Parafrasa

pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain
Revisi sejak 21 Februari 2024 14.45 oleh AABot (bicara | kontrib) (~cite)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Parafrasa berasal dari bahasa latinparaphrasis“ dan bahasa yunani παράφρασις (Paraphrasein) yang sama-sama memiliki arti, yaitu "Cara Ekspresi Tambahan".[1] Secara umum parafrasa adalah bentuk pengungkapan kembali suatu tata bahasa, kalimat, atau pernyataan dengan menggunakan diksi yang lebih sederhana tanpa mengubah makna dari bahasa tersebut.[2] Parafrasa biasanya digunakan oleh para penulis untuk terhindar dari tindakan plagiarisme dengan cara memberikan kutipan tidak langsung dari teks aslinya. Hal yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan teknik parafrasa merupakan sesuatu yang tidak melanggar hukum, karena penulis hanya menulis ulang ide tersebut dengan kalimatnya sendiri. Cara untuk membuat parafrasa bisa memulainya dengan cara menemukan inti dari isi teks yang sudah dibaca serta menemukan permasalahan dari teks tersebut. Teks yang bisa diparafrasakan di antaranya: teks berita, narasi, teks iklan, hingga puisi.[3]

Tujuan

sunting

Menghindari plagiarisme

sunting

Parafrasa bisa menghindarkan penulis dari praktik plagiarisme. Plagiarisme adalah aktivitas menjiplak yang melanggar hak cipta. Aktivitas tersebut bisa dikategorikan pencurian dan pemalsuan karya dari orang lain.[4] Dengan menyajikan ide pencipta karya dengan bahasa sendiri bisa terbebas dari plagiarisme. Namun, tidak mengubah isi dan makna dari tulisan sumber. Penulis juga harus tetap menuliskan sumber utama gagasan yang dituliskan dalam daftar pustaka, meskipun teks tersebut direka ulang dengan kalimat sendiri.[5] Oleh karena itu, penulis harus menguasai teknik parafrasa dengan cara memahami konsep dan memperkaya padanan kata serta memperluas pengetahuan umum agar tulisan bisa dikembangkan isinya.[6]

Gagasan lebih mudah dimengerti

sunting

Menulis dengan menggunakan teknik parafrasa mampu membantu menyebarluaskan kembali informasi sumber dengan bahasa yang mudah agar bisa dimengerti oleh banyak orang. Sebagai contoh, format puisi yang banyak menyajikan diksi yang rumit mampu digubah menjadi narasi dengan teknik parafrasa agar diketahui maknanya. Selain puisi, contoh lainnya, yaitu novel yang bisa diubah menjadi bentuk drama, atau sebuah cerita film yang digubah menjadi novel.[7] Namun, harus tetap relevan sesuai dengan informasi aslinya. Dengan menggunakan teknik prafrasa ide dan gagasan bisa dengan sopan disampaikan bahkan dalam kegiatan rapat, percakapan, atau persentasi.[8]

sunting

Ungkapan ini sering digunakan dalam konteks ini untuk menyiratkan bahwa penulis telah menulis ulang teks dengan gaya penulisan mereka sendiri – bagaimana mereka akan menulisnya jika mereka yang menciptakan ide tersebut. Saat ini, ada beberapa model untuk mempelajari dan mengenali parafrase pada teks bahasa alami. Kalimat juga dapat diparafrasekan secara otomatis menggunakan perangkat lunak penyederhanaan teks.[9]

Parafrasa ekuivalen

sunting

Parafrasa ekuivalen sering disebut juga parafrasa leksikal. Parafrasa ekuivalen merupakan parafrasa antar satuan lingual yang memiliki kemiripan arti sangat dekat.[10] Istilah ekuivalen juga erat kaitannya dengan teknik yang digunakan oleh penerjemah. Dalam aktivitasnya, penerjemah mencari kesamaan arti dan makna yang sangat dekat dengan teks asli bahasa pertama. Penerjemah melakukannya tidak melihat kata demi kata atau kalimat, melainkan keseluruhan isi dan makna dari teks terjemahan tersebut.[11]

Parafrasa keantoniman ingkaran

sunting

Parafrasa keantoniman ingkaran merupakan bentuk lingual yang memiliki sifat ingkar.[10] Keantoniman sendiri memiliki arti dua kata yang memiliki arti berlainan. Namun, dalam parafrasa keantoniman tersebut memiliki sifat berlawanan bertingkat dan berlawanan berkebalikan.[12]

