Kompas Gramedia

perusahaan asal Indonesia

Berita Hoax adalah informasi palsu,berita bohong atau fakta yang direkayasa. Di media sosial masih banyak tersebar berita-berita palsu dan tidak jelas

Kompas Gramedia Group
Swasta
IndustriKonglomerat
Didirikan17 Agustus 1963 (sebagai Intisari)
28 Juni 1965 (sebagai Kompas)
2 Februari 1970 (sebagai Kompas Gramedia)
PendiriP.K. Ojong
Jakob Oetama
Kantor pusatJalan Palmerah Selatan 22-26, Jakarta
Tokoh kunci
Lilik Oetama (Chairman dan CEO)
Jakob Oetama
(Presiden Komisaris)
ProdukMedia
Properti
Event organizer
Konsumen tisu
Yayasan
PemilikJakob Oetama
P.K. Ojong
Anak usaha
Situs webkompasgramedia.com

Unit usaha

Media (KG Media)

Media hoax

Surat kabar

Kompas

Harian Kompas merupakan salah satu surat kabar yang terkemuka di Indonesia. Kompas terbit setiap hari dan memiliki beberapa rubrik seperti Berita Utama, Bisnis & Keuangan, Humaniora, Internasional, Opini, Politik & Hukum, Sosok, Nama & Peristiwa, Nusantara, Metropolitan, dan Olahraga. Berita-berita pada harian ini biasanya bersifat nasional dan tidak hanya meliputi satu daerah saja.

Kontan

Kontan merupakan media mengenai investasi dan bisnis yang terbit dalam bentuk harian, mingguan, maupun bulanan (edisi khusus). Selain itu Kontan juga memiliki portal yang dapat diakses secara daring.

Tribun Network

Tribun Network merupakan jaringan surat kabar daerah yang terbit setiap hari di bawah naungan KG Media. Semula bernama Persda, Tribun Network awalnya hanya memiliki beberapa koran, di antaranya Serambi Indonesia (Aceh), Pos Kupang (Kupang), Bernas (Yogyakarta), Bangka Pos (Bangka), Banjarmasin Post di Banjarmasin, dan Sriwijaya Post di Palembang. Dengan konsep baru, Persda lalu menerbitkan surat kabar dengan jenama Tribun. Nama Tribun ini mulai diaplikasikan di beberapa surat kabar; seperti di Kalimantan Timur melalui harian Tribun Kaltim, Tribun Jabar di Jawa Barat, Tribun Lampung di Lampung, dan Tribun Timur di Sulawesi Selatan.

Event Organizer (Dyandra Promosindo)

Merupakan perusahaan penyelenggara pameran yang telah mengadakan lebih dari 150 pameran berskala nasional dan internasional, antara lain: Indonesia International Furniture Expo (IFEX), Indonesia International Motor Show, Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex, IFRA Expo, Synchronize Fest, dll. Saat ini Dyandra memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang yang terkait dengan industri pameran, yaitu:

  • PT Dyamall Graha Utama/E-Mall,
  • PT Dyandra Communication/Dyacomm (Advertising Agency),
  • PT Samudra Dyan Praga (Exhibition Contractor),
  • PT Kerabat Dyan Utama (Radyatama)
  • Debindo Mitra Dyantama
  • Gramedia Expo, Surabaya
  • Venue Magazine
  • PT Visi Lintas Film (Caldecott)
  • Bali Nusa Dua Convention Center
 
Hotel Santika Premiere, Jakarta
  1. Hotel Santika Premiere, memiliki sejumlah lokasi di Jakarta, Bandung, Bali, Kota Palembang, Malang, Manado, Semarang, Medan, dan Yogyakarta.
  2. Hotel Santika, memiliki sejumlah lokasi di Balikpapan, Bandung, Bogor, BSD City, Cirebon, Bali, Makassar, Pontianak, Semarang, Bangka, Surabaya, Lombok, Bengkulu, dan Tasikmalaya.
  3. Amaris Hotel, berlokasi di Ambon, Banjarmasin, Bandung, Bogor, Cirebon, Yogyakarta, Palangkaraya, Makassar, Bekasi, Semarang, Jakarta, Pekanbaru, Palembang, Samarinda, Gorontalo, Malang, Bengkulu (samping Hotel Santika), Bali, dan Singapura.
  4. The Kayana & The Samaya, berlokasi di Bali
  5. Royal Ambarukmo di Yogyakarta

Industri

PT Graha Kerindo Utama: merupakan industri consumer goods yang memproduksi tisu dengan merek Tessa, Dynasty dan Multi.

