Petak umpet
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Petak umpet, (ber)sembunyi-sembunyian, atau (ber)suruk-surukan[1] adalah sejenis permainan cari dan sembunyi yang bisa dimainkan oleh minimal dua orang yang umumnya dilakukan di luar ruang. Nama permainan ini berbeda-beda di setiap daerah.
Manfaat
Permainan ini selain bertujuan untuk bersenang-senang, permainan ini juga digunakan sebagai metode pengajaran kemampuan berhitung pada anak dan untuk bermain kerjasama dalam tim dengan temannya.[2]
Cara Bermain
Permainan dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai sepuluh. Biasanya dia menghadap tembok, pohon, atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di Jakarta ada yang menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BON, dan ada juga yang menamai tempat itu HONG). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka hitungan biasanya ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing" beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG. Apabila hanya meneriakkan namanya saja, si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Hal yang seru adalah pada saat si "kucing" bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO, BON, atau HONG. Jika berhasil menyentuhnya, semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Orang yang pertama ditemukan yang menjadi 'kucing' berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
Permainan ini bisa melatih anak beradu kecerdasan, kecermatan, dan kejelian. Anak-anak dilatih berpikir mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi dan bagaimana cara bersembunyi untuk menghindar dari orang mencarinya. Permainan ini juga menjadikan anak lebih kuat dan tangkas secara fisik. Selain itu memberikan pendidikan pada anak untuk bermain sportif, jujur, dan kreatif.
Marroda (Petak Umpet)
Permainan tradisional yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat indonesia, namun di desa Sibarani Nasampulu permainan ini masih sangatlah populer bagi kalangan anak-anak maupun sampai kalangan remaja, permainan ini merupakan permainan yang kerap di lakukan oleh anak kecil sampai remaja dengan jumlah yang sangat banyak Permainan marroda (petak umpet) biasanya akan ditentukan siapa yang menjadi penjaga home base (tempat utama dalam permainan). Bagi yang kalah wajib menutup mata menghadap ketembok atau pohon sementara,sisanya mencari tempat persembunyian.dalam menentukan tempat persembunyian, maka biasanya para pemain bakal menentukan batasan tempat persembunyian.[3]
Referensi
- ^ (Indonesia) Arti kata suruk-surukan dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
- ^ SENTANINGRUM, CHERIN (2021). "BERMAIN KELERENG DAN PETAK UMPET DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI DI RA INSAN CENDEKIA NGUJUNG MAOSPATI" (PDF). Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ Simamora, Yahya Apriyanti; Sibarani2, Robert (2022). "Tradisi Permainan Rakyat pada Etnik Batak Toba : Kajian Kearifan Lokal". Journal of Language Development and Linguistics (JLDL). 1 (2): 71–86. line feed character di
|title=
pada posisi 56 (bantuan)