Pergeseran pelafalan Kanaan
Pergeseran pelafalan Kanaan dalam sejarah linguistik adalah perubahan suara yang terjadi dalam dialek-dialek Kanaan, yang termasuk ke dalam cabang Semit Barat Laut dalam rumpun bahasa-bahasa Semit. Perubahan suara ini menyebabkan suara dalam bahasa Proto-Semit-Barat-Laut yaitu *ā (a) berubah menjadi ō (o) dalam bahasa Proto-Kanaan. Ini mengakibatkan antara lain perbedaan antara vokal (huruf hidup) kedua pada bahasa Ibrani שלום (šalom, Tiberias šālōm) dan bahasa Arab serumpun سلام (salam). Kata aslinya mungkin *šalām-, dengan ā diawetkan dalam bahasa Arab, tetapi berubah menjadi ō dalam bahasa Ibrani. Perubahan ini dibuktikan dalam catatan dari periode Amarna, bertarikh pertengahan milenium ke-2 SM.[1]
Sifat dan penyebab
suntingPergeseran vokal ini juga dibuktikan dalam bahasa Ibrani dan bahasa Kanaan lain, tetapi sifat tepatnya tidak jelas dan diperdebatkan.
Teori pergeseran tanpa syarat
suntingBanyak sarjana menganggap pergeseran ini tidak bersyarat. Posisi ini menyatakan bahwa tidak ada faktor-faktor seperti stres atau konsonan sekitarnya yang mempengaruhi apakah suatu Proto-Semit *ā menjadi ō dalam bahasa Kanaan atau tidak. Mereka menunjukkan fakta bahwa Proto-Semit *ā hampir selalu menjadi ō dalam bahasa ibrani.
Teori stres sebagai syarat
suntingBeberapa sarjana lainnya menunjuk kata-kata Ibrani seperti שמאלי səmālī (kata sifat yang artinya "di sebelah kiri"), di mana suara asli *ā dianggap diawetkan. Karena pelestarian semacam itu akan sulit dijelaskan dengan proses sekunder seperti pinjaman atau analogi, mereka sering menganggap bahwa pergeseran itu bersyarat dan berlangsung hanya pada suku kata yang mendapat stres (penekanan; stress) dan yang kemudian, banyak kata-kata berubah bentuk dalam analogi ke kata-kata lain dalam satu paradigma yang sama. Akibatnya, sifat bersyarat dari pergeseran ini menjadi tidak jelas.
Tanggapan terhadap teori stres sebagai syarat
suntingMereka yang mendukung teori pergeseran tanpa syarat berpendapat bahwa persyaratan stres tidak memperhitungkan fakta bahwa sering *ā menjadi ō bahkan dalam posisi di mana tidak mengalami stres ataupun merupakan bagian dari paradigma inflektif atau derivatif, dan bahwa bentuk-bentuk seperti שמאלי sesungguhnya mungkin merupakan perkembangan sekunder, karena שמאל səmōl, bentuk kata dasar tanpa akhiran, benar-benar mengandung o. Karenanya, suara a pada שמאלי dapat dijelaskan terjadi setelah pergeseran vokal telah berhenti berlaku produktif secara sinkron.
Paralel dapat ditemukan dalam sejarah pra- klasik bahasa Latin, di mana fenomena yang disebut rhotacism (suara cadel) merambah semua kasus intervokalik /s/ mengubahnya menjadi /r/. Dengan demikian rus (pedesaan), misalnya, mengambil bentuk miring ruri dari *rusi. Fenomena tersebut secara alami gagal untuk mempengaruhi kasus intervokalik /s/ yang terbentuk setelah itu menjadi produktif. Dengan demikian essus tidak mengalami rhotacized karena sebagai perataan *ed-tus, tidak memiliki /s/ untuk diubah pada saat terjadi fenomena rhotik.
Dalam banyak cara yang sama bentuk kata-kata seperti שמאלי mungkin, pada kenyataannya, merupakan proses sekunder terjadi setelah pergeseran pelafalan Kanaan berhenti untuk menjadi produktif.
Paralel bahasa Ibrani-bahasa Arab
suntingPergeseran ini begitu produktif dalam bahasa Kanaan sehingga mengubah morfologi inflektif dan derivatif dimanapun mereka memuat refleks pra-Kanaan *ā, seperti dapat dilihat dalam bahasa Ibrani, yang paling dibuktikan di antara bahasa-bahasa Kanaan, dengan membandingkannya dengan bahasa Arab, suatu bahasa Semit non-Kanaan yang paling banyak buktinya.