Parafrasa Generik-Spesifik

sunting

Parafrasa generik-spesifik merupakan kegiatan memarafrasakan satuan lingual dengan cara mengganti padanan kata yang masih memiliki sinonim yang sama.[10] Hal ini dapat terjadi karena sebuah kata yang memiliki makna bisa dilambangkan dengan lebih dari satu lambang yang berbeda-beda. Sebagai contoh, kata teman memiliki kemiripan makna dengan kawan, kolega, atau partner. Meskipun memiliki kata yang berbeda namun kata-kata tersebut memiliki kemiripan arti yang sama.[13]

Parafrasa amplifikasi

sunting

Parafrasa amplifikasi adalah pengulangan lingual serta memberikan informasi tambahan dalam satuan lingual dalam parafrasa tersebut.[10] Penambahan informasi tersebut dilakuan dengan cara memberikan detail informasi dari kalimat atau yang akan diparafrasakan.[14]

Parafrasa kontraksi

sunting

Parafrasa kontraksi adalah jenis parafrasa yang dilakukan dengan cara mengurangi informasi dalam satuan lingual.[10] Pengurangan lingual tersebut bisa dengan cara menyingkat satuan kata tanpa mengubah makna atau frasa tersebut. Contohnya kata tidak ada mengalami kontraksi menjadi kata tiada. Contoh lainnya, kalimat bagai itu mengalami kontraksi menjadi begitu.[15]

Parafrasa rangkuman

sunting

Parafrasa rangkuman merupakan jenis parafrasa dengan cara merangkum satuan lingual dengan lingual lainnya. Parafrasa berbeda dengan kegiatan merangkum. Hal ini dikarenakan kegiatan parafrasa merupakan teknik penyajian gagasan sumber dengan kata-kata sendiri, sedangkan merangkum merupakan meringkas fokus penulis dengan susunan kalimat sesuai dengan ide penulis pertama.[10]

Ciri-Ciri

sunting

Hasil dari parafrasa harus memiliki bentuk tutur bahasa yang berbeda dari aslinya namun tetap memiliki makna dan maksud yang sama, dengan struktur bahasa dan cara penyampaian yang berbeda dari sumber asli.[16] Parafrasa bisa dilakukan dengan cara lisan dan tulisan. Parafrasa lisan merupakan proses mengungkapkan isi tuturan secara lisan. Teknik parafrasa secara lisan dilakukan untuk melatih keterampilan berbicara dengan cara menceritakan kembali dengan bahasa sendiri. Sedangkan parafrasa tulisan merupakan proses mengungkapkan isi tuturan secara tertulis. Teknik parafrasa secara tertulis dilakukan untuk melatih keterampilan menulis.[17]

Ciri dari kegiatan parafrasa, yaitu:

  • Parafrasa memiliki tuturan bahasa yang berbeda dengan teks asli sebelum diparafrasakan.[17]
  • Memiliki teknik penyampaian bahasa yang berbeda dengan sumber asli.[17]
  • Makna dan isi tuturan tidak berubah dari sumber asli.[17]

Langkah-Langkah

sunting

Untuk melakukan parafrasa, teks yang akan diparafrasa harus dibaca secara keseluruhan.[18] Pembaca perlu untuk memahami topik atau tema dari teks tersebut. Untuk teks yang berbentuk narasi, pembaca perlu memahami pula alur atau jalan ceritanya. Selanjutnya, pembaca harus menemukan gagasan atau ide pokok yang terdapat pada kalimat utama setiap paragraf. Dari kalimat penjelas, hanya bagian yang penting saja yang diambil. Bagian yang berupa ilustrasi, seperti permisalan dan sebagainya, dapat diabaikan. Untuk menceritakan kembali teks tersebut, diperlukan kata atau kalimat yang sepadan, efektif, dan mudah dipahami. Agar lebih singkat, kalimat langsung dapat diubah menjadi kalimat tidak langsung. Dalam melakukan parafrasa, perlu digunakan bahasa yang ringkas dan mudah dipahami.[19]

Kegiatan memparafasakan memiliki langkah-langkah, yaitu:

  1. Membaca atau mendengarkan teks secara seksama.[19]
  2. Memberi tanda dan mencari arti dari kata-kata yang sulit.[19]
  3. Mecari arti kata yang dihilangkan atau kiasan oleh penulis.[19]
  4. Mencari ide pokok dari tulisan tersebut.[19]
  5. Membubuhkan tanda baca.[19]
  6. Membuat susunan kalimat dalam bentuk paragraf.[19]
  7. Membaca ulang teks yang sudah diparafrasakan.[19]

