Kehamilan ektopik
Hamil ektopik, adalah sebuah komplikasi hamil dimana embrio berada di luar uterus namun berada pada tempat lain seperti serviks, rongga perut, tuba falopi, atau di ovarium. Hamil ektopik juga dikenal sebagai ekiesis atau hamil tuba. Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada tuba fallopi, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio. Tanda dan gejalanya meliputi luka abdominal dan pendarahan vaginal. Kurang dari 50 persen wanita mengalami dua gejala tersebut.
Kehamilan ektopik | |
---|---|
Informasi umum | |
Spesialisasi | Kebidanan, Ginekologi |
Penyebab
Biasanya hamil ektopik berisiko tinggi terjadi pada seseorang yang sering mengeluhkan keputihan berulang. Hal tersebut menandakan adanya infeksi pada organ intim wanita.[1]
Infeksi berulang pada organ intim inilah yang dapat menyebabkan kuman bermigrasi naik ke saluran tuba fallopi, yang merupakan saluran tempat berkumpulnya ciliata (rambut getar) yang bisa membantu pergerakan embrio masuk ke dinding rahim.
Terjadinya kerusakan pada tuba fallopi, misalnya karena infeksi. Sehingga, dengan adanya kerusakan ini akan menghalangi sel telur yang tepat dibuahi untuk masuk ke rahim sehingga akhirnya menempel dalam tuba falopi itu sendiri atau organ lain.
Faktor risiko kehamilan ektopik antara lain: usia, adanya riwayat kehamilan ektopik, infeksi panggul, merokok, inferlititas, riwayat abortus, dan pil progestin.[2]
Referensi
- ^ I.V.W Udjung, Sp. OG, dr. Gorga (21 April 2021). "Kehamilan Ektopik: Gejala, Ciri, dan Pencegahan Sejak Awal Rencana Kehamilan". Haibunda. Diakses tanggal 6 Oktober 2021.
- ^ Sari, Winda Fatma (2021). "Faktor Risiko Kehamilan Ektopik Literature Review". Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal. 5: 277–287.
- https://www.curhatbidan.com/kehamilan/bahaya-kehamilan-ektopik-yang-harus-diketahui-wanita/ Diakses tanggal 06-03-2023
Pranala luar
- CT of the abdomen showing abdominal ectopic pregnancy
- Brown discharge first trimester - Information and support for pregnant women