Tari Silo Laut Danum

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 19 Maret 2024 14.12 oleh Yan29ti (bicara | kontrib) (Rujukan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Tari Silo Laut Danum atau Tari Dewi Air (Laut) merupakan tarian adat Suku Dayak Kinarum, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.[1] Tarian Silo Laut Danum ini menceritakan tentang para bidadari (dewi) air yang turun dari kayangan dan sedang bergembira di pusat air. Tarian ini biasanya ditarikan oleh 4 orang gadis remaja dan merupakan tarian yang melambangkan kemakmuran di daerah tempat tinggal mereka.

Menurut Adat Suku Dayak Kinarum, jika Tari Silo Laut Danum dipertunjukkan di luar upacara adat, maka pihak tersebut harus membayar sejumlah denda sebanyak 12 rial kepada kampung dan diserahkan kepada kepala adat. Pertunjukan Tari Silo Laut Danum ini biasanya diiringi oleh lagu Batang Lawai dan permainan alat musik tradisional dari Provinsi Kalimantan Tengah, seperti kangkanong, babun, dan agung.

Tari Silo Laut Danum diawali oleh 4 gadis penari yang berdiri berjajar menunggu alunan musik dari kangkanong. Saat pukulan kangkanong yang keempat terdengar, semua penari berjongkok mengambil gantor dan giring-giring (alat yang digunakan dalam Tari Silo Laut Danum) yang telah disiapkan. Setelah gantor dan giring-giring diambil, para penari memberi hormat dan membunyikan giring-giring. Caranya adalah dengan mengguncang-guncangkan alat tersebut. Selanjutnya, lagu Batang Lawai dimainkan.

Gerakan Tari Silo Laut Danum ini menyerupai langkah Tari Serampang Dua Belas. Gerakan tarian ini membentuk formasi berpasangan dan saling berhadapan membentuk gerakan berselisih menyilang, berhadapan kembali, dan berkeliling. Gerakan selanjutnya adalah para penari kembali ke posisi setengah duduk dan berjajar, sambil meletakkan giring-giring dan gantor ke lantai. Kemudian, para penari berdiri sambil memegang kakamban (selendang). Tangan kiri penari melambaikan selendangnya sambil bernyanyi seakan-akan menunjukkan dewi air yang berada di pusat air. Selanjutnya, para penari membentuk formasi berjajar, jongkok mengambil giring-giring dan gantor, menari dengan posisi maju ke depan, dan memberi hormat. Gerakan memberi hormat merupakan gerakan terakhir yang menunjukkan bahwa tarian telah berakhir.

Kostum para penari sangat unik. Penari menggunakan baju lengan pendek, rok dari kain sebatas lutut, selendang yang terikat di pundak, ikat kepala, dan kalung manik-manik.

Rujukan

sunting
  1. ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Oktober 1986). [Tari Silo Laut Danam http://repositori.kemdikbud.go.id/7480/1/ENSIKLOPEDI%20TARI%20INDONESIA%20SERI%20P-J.pdf "Ensiklopedi Tari Indonesia P-T"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF). kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 22 September 2019.  line feed character di |url= pada posisi 21 (bantuan)