Tari Alusu
SIPASIPAGAA
Sejarah penamaan
Nama tarian ini diambil dari nama properti tari yang disebut lalosu. Lalosu merupakan alat yang berupa seruas bambu dan dibungkus dengan anyaman daun lontar. Ujungnya diberi semacam bentuk kepala ayam jantan, burung nuri atau alo (burung enggang), sedang pada ujung yang lain diberi semacam ekor unggas tersebut, dan badan lalosu itu dibungkus dengan kain warna merah atau kuning.[1]
Tari Alusu dimainkan oleh para bissu yaitu pendeta ada setempat yang bertugas melaksanakan upacara-upacara seperti misalnya pada waktu pelantkan raja, penerimaan tamu agung, upacara kelahiran, kematian, dan sebagainya.[2]
Makna tarian
Makna tarian Alusu terlihat dari gerakan-gerakan yang muncul saat menari. Gerakan-gerakan tari itu adalah:
- permohonan keselamatan;
- melukiskan persatuan dan kesatuan, saling memperingatkan demi kebaikan (gerakan: Sere Langko);
- keluwesan dan budi pekerti yang tinggi (gerakan: Sere Lemmak);
- semangat kepahlawan dan cinta tanah air (gerakan: Sere Patampa dan Sere Moloku).[3]
Instrumen tarian
Tarian ini diiring oleh alat berupa gendang dan gong. Untuk kostum, penari wanita menggunakan kostum yang terdiri atas baju bodo dan sarung sutera. Untuk asesorisnya berupa perhiasan-perhiasan seperti kalung, anting-anting, hiasan kepala, pinang goyang dan sebagainya.
Referensi
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-17. Diakses tanggal 2019-02-17.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-17. Diakses tanggal 2019-02-17.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-17. Diakses tanggal 2019-02-17.