Incheon

kota di Korea Selatan
Revisi sejak 12 Maret 2024 21.23 oleh JacobSanchez295 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Incheon adalah kota metropolitan dan pelabuhan utama di pesisir barat Korea Selatan. Letak astronomis 37°29′ LU 126°38′ BT. Kota terbesar ketiga di Korea Selatan setelah Seoul dan Busan yang berpopulasi lebih dari 2,6 juta jiwa, Incheon adalah kota penting yang berfungsi sebagai kota pelabuhan dan transportasi di Asia Timur Laut. Bandar Udara Internasional Incheon dibuka pada tahun 2001 dan telah menjadi salah satu bandar udara terbaik di dunia.

Incheon
인천시
仁川市
Kota Metropolitan
Incheon Metropolitan City
인천광역시
仁川廣域市
Transkripsi Nama Korea
 • Hangul
 • Hanja
 • Revised RomanizationIncheon Gwang-yeoksi
 • McCune-ReischauerInch'ŏn Kwang'yŏkshi
Incheon International AirportNam-gu
Incheon PortIncheon Soccer Stadium
Searah jarum jam, dari atas: Distrik Songdo International Business, Distrik Michuhol, Stadion Sepak Bola Incheon, Jembatan Incheon, Pelabuhan Incheon, Incheon International Airport
Bendera Incheon
Logo resmi Incheon
Incheon di Korea Selatan
Incheon
Incheon
Incheon di Asia
Incheon
Incheon
Koordinat: 37°29′N 126°38′E / 37.483°N 126.633°E / 37.483; 126.633
NegaraKorea Selatan
WilayahIbukota Seoul
Subdivisi
Daftar
Pemerintahan
 • JenisDewan Walikota
 • WalikotaYoo Jeong-bok
 • BadanDewan Metropolitan Incheon
Luas
 • Total1.062,63 km2 (41,028 sq mi)
Populasi
 (Oktober 2022)[1]
 • Total2.962.388
 • Kepadatan0/km2 (0/sq mi)
Produk Daerah Bruto (2020)
 • TotalKR₩ 89.6 triliyun
US$ 71.7 miliar
Zona waktuUTC+9 (Korea Standard Time)
Kode area telepon+82-31
DialekGyeonggi
BungaMawar
PohonTulip
BurungBangau
Situs webOfficial website (English)

Merupakan salah satu tuan rumah Piala Dunia FIFA 2002. Dalam bidang ekonomi, Incheon adalah salah satu kota penting dari dua Zona Ekonomi Bebas Korea Selatan. Incheon berfungsi sebagai zona bisnis dan finansial bersama dengan Zona Ekonomi Bebas Busan-Jinhae.

Wilayah Incheon memiliki 42 buah pulau berpenghuni dan 112 tak berpenghuni. Pulau-pulau utama dihubungkan dengan jembatan, antara lain Pulau Yongyu, Yeongheung dan Seonjae. Pulau-pulau yang lebih jauh antara lain Pulau Baengnyeong, Yeonpyeong dan Daecheong. Pantai-pantai di sekitar Incheon adalah objek penelitian dan wisata seperti rekreasi, berenang, memancing dan mandi lumpur.

Pada saat Perang Korea meletus, banyak pengungsi dari Hwanghae yang pindah ke Incheon sehingga sampai sekarang seni dan budaya khas Korea bagian utara masih dipertahankan di wilayah ini seperti Eunyul Talchum (sendratari topeng Eunyul) dan lagu rakyat dari wilayah barat (Seodo Sori).

Sebagai pintu masuk ke Korea yang dibuka pada periode Joseon, Incheon memiliki berbagai peninggalan bersejarah dari zaman itu. Incheon adalah satu-satunya kota di Korea yang memiliki pecinan. Orang Tionghoa pertama kali datang ke Incheon sejak tahun 1800-an, sejak Korea mulai membuka diri kepada dunia luar. Pecinan Incheon terletak di distrik Seollin-dong yang ditinggali oleh warga Tionghoa generasi ke-2 atau ke-3.

Sejarah

sunting
 
Jemulpo, tahun 1906.

Incheon telah lama menjadi tempat permukiman, yakni sejak zaman Neolitik. Dalam catatan sejarah, Incheon pertama kali dihuni pada periode kerajaan Baekje tahun 19 SM. Namanya pada saat itu adalah Michuhol. Pada masa Dinasti Goryeo (918-1392), daerah ini statusnya ditingkatkan menjadi Gyeongwon-bu, di mana banyak ratu-ratu Goryeo lahir di sini. Pada periode Dinasti Joseon, tepatnya tanggal 15 Oktober 1413, masa pemerintahan Raja Taejong, ditingkatkan menjadi Kabupaten Incheon. Pada periode keenam masa pemerintahan Raja Sejo (1455-1468), status Kabupaten Incheon ditingkatkan menjadi Kota Incheon. Pada akhir periode Joseon, Incheon dijadikan sebagai kota pelabuhan yang bernama Jemulpo. Jemulpo berkembang pesat karena lokasinya di muara Sungai Han menjadikannya sebagai pelabuhan yang alami. Ketika pelabuhan Incheon didirikan pada 1883, populasinya hanya 4.700 jiwa.