Referensi

sunting
  1. ^ Mauludin, Septiana (2016-01-01). "Pembelajaran Mengonversi Teks Negosiasi ke Dalam Bentuk Monolog dengan Menggunakan Model Inquiry Learning pada Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016" (PDF). Repository UNPAS. hlm. 41. Diakses tanggal 2021-12-10. 
  2. ^ Monte, David (11 September). "Pengertian Parafrasa, Jenis & Ciri-Ciri Parafrasa". Artikelsiana. Diakses tanggal 2 Desember 2021. 
  3. ^ Darmayanti, Nani (2007-01-01). Bahasa Indonesia. Bandung: PT Grafindo Media Pratama. hlm. 54. ISBN 978-979-758-706-2. 
  4. ^ adminwebs1iip (2021-02-19). "Plagiarisme: Sebuah Kejahatan Intelektual yang Tak Kasat Mata di dunia Pendidikan". Fisip UNAIR. Diakses tanggal 2021-12-02. 
  5. ^ Istiana, Purwani (2017-01-01). "Panduan Anti Plagiarism – Perpustakaan". Digilib UGM. Diakses tanggal 2021-12-02. 
  6. ^ Madani, Mursalati Urva (2020-01-01). "Teknik Parafrase dalam Keterampilan Menulis untuk Menghindari Plagiarisme" (PDF). Digilib Unimed. hlm. 344. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  7. ^ Sunarsih (2011-06-01). "Peningkatan Keterampilan Menulis Parafrase melalui Model Pembelajaran Kooperatif di Kelas VI SDN Bulu 01 Semarang" (PDF). Digilib Unnes. hlm. 29. Diakses tanggal 2021-12-10. 
  8. ^ Sistem Informasi dan Kerjasama LLDIKTI XII (2021-03-05). "3 Teknik + 1 Struktur Yang Dapat Anda Gunakan Untuk Memasukan Ide Anda Dalam Presentasi, Rapat Atau Percakapan | LLDIKTI WILAYAH XII". Ristekdikti (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-02. Diakses tanggal 2021-12-02. 
  9. ^ "Paraphrase Tool Bahasa Indonesia". Aplikasi Parafrase Indonesia. 
  10. ^ a b c d e f Kesuma, Tri Mastoyo Jati (2013-06-21). "Ihwal (Teknik) Parafrasa". Humaniora (9): 44. doi:10.22146/jh.2057. ISSN 2302-9269. 
  11. ^ Masduki (2011-01-07). "Jenis dan Makna Terjemahan: Ditinjau dari Kelebihan dan Kekurangannya". Journal Trunojoyo. hlm. 5. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  12. ^ Dr.Wildan, M.Pd (2017-01-04). "Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi" (PDF). UNILA. hlm. 81. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  13. ^ Lubis, Syahron (2009-04-21). "Penerjemahan Teks Mangupa dari Bahasa Mandailing ke dalam Bahasa Inggris" (PDF). Repositori Universitas Sumatera Utara. hlm. 172. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  14. ^ Kendenan, Esriaty (2018-07-11). "Analisis Penerapan Teknik Amplifikasi dalam Terjemahan "Gadis Pantai" Karya Pramoedya Ananta Toer ke dalam Bahasa Inggris". SEMINAR NASIONAL BULAN BAHASA 1: “MENDUNIAKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA”. hlm. 84. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  15. ^ Adam, Lenny Nofriyani (2019-03-12). "Pola Singkatan Kata dan Gender". Jurnal Unimor. hlm. 113. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  16. ^ Kurniawan, Aris (6 November 2021). "Cara Membuat Parafrasa". Guru Pendidikan. Diakses tanggal 2 Desember 2021. 
  17. ^ a b c d Irmayanti (2020-01-08). "Analisis Kesulitan Siswa dalam Memparafrasekan Puisi ke Prosa Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 UNISMUH Makasar" (PDF). Digilib Admin Unismuh. hlm. 20. Diakses tanggal 2021-02-12. 
  18. ^ Salmiati (2015-12-01). "Peningkatan Keterampilan Menulis Parafrase Menggunakan Metode Mind Mapping". E-Journal STKIP. hlm. 92. Diakses tanggal 2021-12-10. 
  19. ^ a b c d e f g h Usman, Raja (2015-01-10). "Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SMP Al-Ittihat Pekanbaru" (PDF). Media Neliti. hlm. 172. Diakses tanggal 2021-02-12.