Buatan

Referensi

  1. ^ "Soil microbiology - Latest research and news | Nature". www.nature.com. Diakses tanggal 2024-02-20. 
  2. ^ Dixon, Geoffrey R.; Tilston, Emma L. (2010-09-08). Soil Microbiology and Sustainable Crop Production (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. ISBN 978-90-481-9479-7.