Jemulpo berperan sebagai pintu masuk para pedagang dan orang asing ke Korea. Pada saat ini pula jaringan telepon dan kereta api pertama kali dibuat di Korea. Setelah penjajahan Jepang berakhir, statusnya berubah menjadi kota otonomi. Pada tahun 1960-an dan 1970-an kota ini berfungsi sebagai salah satu pusat industri penting. Lalu, pada tahun 1981 dijadikan pemerintah sebagai kota khusus. Pada tahun 1995, Kabupaten Ganghwa, Gimpo, Tongjin dan Kecamatan Geomdan merger dengan Incheon, menambah luas dan jumlah penduduk kotanya. Kini, tiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari jadi kota Incheon.

Ganghwa

sunting

Pulau Ganghwa yang merger dengan Incheon tahun 1995 dikenal sebagai pulau bersejarah yang dijuluki museum tanpa dinding. Hal itu dikarenakan terdapat banyak peninggalan sejarah yang tersisa di pulau ini. Situs tertua diyakini sebagai peninggalan Dangun, pendiri negeri Korea pada zaman kuno, yaitu altar kurban bernama Chamseongdan. Selain itu, pada zaman Dinasti Goryeo, Ganghwa dijadikan sebagai ibu kota darurat pada saat serbuan bangsa Mongol. Di pulau ini terdapat Kuburan Hongneung di mana istri Raja Gojong (bertahta 1215-1259), raja ke-23 Goryeo, dimakamkan.

Pembagian administratif

sunting

Incheon terbagi menjadi 8 distrik ("gu") dan 2 kabupaten ("gun").

Transportasi

sunting

Kapal feri menghubungkan Incheon dengan pelabuhan utama di Republik Rakyat Tiongkok.

Incheon memiliki satu jalur kereta api bawah tanah bernama Incheon Subway yang akan segera diperluas.

Pendidikan

sunting

Pada tanggal 27 Februari 2007, Incheon mendeklarasikan dirinya sebagai "Kota Inggris", dan meresmikan program "Zona Bebas Bahasa Inggris Incheon". Tujuan dari program ini adalah menjadikan kota ini sebagai kota yang penduduknya mahir berbahasa Inggris seperti Singapura.[3]

Beberapa perguruan tinggi yang ada di Incheon, seperti:

  • Universitas George Mason, kampus Korea
  • Universitas Ghent University, kampus Global
  • Gyeongin National University of Education, kampus Incheon
  • Universitas Inha
  • Universitas Gachon
  • Gyeongin Women's College
  • Inha Technical College
  • Universitas Katolik Incheon
  • Incheon City College
  • Incheon National University
  • Jaineung College
  • University of Utah kampus Asia
  • SUNY South Korea
  • Anyang University kampus Ganghwa campus
  • Universitas Yonsei, kampus Internasional
  • Korea Polytechnics II
  • Seongsan Hyo University
  • Juan International University

Demografi

sunting
 
Gereja Methodist, Incheon
 
Sebuah gereja di Gyodong, Incheon
 
Gereja Anglikan Ganghwa, Incheon

Banyak penduduk Korea Selatan yang tidak beragama, atau disebut juga atheis. Meskipun demikian, sebagian lagi penduduk Korea Selatan menganut agama tertentu, didominasi oleh agama Kekristenan dan Buddha. Pada sensus Korea Selatan 2015, dari 2.783.565 jiwa penduduk Incheon, sebanyak 1.170.740 jiwa (44,18%) diantaranya menganut agama tertentu.[4]

Adapun agama yang dianut di Incheon, yakni agama Kekristenan sebanyak 907.884 jiwa (32,62%), sebanyak 642.515 jiwa Protestan (23,08%) dan 265.369 jiwa Katolik (9,54%). Kemudian, penganut agama Buddha sebanyak 244.467 jiwa (8,78%). Penganut agama lainnya sebanyak 18.389 jiwa (0,66%) termasuk Won Buddhisme, Konghucu, Cheondokyo, Daesun Jinrihoe, Daejonggyo, dan agama lainnya termasuk Islam, Hindu, Bahai. Sementara penduduk yang tidak menganut agama tertentu sebanyak 1.612.825 jiwa (57,94%).[4]

Agama 2015[5]
Jumlah %
Kristen 907.884 32,62%
(Protestan) 642.515 23,08%
(Katolik Roma) 265.369 9,54%
Buddha 244.467 8,78%
Lainnya 18.389 0,66%
Tanpa agama 1.612.825 57,94%

Kota kembar

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ 연령별 인구현황 [Population by Age]. mois.go.kr. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2018. Diakses tanggal 20 October 2018. 
  2. ^ "2021년 지역소득(잠정)". 
  3. ^ "Arirang News". Arirang.co.kr. 20 March 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 October 2013. Diakses tanggal 13 May 2013. 
  4. ^ a b "성, 연령 및 종교별 인구 - 시군구" [Population by Gender, Age, and Religion - City/Country]. Korean Statistical Information Service (dalam bahasa Korea). 2015. Diakses tanggal 7 November 2023. 
  5. ^ "통계청 제19차 인구주택총조사(2015)" [South Korea National Statistical Office's 19th Population and Housing Census (2015)] (dalam bahasa Korea). Diakses tanggal 9 October 2022. 

Pranala luar

sunting