Struktur lagu

aransemen lagu, bagian dari proses penulisan lagu
Revisi sejak 27 Maret 2024 09.34 oleh 4ks4r4j4w4 (bicara | kontrib) (Verse: Memperbaiki terminologi yang salah. Penulisan ini, seperti overtone yang salah. Kedua pemahaan istilah 'modulasi' yang kurang tepat. Modulasi memang muncul pada bagian lagu (song form), tetapi modulasi dapat diletakan pada bagian-bagian lagu, karena pesepsinya lebih wilayah komposisi)

Struktur lagu adalah susunan unsur-unsur musik dalam sebuah lagu dan menghasilkan sebuah komposisi lagu yang bermakna. Sebuah lagu memiliki bentuk / struktur yang terdiri dari kalimat (verse atau bridge), pola, motif, refrain (pengulangan), segmen, tema, interlude, dan sebagainya.

Dasar pembentukan lagu mencakup pengulangan satu bagian lagu (repetisi), pengulangan dengan berbagai perubahan (variasi, sekuen), atau penambahan bagian yang baru yang berlainan atau berlawanan (kontras), dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahannya. Struktur lagu sangat berperan dalam pembentukan sebuah lagu.

Elemen lagu

Untuk membuat sebuah lagu yang baik, ada baiknya kita mempelajari struktur lagu dan definisinya dengan baik. Berikut elemen-elemen yang membentuk struktur (kerangka) lagu (dalam musik populer modern):

Introduction

Introduction (umumnya disebut sebagai intro) adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu tersebut.

Verse

Verse adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian Chorus, bisa juga disebut bait.

  • Bridge. Bridge ini biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagian-bagian lagu. Misalnya menjembatani antara Chorus dengan Verse atau sebaliknya. Bridge juga dipakai untuk menjembatani antara Chorus dengan Chorus yang Modulasi (naik nada dasar), sehingga Modulasi tidak terdengar ganjil. Nada yang dimainkan pada Bridge biasanya dibuat sangat berbeda dengan nada pada Verse dan Chorus. Namun tetap melihat unsur keselarasan karena fungsi Bridge itu sendiri adalah jembatan penghubung antara kedua bagian yang berbeda sehingga pergantian dari Verse ke Chorus tidak terdengar janggal. Untuk beberapa lagu ada yang menggunakan Bridge dan ada yang tidak. Lagu yang menggunakan Reff biasanya tidak menggunakan Bridge.
  • Chorus. Chorus adalah inti pesan/inti cerita dari lagu. Chorus menggunakan pola nada yang berbeda dan lebih nyaman daripada Verse, kord yang digunakan pun berbeda dengan Verse.
  • Reffrein/Reff. Reffrein/Reff hampir sama dengan Chorus. Bedanya Reff lebih sederhana daripada Chorus, Reff yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan bagian lain dari lagu (biasanya Verse) untuk diulang di bagian ini. Inilah yang sering kali tertukar, Reff dianggap Chorus dan demikian sebaliknya.
  • Interlude. Interlude merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya Intro tapi berada di tengah-tengah lagu. Interlude ini bagian yang menyambungkan Verse dengan Verse atau Verse dengan Chorus. Bedanya dengan Intro Tengah adalah dari nada yang digunakan. Tidak terdapat syair dalam Interlude ini.
  • Modulasi. Beberapa sumber ada yang menyebutnya sebagai "Overtone", yang artinya adalah perpindahan nada dasar dari suatu lagu. Jika anda pernah mendengarkan Reff/Chorus suatu lagu dan tiba-tiba Reff tersebut menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, maka itulah yang disebut dengan Modulasi bukan overtone. Overtone atau overtune ada harmonik (harmonics tone) murni yang muncul bersamaan dengan frekuensi dasarnya dibunyikan. Namun hal yang perlu diperhatikan modulasi bukan termasuk bagian lagu,tetapi lebih ke wilayah aransemen dan komposisi. Modulasi dapat ditempatkan pada bagian intro, verse, reff, interlude, dan ending. Berikur tiga contoh karya yang tidak menempatkan modulasi di beberapa bagian seperti Bohemian Rapsody (Queen), Negri di Awan (Katon Bagaskara dan Aku Makin Cinta (Vina Panduwinata).
  • Ending. Ending adalah bagian penutup dari sebuah lagu. Ending berfungsi agar lagu berakhir lancar, smooth, dan tidak berhenti secara mendadak. Ending bisa berupa bagian intro yang diulang, bisa juga berupa bagian akhir lagu yang diulang-ulang dan berakhir fade out (suaranya perlahan mengecil dan menghilang).
  • Coda. Coda disebut juga "ekor" merupakan bagian akhir lagu yang berisi nada dan syair untuk menutup lagu. Berbeda dengan Bridge, Coda mengambil beberapa lirik dan nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu serta tidak berakhir Fade Out seperti pada Ending.
  • Outro. Outro juga merupakan akhir dari lagu yang hanya berisi instrumen musik. Nada yang digunakan berbeda dengan nada-nada sebelumnya, atau hanya memodifikasi nada sebelumnya untuk mengakhiri lagu dengan lembut dan tidak terkesan berhenti secara tiba-tiba atau janggal.

Referensi

  • Appen, Ralf von / Frei-Hauenschild, Markus "AABA, Refrain, Chorus, Bridge, Prechorus—Song Forms and their Historical Development". In: Samples. Online Publikationen der Gesellschaft für Popularmusikforschung/German Society for Popular Music Studies e.V. Ed. by Ralf von Appen, André Doehring and Thomas Phleps. Vol. 13 (2015).
  • Covach, John. "Form in Rock Music: A Primer", in Stein, Deborah (2005). Engaging Music: Essays in Music Analysis. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-517010-5.
  • Covach, John and Boone, Graham, eds. Understanding Rock: Essays in Musical Analysis. Cited in Covach (2005).
  • Everett, Walter, ed. Rock Music: Critical Essays on Composition, Performance, Analysis, and Reception. Cited in Covach (2005).
  • Forte, Allan The American Popular Ballad of the Golden Era, 1924-1950: A Study in Musical Design, Princeton University Press, 1995. ISBN 978-0-691-04399-9.
  • Kaiser, Ulrich "Babylonian confusion. Zur Terminologie der Formanalyse von Pop- und Rockmusik". In: Zeitschrift der Gesellschaft für Musiktheorie 8/1 (2011)–ISSN 1862-6742.
  • Richard Middleton. "Form", in Horner, Bruce and Swiss, Thomas, eds. (1999) Key Terms in Popular Music and Culture. Malden, Massachusetts. ISBN 0-631-21263-9.