Present participle dari kata kerja Qal
suntingArab فاعل (fā'il) vs. Ibrani פועל (pō'el)[2]
Bahasa Arab | Terjemahan | Bahasa Ibrani | Terjemahan |
---|---|---|---|
كاتب kātib | Penulis | כותב kōṯēḇ | Orang yang sedang menulis |
راقص rāqiṣ | Penari | רוקד rōqēḏ | Penari, menari (attrib.) |
كاهن kāhin | Dukun, augur, imam | כהן kōhēn | Imam, laki-laki keturunan Harun |
Feminin jamak
suntingBahasa Arab Klasik ات- (-āt) vs. Ibrani Tiberias ות- (-ōṯ)
Arab | Ibrani | Terjemahan |
---|---|---|
بَنَات banat | בָּנוֹת bānōṯ | gadis-gadis, anak-anak perempuan |
مِئَات mi'āt | מֵאוֹת mē'ōṯ | ratusan |
أتَانَات 'atanāt | אֲתֹנוֹת 'ăṯōnōṯ | keledai-keledai betina |
مَجَلاًّت majallāt | מְגִלּוֹת məḡillōṯ | gulungan-gulungan |
Kata benda
suntingBahasa Arab Klasik فعال (fi'āl, fa'āl) vs. Ibrani Tiberias פעול (pă'ōl, pā'ōl)
Arab | Ibrani | Akkadia | Terjemahan |
---|---|---|---|
حمار ḥimār | חמור ḥămōr | imēru | keledai |
سلام salam | שלום šālōm | šalāmu | damai |
لسان lisān | לשון lāšōn | lišānu | lidah |
أَتَان 'atān | אתון 'āṯōn | keledai betina |
Bahasa Arab Klasik فأل (fa'l) vs. Ibrani Tiberias פול (pōl)
Arab | Ibrani | Akkadia | Terjemahan |
---|---|---|---|
كأس ka's | כוס kōs | kāsu | kaca |
Kata-kata lain
suntingArab | Ibrani | Terjemahan |
---|---|---|
لا la | לא lō | tidak/tiada |
رأس ra's | ראש rōš | kepala |
ذراع ḏirā' | זרוע zərōa' | lengan |
عالم 'ālam | עולם 'ōlām | dunia, alam semesta |
Dalam dua di antara item leksikal di atas (lō dan rōš) orang akan melihat bahwa pergeseran tidak hanya mempengaruhi vokal panjang asalnya, tapi juga vokal pendek aslinya yang terjadi di sekitar glottal stop yang sudah terbukti sejarahnya dalam bahasa-bahasa Kanaan.
Dalam Ibrani Ashkenazi pengucapan qamaṣ gadōl sebagai [ɔ], bukan [aː] (seperti yang ditemukan dalam dialek lain) dianggap oleh Abraham Zevi Idelsohn sebagai perpanjangan lebih lanjut dari pergeseran pelafalan Kanaan (berdasarkan teori, dialek Ashkenazi berasal dari Galilea di abad-abad awal Masehi). Pergeseran serupa diamati pada dialek Arab Suriah di daerah pesisir(lihat Bahasa Arab Levantine).
Penggunaan pergeseran
suntingSeringkali ketika sumber baru bahan dalam bahasa Semit terungkap, pergeseran pelafalan Kanaan dapat digunakan untuk menentukan tarikh sumber bahan atau untuk menetapkan bahwa sumber bahan tertulis dalam bahasa Kanaan tertentu. Pergeseran ini sangat berguna karena mempengaruhi vokal panjang dan adanya kemungkinan akan direkam oleh matres lectionis seperti aleph (alef) dan waw, bahkan pada skrip konsonantal yang rusak. Dalam bahasa-bahasa di mana pergeseran terjadi, juga memberikan ahli bahasa sejarah alasan untuk menganggap pergeseran lain juga mungkin terjadi.
Referensi
sunting- ^ "The Ancient Languages of Syria-Palestine and Arabia - Google Books". Diakses tanggal 2015-02-18.
- ^ Wehr 1993. Kamus Bahasa Arab–Bahasa Inggris
Bibliografi
sunting- Joshua Blau (1996), Studies in Hebrew Linguistics, Jerusalem: The Magnes Press, The Hebrew University
- Cross, Frank (1980), "Newly Found Inscriptions in Old Canaanite and Early Phoenician Scripts", Bulletin of the American Schools of Oriental Research, The American Schools of Oriental Research, 238, hlm. 1–20
- Wehr, Hans (1993), Arabic–English Dictionary (Kamus Bahasa Arab–Bahasa Inggris)
- Fox, Joshua (1996), "A Sequence of Vowel Shifts in Phoenician and Other Languages", Journal of Near Eastern Studies, 55, hlm. 37–47, doi:10.1086/373783