Pendidikan

 
Universitas Multimedia Nusantara, Scientia Garden, Gading Serpong

Adalah sebuah universitas yang berdiri pada tanggal 20 November 2006. Universitas yang berlokasi di daerah Scientia Garden, Summarecon Serpong, Tangerang ini memiliki fokus pendidikan pada ICT (Information Communication and Technology).

ELTI (English Language Training International) Gramedia adalah Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris yang tersebar di beberapa kota di antaranya Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Purwokerto, Pontianak, dan Lampung.

ELTI bergabung dengan Kompas Gramedia pada tahun 1989. Pada tanggal 9 Juni 2011 ELTI Gramedia meluncurkan program Franchise ELTI untuk pengembangan bisnisnya.

Mantan usaha

Kompas Gramedia dahulu juga pernah memiliki beberapa usaha berikut.

  • Swalayan: Pada tahun 1980-an, KG pernah terjun dalam bisnis swalayan dengan mendirikan "Grasera" (Gramedia Serba Ada, PT Grasera Utama)[1] pada tahun 1985.[2] Grasera tercatat memiliki dua gerai: di Jl. Matraman Raya dan Jl. DI Panjaitan 49, kedua-duanya di Jakarta, namun tidak terlalu sukses.[3] Kedua gerai ini dijarah oleh massa pada kerusuhan Mei 1998, dan akhirnya tutup tidak lama kemudian.[4][5]
  • Bank: Pada tahun 1986, KG mengakuisisi 50% saham PT Bank Umum Majapahit Jaya yang dimiliki Effendi Ongko.[6] Tidak lama kemudian, KG melepas sahamnya di bank itu yang pada saat itu sedang sekarat akibat konflik antara Ongko dan KG.[7] BUMJ kemudian dilikuidasi beberapa tahun kemudian, di tanggal 1 November 1997.[8] Kemudian, KG juga merintis bank baru bernama Bank Artamedia yang didirikan pada 7 April 1990. Hanya dalam 4 tahun kemudian, KG terpaksa mengundang Kalbe Farma untuk menambah modal bank itu.[9] Bank Artamedia kemudian direkapitalisasi (berarti diambilalih) pemerintah pada 1999;[10] lalu dimerger ke Bank Bali menjadi Bank Permata pada 2002.
  • Alat berat: KG tercatat sempat memiliki PT Traktor Nusantara bersama Astra International.[11]
  • Pertanian dan akuakultur: KG pernah terjun dalam bisnis tambak udang Gramina, namun tidak sukses dan berumur pendek. Selain itu, pernah juga memiliki kebun jeruk.[3][12]
  • Film: Pada tahun 1980-an, PT Gramedia Film, anak usaha KG pernah memproduksi sejumlah film seperti Tinggal Landas Buat Kekasih dan Suci Sang Primadona. Meskipun mengedepankan unsur edukasi, menggunakan artis/sutradara bermutu dan pernah mendapat penghargaan, film-filmnya kalah populer.[13] Akhirnya, Gramedia menutup rumah produksi yang berdiri pada 1976 ini.[14]
  • Biro wisata: Ada PT Ina Media Wisatamas yang pernah menjadi lengan KG di bisnis pariwisata.[15]
  • Jaringan televisi: KG pada tahun 2000 mengakuisisi PT Duta Visual Nusantara yang kemudian bersiaran dengan nama TV7. Pada tahun 2006, KG melepas setengah saham TV7 ke Para Group;[16] yang kemudian namanya diganti menjadi Trans7. Kini, Kompas TV adalah lengan KG di bidang penyiaran, meskipun dalam Trans7 masih ada sebagian saham KG disana.[17]

Rujukan

Pranala luar