Infeksi papilomavirus manusia
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Infeksi papilomavirus manusia disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), virus DNA dari keluarga papillomavirus[1]. Lebih dari 200 jenis papilomavirus manusia telah diidentifikasikan. Penyakit ini diketahui hanya menyerang manusia[2] dan penyebarannya dapat melalui kontak seksual dan menginfeksi anus dan genital[3].
Infeksi papilomavirus manusia | |
---|---|
Informasi umum | |
Spesialisasi | Penyakit menular |
Infeksi papilomavirus manusia | |
---|---|
EM of papillomavirus | |
Klasifikasi virus | |
Grup: | Grup I (dsDNA)
|
Famili: | Papovaviridae
|
Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual (IMS).[4] Beberapa jenis papilomavirus dapat menyebabkan kutil, sementara lainnya dapat menyebabkan infeksi yang menyebabkan munculnya lesi. Semua HPV ditransmisikan melalui hubungan kulit ke kulit. Penularan bisa me lalui hubungan seksual. Terdapat banyak tipe dari virus ini namun yang paling berbahaya adalah tipe 16 dan 18.
Penyebab
Seseorang bisa tertular HPV melalui hubungan seks vagina, anal, atau oral dengan seseorang yang mengidap virus tersebut.[5] Penyakit ini paling sering menyebar selama hubungan seks vagina atau anal. Penyakit ini juga menyebar melalui sentuhan kulit ke kulit saat berhubungan seks. Seseorang dengan HPV dapat menularkan infeksinya kepada seseorang meskipun mereka tidak menunjukkan tanda atau gejala.
Jika seseorang aktif secara seksual, maka ia bisa tertular HPV, meskipun hanya berhubungan seks dengan satu orang. Orang tersebut juga dapat mengalami gejala bertahun-tahun setelah berhubungan seks dengan seseorang yang mengidap infeksi tersebut. Hal ini membuat sulit untuk mengetahui kapan seseorang pertama kali mendapatkannya.
Tanda dan Gejala
Kebanyakan orang tidak akan mengalami gejala apapun dari infeksi HPV[6]. Sistem kekebalan tubuh biasanya akan membersihkan HPV dari tubuh dalam waktu satu atau dua tahun tanpa efek jangka panjang[7].
Kutil
Beberapa infeksi HPV menyebabkan tonjolan kecil yang kasar (kutil kelamin) yang bisa muncul di vagina, penis, atau anus. Kutil kelamin dapat menyebabkan rasa terbakar, nyeri, ataupun gatal[8].
Kanker
HPV sendiri merupakan agen utama dari penyakit kanker serviks dan kanker penis yang mana keduanya tergabung dalam penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual bersama penyakit seksual lainnya seperti HIV.
HPV dapat menyebabkan kanker serviks dan kanker lainnya , termasuk kanker vulva, vagina, penis, atau anus. Hal ini juga dapat menyebabkan kanker di bagian belakang tenggorokan (disebut kanker orofaringeal). Ini bisa mencakup pangkal lidah dan amandel.[4]
Kanker seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk berkembang setelah seseorang terkena HPV. Kutil kelamin dan kanker disebabkan oleh berbagai jenis HPV.[4]
Tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang akan terkena kanker atau masalah kesehatan lainnya akibat HPV. Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (termasuk pengidap HIV) mungkin kurang mampu melawan HPV. Mereka juga lebih mungkin mengalami masalah kesehatan akibat HPV.
Pencegahan
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan peluang terkena HPV, yaitu:
- Vaksinasi dapat menurunkan resiko terhadap penyakit (termasuk kanker) yang disebabkan oleh HPV bila diberikan pada kelompok usia yang direkomendasikan.
- Jalani pemeriksaan kanker serviks . Skrining rutin pada wanita usia 21 hingga 65 tahun dapat mencegah kanker serviks.
- Jika Anda aktif secara seksual:
- Gunakan kondom dengan cara yang benar setiap kali Anda berhubungan seks. Hal ini dapat menurunkan peluang Anda terkena HPV. Namun HPV dapat menginfeksi area yang tidak terjangkau oleh kondom. Jadi, kondom mungkin tidak sepenuhnya melindungi terhadap penularan HPV; Dan
- Berada dalam hubungan monogami – atau berhubungan seks hanya dengan seseorang yang hanya berhubungan seks dengan Anda.[4]
Vaksin
Terdapat tiga jenis vaksinasi yang tersedia[9], yaitu Gardasil, Cervarix, dan Gardasil 9. Vaksin HPV dapat mencegah hingga 90% kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV dan kutil kelamin[10].Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk:
- Semua praremaja (termasuk laki-laki dan perempuan) pada usia 11 atau 12 tahun (atau dapat dimulai pada usia 9 tahun).
- Semua orang yang berusia di atas 26 tahun, jika belum divaksinasi.
Vaksinasi tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun. Namun, orang dewasa berusia kisaran 27 hingga 45 tahun yang belum divaksinasi, mungkin memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka; mengenai risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini kurang memberikan manfaat. Sebagian besar orang dewasa yang aktif secara seksual telah terpajan HPV, meski belum tentu semua jenis HPV menjadi sasaran vaksinasi.
Pada usia berapa pun, memiliki pasangan seks baru merupakan faktor risiko tertular infeksi HPV baru. Orang-orang yang sudah menjalin hubungan monogami jangka panjang tidak mungkin tertular infeksi HPV baru.
Pranala luar
- March 23, 2007 Morbidity and Mortality Weekly Report, Vol. 56 / RR-2: Quadrivalent Human Papillomavirus Vaccine "Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP)"
- Fact sheets from the Centers for Disease Control and Prevention
- Myths and misconceptions about HPV Diarsipkan 2011-12-24 di Wayback Machine. — American Social Health Association
- [1] Diarsipkan 2014-02-27 di Wayback Machine. HPV's links to oral cancers, peer reviewed information from The Oral Cancer Foundation
- HPV and pregnancy Diarsipkan 2008-02-10 di Wayback Machine. Answers for those pregnant with HPV
- NOW on PBS: "Vaccine Debate" — The political controversy over requiring HPV vaccinations for girls.
- Gay men seek 'female cancer' jab BBC News
- HPV found under the fingernails of young men[pranala nonaktif permanen] The Daily,University of Washington
- Vaccinating Boys and Girls-Centers for Disease Control and Prevention.
- ^ Milner, Danny A. (2015-06-03). Diagnostic Pathology: Infectious Diseases E-Book (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. ISBN 978-0-323-40037-4.
- ^ "HPV Strains | Only Small Number Cause Problems". www.hpv.org.nz. Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ "Human papillomavirus (HPV): Treatment, symptoms, and causes". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2020-08-10. Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ a b c d "STD Facts - Human papillomavirus (HPV)". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). 2022-12-20. Diakses tanggal 2023-12-26.
- ^ "STD Facts - Human papillomavirus (HPV)". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). 2022-12-20. Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ "Human papillomavirus and cancer". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ "Human papillomavirus and cancer". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ "Human Papillomavirus (HPV) Infection - Infections". MSD Manual Consumer Version (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ "Human papillomavirus (HPV): Treatment, symptoms, and causes". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2020-08-10. Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ "HPV and Cancer - NCI". www.cancer.gov (dalam bahasa Inggris). 2019-03-01. Diakses tanggal 2024-03-23.