Dwirumah (botani)

Revisi sejak 16 Maret 2024 05.25 oleh 2001:448a:2017:2153:ccbe:b82e:be8c:7fb (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dwirumah[nb 1] (bahasa Inggris: dioecy), dalam ilmu botani, adalah sebutan untuk pohon dengan "jantan" dan "betina" terpisah pada pohon yang berbeda.[1][2]

Jenis mekanisme dasar penyerbukan pada bunga

Pada tumbuhan jenis ini, jika hanya memiliki perbungaan jantan saja maka ia tidak bisa dibuahi sehingga tidak akan menghasilkan buah.[3]

Reproduksi dwirumah adalah reproduksi biparental, dioecious merupakan alogami (persilangan) dan tidak termasuk autogami[4]

Etimologi

sunting

Dalam nama ilmiahnya "Dioecious", berasal dari (Greek: διοικία "berumah dua"; bentuk kata sifat: dioecious)

Reproduksi

sunting

Dalam reproduksi, tumbuhan berumah dua memerlukan bantuan eksternal seperti bantuan dari air, angin, hewan, atau bahkan manusia untuk membantu penyerbukannya. Hal ini disebabkan serbuk sari dari tumbuhan dengan bunga jantan perlu dibawa untuk menuju ke tumbuhan yang memiliki putik atau bunga betina agar dapat terjadinya fertilisasi.

Tanaman dioesi

sunting

Sekitar 6 % dari spesies angiospermae merupakan dioesi dan sekitar 7% dari genera angiospermae merupakan spesies dioesi [5] Contoh spesies tanaman dioecious meliputi ginkgo, dedalu, cannabis dan pohon jati Afrika.

Dwirumah terdapat di berbagai keluarga tumbuhan. Namun lebih umum pada tanaman kayu [6] dan spesies Heterotrof.[7] Ganggang tertentu bersifat dwirumah.[8]

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ bahasa Inggris: dioecy, kata sifat: dioecious

Referensi

sunting
  1. ^ "dioecious - Kew glossary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 May 2014. Diakses tanggal 4 May 2014. 
  2. ^ Hickey, M. & King, C. (2001). The Cambridge Illustrated Glossary of Botanical Terms. Cambridge University Press. 
  3. ^ Yuk Kenali Jenis Tumbuhan Berumah Satu dan Dua
  4. ^ Charlesworth D, Willis JH (2009). "The genetics of inbreeding depression". Nat. Rev. Genet. 10 (11): 783–96. doi:10.1038/nrg2664. PMID 19834483. 
  5. ^ Renner, S. S.; R. E. Ricklefs (1995). "Dioecy and its correlates in the flowering plants". American Journal of Botany. 82 (5): 596–606. doi:10.2307/2445418. JSTOR 2445418. 
  6. ^ Matallana, G.; Wendt, T.; Araujo, D.S.D.; Scarano, F.R. (2005), "High abundance of dioecious plants in a tropical coastal vegetation", American Journal of Botany, 92 (9): 1513–1519, doi:10.3732/ajb.92.9.1513, PMID 21646169 [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Nickrent D.L., Musselman L.J. (2004). "Introduction to Parasitic Flowering Plants". The Plant Health Instructor. doi:10.1094/PHI-I-2004-0330-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-05. Diakses tanggal 2017-01-10. 
  8. ^ Maggs, C.A. and Hommersand, M.H. 1993. Seaweeds of the British Isles Volume 1 Rhodophyta Part 3A Ceramiales. The Natural History Museum, London. ISBN 0-11-310045-0