Mammografi
Mammografi adalah teknik pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah (sekitar 0,7 mSv), yang digunakan untuk mendeteksi tumor dan kista. Metode ini telah terbukti mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaan mandiri dan pemeriksaan rutin oleh dokter adalah penting untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara menganjurkan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi wanita paruh baya sebagai metode skrining untuk mendiagnosis kanker payudara sedini mungkin.
Mammografi | |
---|---|
Intervensi | |
Sinonim | Mastografi |
ICD-10-PCS | BH0 |
ICD-9-CM | 87.37 |
MeSH | D008327 |
Kode OPS-301 | 3–10 |
MedlinePlus | 003380 |
Pemeriksaan mammografi skrining memiliki peran krusial, terutama dalam mendeteksi tumor kecil atau non-papable. Sensitivitasnya berkisar antara 70-80%, dengan spesifisitas antara 80-90%. Mammografi menggunakan sinar-X pada jaringan payudara yang dikompresi, bertujuan untuk skrining, diagnosis, dan pengawasan kanker payudara. Disarankan melakukan mammografi pada wanita di atas 35 tahun, dengan hasil optimal di atas usia 40 tahun karena kepadatan payudara orang Indonesia. Idealnya, pemeriksaan mammografi dilakukan pada hari ke 7-10 dari awal menstruasi untuk kenyamanan dan hasil yang optimal.[1]
Mammografi juga merupakan pilihan pemeriksaan bagi wanita yang mengalami gangguan pada payudara, seperti benjolan, perubahan kulit payudara yang menjadi tebal dan berbintik-bintik seperti kulit jeruk, nyeri payudara, keluarnya cairan dari puting, serta perubahan pada puting. Dalam kasus-kasus seperti ini, mammografi dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dan memandu langkah-langkah pengobatan yang tepat.[2]
Jenis mammografi
sunting- screen-film mammografi, seperti halnya rontgen menggunakan film yang harus dicetak
- full-field mammografi, juga dikenal sebagai mammografi digital, hasilnya dapat dilihat di monitor secara digital dan dapat dicetak jika diperlukan
Penerapan mammografi
suntingSebagaimana penggunaan sinar-X lainnya, mammogram menggunakan radiasi ion untuk menghasilkan gambar. Radiolog kemudian menganalisis gambar untuk menemukan adanya pertumbuhan yang abnormal. Walaupun teknologi mammografi telah banyak mengalami kemajuan dan inovasi, ada komunitas medis yang meragukan penggunaan mammografi karena tingkat kesalahan yang masih tinggi dan karena radiasi yang digunakan dapat menimbulkan bahaya.
Diketahui bahwa sekitar 10% kasus kanker tidak terdeteksi dengan mammografi (missed cancer). Hal itu disebabkan oleh jaringan normal yang lebih tebal disekitar kanker, atau menutupi jaringan kanker sehingga jaringan kanker tidak terlihat.[3]
Pada saat ini, mammografi masih menjadi standar terbaik untuk screening dini kanker payudara. Ultrasound, Ductography, dan Magnetic Resonance merupakan beberapa teknik lain yang juga digunakan untuk memperkuat hasil mammografi. Ductogram digunakan untuk mengevaluasi darah yang keluar dari puting. Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk evaluasi lanjutan atau sebelum operasi untuk melihat adanya daerah abnormal lainnya.
Efek Samping
suntingRadiasi
suntingPaparan radiasi yang terkait dengan mamografi merupakan potensi risiko skrining, yang tampaknya lebih besar terjadi pada wanita yang lebih muda. Studi menunjukkan bahwa wanita yang menerima radiasi antara 0,25–20 Gray (Gy) memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.[4] Namun, risiko ini tergolong kecil pada wanita berusia 40 tahun ke atas, terutama bila dibandingkan dengan manfaat skrining mamografi. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa rasio manfaat-risiko untuk skrining mamografi adalah 48,5 jiwa diselamatkan untuk setiap nyawa yang hilang akibat paparan radiasi.[5] Hal ini juga berhubungan dengan penurunan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 24%.[4]
Nyeri
suntingProsedur mamografi dapat menyebabkan rasa sakit yang bervariasi. Tingkat nyeri yang dilaporkan berkisar antara 6–76%, dengan 23–95% mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan.[6] Rasa sakit ini dapat menjadi faktor yang signifikan dalam keputusan wanita untuk tidak melakukan pemeriksaan kembali.[7] Meskipun sedikit intervensi telah terbukti dapat mengurangi rasa sakit pada mamografi, memberikan informasi kepada wanita tentang prosedur ini sebelum dilakukan dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.[8] Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa tingkat kompresi yang standar dapat membantu mengurangi rasa sakit pasien sambil tetap menghasilkan gambar diagnostik yang optimal.[9]
Referensi
sunting- ^ Superadmin. "Kelas Edukasi". upk.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ RSIA, Admin. "Sekilas Tentang Mammografi". rsia.acehprov.go.id. Diakses tanggal 2024-03-23.
- ^ DASAR EPIDEMIOLOGI. (2019). (n.p.): manotar sinaga.
- ^ a b Feig, Stephen A.; Hendrick, R. Edward (1997-01). "Radiation Risk From Screening Mammography of Women Aged 40-49 Years". JNCI Monographs. 1997 (22): 119–124. doi:10.1093/jncimono/1997.22.119. ISSN 1745-6614.
- ^ Stephen A. Feig, R. Edward Hendrick, Radiation Risk From Screening Mammography of Women Aged 40-49 Years , JNCI Monographs, Volume 1997, Issue 22, January 1997, Pages 119–124, https://doi.org/10.1093/jncimono/1997.22.119
- ^ Armstrong K, Moye E, Williams S, Berlin JA, Reynolds EE (April 2007). "Skrining mamografi pada wanita berusia 40 hingga 49 tahun: tinjauan sistematis untuk American College of Physicians". Sejarah Penyakit Dalam . 146 (7): 516–526. doi : 10.7326/0003-4819-146-7-200704030-00008 . PMID 17404354 . S2CID 35208653 .
- ^ Whelehan, Patsy; Evans, Andy; Wells, Mary; MacGillivray, Steve (2013-08). "The effect of mammography pain on repeat participation in breast cancer screening: A systematic review". The Breast. 22 (4): 389–394. doi:10.1016/j.breast.2013.03.003. ISSN 0960-9776.
- ^ Miller, Dawn; Livingstone, Vicki; Herbison, G Peter (2008-01-23). Cochrane Breast Cancer Group, ed. "Interventions for relieving the pain and discomfort of screening mammography". Cochrane Database of Systematic Reviews (dalam bahasa Inggris). 2009 (1). doi:10.1002/14651858.CD002942.pub2. PMC PMC8989268 Periksa nilai
|pmc=
(bantuan). PMID 18254010. - ^ Serwan, Elizabeth; Matthews, Donna; Davies, Josephine; Chau, Minh (2020-09). "Mammographic compression practices of force‐ and pressure‐standardisation protocol: A scoping review". Journal of Medical Radiation Sciences (dalam bahasa Inggris). 67 (3): 233–242. doi:10.1002/jmrs.400. ISSN 2051-3895. PMC 7476195 . PMID 32420700.