Yunus 3

Revisi sejak 19 Maret 2024 06.22 oleh Si paling cerdas (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Yunus 3 (disingkat Yun 3) adalah bagian dari Kitab Yunus dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Berisi riwayat nabi Yunus bin Amitai yang diutus ke Niniwe.[2] Nabi ini hidup sekitar zaman pemerintahan Yerobeam, anak Yoas, raja dari Kerajaan Israel sekitar abad ke-8 SM.[3][4][5]

Yunus 3
"Yunus ditelan oleh ikan besar". Ilustrasi pada Kennicott Bible, folio 305r (tahun 1476).
KitabKitab Yunus
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
32
pasal 2
pasal 4

Naskah sumber utama

sunting
 
Seluruh Kitab Yunus dalam bahasa Latin pada Codex Gigas, yang dibuat sekitar abad ke-13.

Struktur

sunting

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1

sunting
Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:[9]
Bahasa Ibrani (dibaca dari kanan ke kiri): ויהי דבר־יהוה אל־יונה שנית לאמר׃
Transliterasi Ibrani (dari kiri ke kanan): way·hî də·ḇar-Yah·weh ’el-yō·nāh syê·nîṯ lê·mōr:

Referensi silang: Yunus 1:1

Ayat 3

sunting
Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.[10]

Menurut Sir Austen Henry Layard, yang mencatat riwayat penemuan kembali kota Niniwe dari hasil ekspedisi penggaliannya dari tahun 1845-1948, dalam karya klasiknya "Discoveries at Nineveh" (diterbitkan tahun 1852 di Inggris), kota kuno Niniwe memang benar sepanjang itu lingkar luarnya. Ia menulis demikian:

"... Dimensi kota ini (Niniwe) yang diberikan oleh Diodorus Siculus adalah 150 stadia untuk dua sisi terpanjang dari segi empat, dan 90 untuk sisi terpendek, sehingga lingkar persegi empat kota itu berukuran 480 stadia atau kira-kira 60 mil (97 km). Yunus menyebutnya "kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya" dengan jumlah penduduk yang tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kirinya berjumlah 120.000 orang. Sangat menakjubkan bahwa "tiga hari perjalanan" dalam Kitab Yunus ternyata bersesuaian tepat dengan 60 mil dari seorang geografer, dan empat persegi panjang yang dibentuk oleh reruntuhan besar di bantaran timur sungai Tigris, dengan Nimroud, Kouyunjik, Khorsabad, dan Karamless pada keempat sudutnya, menghasilkan hasil yang hampir sama."[11]

Ayat 4

sunting
Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."[12]

Ayat 5

sunting
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.[13]

Orang Niniwe menerima berita Yunus, sambil percaya bahwa mereka akan binasa kecuali bertobat. Sebagai ungkapan lahiriah dari pertobatan dan kerendahan hati yang sungguh-sungguh, mereka berpuasa (bandingkan 1 Samuel 7:6; 2 Samuel 1:12) dan memakai kain kabung (kain kasar, biasanya dibuat dari bulu kambing; bandingkan 2 Samuel 3:31; 2 Raja–raja 19:1–2). Yesus mengatakan bahwa Niniwe akan berdiri pada hari penghakiman untuk menghukum Israel atas kegagalan mereka untuk bertobat dan percaya kepada-Nya (Matius 12:41).[14]

Ayat 6

sunting
Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.[15]

"Raja kota Niniwe" diterjemahkan dari frasa bahasa Ibrani "melek nînĕveh" yang hanya dijumpai dalam Alkitab Ibrani pada ayat ini, dan tidak pernah muncul dalam dokumen-dokumen sezamannya. Kebanyakan literatur mengambil asumsi bahwa penulis kitab menggunakan istilah ini untuk menyebut "raja Asyur". Bahkan digunakan untuk memperkirakan bahwa kitab ini ditulis berabad-abad setelah jatuhnya kerajaan Asyur.[16] Studi dialek menunjukkan kitab ini menggunakan bahasa Israel Utara yang terpengaruh oleh bahasa Aram dan mempunyai perbedaan unik dengan bahasa Ibrani Kerajaan Yehuda.[17][18] Dalam hal ini kata "MLK" (arti umumnya: "pemimpin" atau "raja") yang diikuti nama kota sering kali bermakna "gubernur" suatu provinsi, bukannya "raja" suatu negeri, sebagaimana ditunjukkan jelas dalam suatu patung bertulisan dua bahasa dari Gozan, sebuah provinsi Asyur di sebelah barat, satu-satunya yang ditemukan saat ini dengan bahasa Aram dan Asyur bersama-sama. Kata bahasa Aram "mlk" secara teratur diterjemahkan dengan kata Asyur "šakin" yang bermakna "gubernur".[19] Seorang arkeolog Jerman, Walter Andrae, menemukan 135 monumen batu di kota Aššur, yang kebanyakan berasal dari satu abad sebelum Yunus, di mana pada beberapa stelae tercantum gelar "gubernur Niniwe" dalam bahasa Asyur dengan tanda huruf paku kuneiform yang serupa dengan patung dua bahasa dari Gozan, "gubernur kota Niniwe" (no. 128) dan di tempat lain "gubernur provinsi Niniwe" (no. 66).[20] Kedua istilah gelar tersebut dapat saja diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dengan frasa "melek nînĕveh", seperti pada ayat ini.[21] Istilah ini juga digunakan dalam Daftar Eponim Asyur di mana nama-nama sejumlah pejabat Asyur dicantumkan sebagai nama tahun sebagai suatu kehormatan. Dua orang gubernur Niniwe tercantum pada tahun 789 SM (Ninurta-mukin-ahi) dan 761 SM (Nabu-mukin-ahi).[22] Periode ini kurang lebih bersamaan dengan masa hidup Yunus dan bisa jadi salah satunya adalah pemimpin yang disebutkan pada ayat ini.[16] Niniwe adalah satu dari tiga kota kerajaan, tetapi baru menjadi ibu kota resmi Asyur pada tahun 705 SM pada zaman Sanherib. Pada waktu itu urusan administrasi resmi dipusatkan di kota-kota Kalah dan Aššur. Surat-surat dari "raja Asyur" dikirimkan dari kedua kota tersebut, dan bila gubernur daerah menemui raja, mereka pergi ke salah satu dari kedua kota tersebut.[23] Jadi "Raja kota Niniwe" di sini sebenarnya adalah "Gubernur kota Niniwe".[16]

