Plinthosol

Revisi sejak 31 Maret 2024 13.50 oleh Rismamnwr (bicara | kontrib) (ejahan)

Plinthosol adalah tanah yang mengandung bahan plinthit [1] Tanah ini termasuk ke dalam sepuluh set kelompok tanah referensi yang merupakan 30 kelompok tanah utama pada World Reference Base (WRB) tahun 1998. Plinthit merupakan bahan liat lapuk, kaya seskuioksida, miskin humus, biasanya berupa karatan-karatan merah di atas dasar kelabu atau dasar merah dengan karatan kelabu atau putih. Plinthit sendiri berbentuk poligonal atau berjaring-jaring dan memadat (irreversible). Ketika terjadi keadaan basah dan kering secara bergantian, bahan phinthit akan berubah menjadi keras serta membentuk lapisan padat (hardpan).

== Profil Tanah dan Penyebarannya ==

Tanah ini terbentuk dari susunan horison yang terdiri atas horison ochrik pada permukaan tanah juga horison plinthit atau petro plinthit pada bawah permukaan tanah sedalam 50 cm atau lebih. Plinthosol tersebar seluas 60 juta hektar, utamanya di bagian timur Amazon, Kongo Tengah dan Asia Tenggara.

== Genesis ==

Terbentuknya tanah plinthosol akibat dari keadaan iklim yang panas dan lembab. Selain itu curah hujan yang tinggi dengan musim kering yang singkat juga dapat memicu pembentukan tanah plinthosol. Sedangkan Plinthit sendiri terbentuk karena adanya pelindihan kation basa yang sangat intensif. Hal tersebut menyebabkan adanya penumukan bahan seskuioksida pada horison bawah, selain itu dapat memicu terbentuknya motling atau bercak besi oksida akibat proses reduksi dan oksidasi yang terjadi secara bergantian [2]

== Referensi ==

  1. ^ Fiantis, Dian. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Padang, Sumatera Barat: Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Andalas. 
  2. ^ "Plinthosol | Organic Matter, Clay & Humus | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-03-31.