Orakel adalah orang atau benda yang dianggap memberi petunjuk, nasihat, atau prakiraan, teristimewa pengetahuan akan masa depan, berkat kuasa dewata. Jika dihasilkan dengan cara-cara okultis, maka orakel menjadi semacam cara meramal.

"Consulting the Oracle" oleh John William Waterhouse, menunjukkan delapan pendeta di kuil kebijaksanaan

Penjelasan

Kata orakel berasal dari kata kerja Latin ōrāre, artinya "berucap", dan pada hakikatnya mengacu kepada tindakan imam atau imam perempuan melisankan ramalan. Kata ini mengalami perluasan makna, sehingga digunakan pula sebagai sebutan bagi tempat kedudukan orakel maupun bagi ucapan orakel itu sendiri, yang sebetulnya disebut krēsmoí (χρησμοί) dalam bahasa Yunani.

Orakel dianggap sebagai corong yang dipakai dewa-dewi untuk berkata-kata secara langsung kepada manusia. Berdasarkan anggapan semacam itu, orakel tidak sama dengan juru tenung (manteis, μάντεις) yang mengartikan pertanda-pertanda dari dewata yang diwahyukan melalui tingkah burung-burung, tampilan jeroan binatang, dan berbagai macam sarana lain.[1]

Orakel-orakel yang tersohor pada zaman Yunani Kuno adalah Pitia (imam perempuan Apolon di Delfi), serta orakel Dione dan Zeus di Dodona, Epiros. Orakel Apolon lainnya terdapat di kota Didima dan kota Malos di pesisir Anatolia, di kota Korintus dan kota Basai di Jazirah Peloponesos, juga di pulau Delos dan pulau Egina di Laut Egea.

Orakel Sibilina adalah kumpulan ucapan orakel yang ditulis dengan kaidah heksameter Yunani, dan dinisbatkan kepada para Sibila, nabiah-nabiah yang mengucapkan wahyu dari dewata selagi mengamuk.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Flower, Michael Attyah. The Seer in Ancient Greece. Berkeley: University of California Press, 2008.

Bacaan lebih lanjut