Ayat 7

sunting
Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.[15]

"Perintah raja dan para pembesarnya" - Karena Niniwe hanya diperintah oleh seorang "gubernur", maka lebih masuk akal jika perintahnya memerlukan persetujuan para penatua kota atau provinsi tersebut, sesuai dengan frasa "raja dan para pembesarnya" (gĕdōlāyw) pada ayat ini. Ketika arsip para gubernur kota Kalah diketemukan pada tahun 1950 sampai 1960-an, terbukti bahwa dokumen bisnis dan administrasi memuat tanda tangan enam bangsawan selain gubernur sendiri. Yang menarik adalah pada salah satu dokumen tersebut tertera nama bangsawan yang sama dengan nama Gubernur Niniwe di dalam Daftar Eponim Asyur seperti disebutkan pada ayat 6.[24] Dalam studinya mengenai pejabat administrasi Asyur, J.V. Kinnier Wilson menyatakan bahwa di samping gubernur Niniwe, terdapat tiga pejabat tinggi yang disebut "hazannāte" yang turut menjadi saksi dokumen pemerintahan, dan memiliki tanggungjawab pemerintahan di kota itu maupun daerah sekitar kota tersebut.[25] Pejabat-pejabat ini juga disebut "šākin tēmi", artinya "administrator suatu perintah", di mana kata "tēmi" ("perintah") ini bersesuaian dengan kata Ibrani "ta‘am" ("perintah") pada ayat ini.[25] Borger dan Schramm menulis untuk periode 781-745 SM, selama kurang lebih 40 tahun, terdapat keunikan, yaitu sama sekali tidak ada perintah raja, sedangkan monumen-monumen dibangun oleh para bangsawan Asyur, bukan oleh raja sendiri.[26] Surat perintah (dekret) dan pemberian hadiah (grant) berakhir dengan Adad-Nirari III (783 SM) dan tidak diteruskan lagi sampai Tiglat-Pileser III (745 SM).[27] Periode kurangnya catatan kerajaan yang disebut "empat puluh tahun paceklik" (forty lean years) oleh W.W. Hallo,[28] ditandai dengan berbagai revolusi, kekeringan dan bencana alam lain, sehingga kekaisaran Asyur hampir binasa; jika ditambah dengan adanya "Gerhana Matahari Asyur" tahun 763 SM, keadaan ini sangat menunjang penerimaan proklamasi bencana dari Yunus pada ayat 4. Jadi periode kedatangan Yunus sesuai dengan keadaan pada pertengahan abad ke-8 SM, di mana kekaisaran Asyur terpecah-pecah atas berbagai wilayah yang masih-masih diperintah oleh para bangsawan yang kuat dan hanya mengakui kekuasaan raja Asyur dengan mulutnya saja.[29] Hal ini didukung dengan adanya seorang gubernur suatu kota memaklumatkan perintah besar seperti "puasa total manusia dan binatang" tanpa perlu meminta izin kepada (atau menyebut nama) raja Asyur, tetapi hanya dengan persetujuan para bangsawan atau pembesar di kota tersebut, sebagaimana pada ayat ini dan juga mirip dengan kasus-kasus surat-surat perintah para gubernur yang lain pada masa itu.[16]

Ayat 10

sunting
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.[30]

Karena bangsa itu bertobat, Allah membatalkan rencana hukuman-Nya.

  • 1) Keinginan Allah yang terutama ialah menunjukkan belas kasihan, bukan melaksanakan hukuman yang direncanakan-Nya. Tuhan adalah Allah yang tergerak oleh belas kasihan kepada orang berdosa yang sungguh-sungguh bertobat.
  • 2) Kitab ini melukiskan kebenaran alkitabiah bahwa Dia tidak ingin seorang pun binasa, tetapi agar setiap orang bertobat, menerima pengampunan dan hidup kekal (lihat 2 Petrus 3:9).[14]

Referensi

sunting
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Yunus 1:1
  3. ^ 2 Raja-raja 14:25
  4. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.
  5. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  6. ^ a b c d e f Dead sea scrolls - Jonah
  7. ^ VanderKam, James C. & Flint, Peter (2002). The Meaning of the Dead Sea Scrolls. New York: HarperSanFrancisco. hlm. 28. 
  8. ^ Timothy A. J. Jull; Douglas J. Donahue; Magen Broshi; Emanuel Tov (1995). "Radiocarbon Dating of Scrolls and Linen Fragments from the Judean Desert". Radiocarbon. 37 (1): 14. Diakses tanggal 26 November 2014. 
  9. ^ Yunus 3:1
  10. ^ Yunus 3:3
  11. ^ Austen Henry Layard, A Popular Account of Discoveries at Nineveh, J. C. Derby: New York, 1854, p. 314. Edisi pertama diterbitkan oleh [www.johnmurray.co.uk John Murray, London, Inggris], pada tahun 1852.
  12. ^ Yunus 3:4
  13. ^ Yunus 3:5
  14. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  15. ^ a b Yunus 3:6
  16. ^ a b c d Paul Ferguson Diarsipkan 2013-08-10 di Wayback Machine.. "Who was the 'King of Nineveh' in Jonah 3:6?" Tyndale Bulletin 47.2 (Nov. 1996) 301-314. Diakses 30 September 2013.
  17. ^ S.R. Driver, Introduction to the Literature of the Old Testament (New York:Doubleday, 1956 repr.) 322.
  18. ^ O. Loretz, ‘Herkunft und Sinn der Jona-Erzählung’ in BZ 5 (1961) 18-29.
  19. ^ Baris-baris bahasa Asyur ke-8, 9, 15 dan 19 memuat "GAR.KUR [= šakin māti] URU gu-za-ni", sedangkan baris-baris bahasa Aram yang bersesuaian (ke-6, 7, dan 13 memuat "mlk:gwzn". Lihat A.A. Assaf, P. Bordreuil dan A.R. Millard, La Statue de Tell Fekherye (Paris: Etudes Assyriologiques, 1982) 13, 23; A.R. Millard and P. Bordreuil, A Statue from Syria with Assyrian and Aramaic Inscriptions in BA 45 (1982) 135-41.
  20. ^ W. Andrae, Stelenreihen in Aššur (WVDOG 24, 1913) 62, 63, 84, 85.
  21. ^ Dalam kampanye perang keduanya, Sanherib menyerahkan kekuasaan kota-kota Kassit yang direbutnya ke tangan gubernur kota Arrapha, yang juga merupakan sebuah provinsi. R. Borger, Assyrische Lesestücke (Rome: Pontifical Biblical Institute, 1963) II.6.
  22. ^ A.R. Millard, Eponyms of Assyrian Empire 910-612 BC (Helsinki: Neo-Assyrian Text Corpus Project, 1994) 7-8; A. Ungnad, ‘Eponymen’ in Reallexikon der Assyriologie (Leipzig: de Gruyter, 1938) 412. ‘Limmu’ in CAD (Chicago:Chicago UP, 1973).
  23. ^ J. Friedrich et al. Die Inschriften von Tell Halaf (Berlin: 1940) 4, 20. Untuk berbagai ibu kota Asyur lihat L. Levine, ‘Cities as Ideology: Ashur, Nimrud and Nineveh’, Bulletin for the society for Mesopotamian studies 12 (1986) 1-7; A.K. Grayson, ‘Nineveh as capital of the World: Rome on the Tigris’, ibid., 8-13.
  24. ^ J.N. Postgate, The Governor’s Palace Archive (British School of Archaeology in Iraq, 1973) 135-36.
  25. ^ a b J.V. Kinnier Wilson, The Nimrud Wine Lists (British School of Archaeology in Iraq, 1972) 7. Lihat pula "Hazannu" pada CAD, 164-65.
  26. ^ R. Borger and W. Schramm, Einleitung in die assyrischen Königinschriften II (Leiden: Brill, 1973) 120-124 (bab 6). Postgate dalam "Neo-Assyrian Royal Grants" hanya menghitung satu perintah kerajaan pada tahun-tahun Adad-Nirari III (810-783 SM); lihat halaman 118-120.
  27. ^ L. Kataja and R. Whiting, Decrees and Gifts of the Neo-Assyrian Period (State Archives of Assyria XII, 1995) passim.
  28. ^ W.W. Hallo, From Qarqar to Charchemish, in D.N. Freedman and E.F. Campbell (eds.), Biblical Archaeologist Reader 2 (New York: Doubleday, 1964) 166-69. Hallo mempertanyakan apakah kitab Yunus mungkin mengandung kenangan akan hampir hancurnya kekaisaran Asyur pada periode ini.
  29. ^ A.K. Grayson, Studies in Neo Assyrian History II: the 8th century BC dalam "Corolla Torontoensis: Studies in Honor of Ron Morton Smith" (Toronto: Toronto UP, 1994) 74.
  30. ^ Yunus 3:10

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting