KRI Teluk Ende (517)

KRI Teluk Ende (516) adalah kapal keenam dari landing ship tank kelas Teluk Semangka TNI Angkatan Laut.[1]

KRI_Teluk_Ende-517_at_Sangatta,_East_Kutai_Regency_in_2019
KRI Teluk Banten di Pelabuhan Tanjung Bara, Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur pada 20 Oktober 2019
Sejarah
Indonesia
Nama Teluk Ende
Asal nama Teluk Ende
Dipesan Juni 1981
Pembangun Korea Tacoma Shipyard, Masan
Diluncurkan 1982
Mulai berlayar 1 September 1982
Identifikasi Nomor lambung: 517
Status Aktif
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Landing Ship Tank kelas Teluk Semangka
Berat benaman 3,750 ton panjang (3,810 t) muatan penuh
Panjang 100 m (330 ft)
Lebar 144 m (472 ft)
Daya muat 42 m (138 ft)
Pendorong
  • 2 × mesin diesel 12,800 tenaga kuda metrik (0,009414 MW)
  • 2 × poros, kemudi kembar
Kecepatan 15 knot (28 km/h; 17 mph)
Jangkauan 7.500 nmi (13.900 km; 8.600 mi) pada 13 knot (24 km/h; 15 mph)
Kapal dan pesawat
yang diangkut
2 × LCVP
Kapasitas
  • 17 × tank tempur utama
  • 1.800 t (1.772 ton panjang) kargo
Tentara 200
Awak kapal 90 (13 perwira)
Sensor dan
sistem pemroses
Senjata
  • 2 x Bofors 40 mm L/70 laras tunggal
  • 2 x Rheinmettal 20 mm laras tunggal
  • 2 x DShK 12.7 mm laras tunggal
  • Pesawat yang
    diangkut
    3 x AS332 Super Puma
    Fasilitas penerbangan

    Desain

    Kapal ini memiliki panjang 100 m (330 ft), lebar 144 m (472 ft), dengan draft 42 m (138 ft) dan bobot perpindahan 3.750 ton panjang (3.810 t) pada muatan penuh. Kapal ini ditenagai oleh dua mesin diesel, dengan total keluaran tenaga berkelanjutan sebesar 12.800 tenaga kuda metrik (0,009414 MW) yang didistribusikan dalam dua poros. Teluk Ende memiliki kecepatan 15 knot (28 km/jam), dengan jangkauan 7.500 mil laut (13.890 km) saat berlayar dengan kecepatan 13 knot (24 km/jam).[1]

    Teluk Ende empunyai kapasitas 200 tentara, kargo 1.800 ton panjang (1.800 t) (termasuk 17 tank tempur utama), dan 4 LCVP di davits. Kapal tersebut memiliki personel 90 orang, termasuk 13 perwira. Teluk Banten merupakan varian kapal komando dari kelas tersebut dan memiliki ciri-ciri yang membedakan seperti davit LCVP yang terletak di depan jembatan dan ventilasi pembuangan di atas garis air, bukan corong yang ditemukan di kapal lain.[1]

    Dia dipersenjatai dengan dua senjata Bofors 40 mm L/70 tunggal, dua autocannon Rheinmetall 20 mm tunggal, dan dua senapan mesin berat DShK 12,7 mm tunggal.[1][2]

    Kapal memiliki fasilitas hanggar dan dek helikopter di buritan dengan kapasitas hingga 3 helikopter Eurocopter AS332 Super Puma.[3][1]

    Konstruksi dan penugasan

    Teluk Ende dibangun oleh Korea Tacoma Shipyard di Masan, dipesan pada Juni 1981.[1] Dia mulai ditugaskan pada 1 September 1982.[4]

    Dia berlabuh di dermaga Pelabuhan Trisakti pada 15 Oktober 2019 pukul 15.00 WITA selama 3 hari hingga 17 Oktober 2019. Misi kunjungan kali ini adalah untuk memberikan edukasi dan berbagi pengalaman taruna AAL dalam kunjungan ke sekolah. Dengan adanya agenda kunjungan tersebut diharapkan dapat menambah motivasi generasi muda lulusan sekolah di Banau, Kalimantan Selatan agar mau berkarya dan mengabdikan diri menjadi prajurit TNI Angkatan Laut.[5]

    Ia membawa ratusan taruna TNI Angkatan Laut yang bersandar di pelabuhan Tanjung Bara, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur pada 20 Oktober 2019. Dalam misi tersebut, ia mengantarkan para taruna tersebut melaksanakan sosialisasi di sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Kutai Timur.[6]

    Ia membawa bantuan air bersih ke Pulau Sapudi, Madura dan berlabuh di dermaga Pulau Sapudi pada 4 November 2019. Musim kemarau panjang menyebabkan kekeringan dan membuat warga di Pulau Sapudi mengalami krisis air bersih sehingga menyulitkan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.[7] Kondisi kemarau menggerakkan Koarmada II bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk memberikan bantuan air bersih. Dalam misi tersebut, pihaknya membawa anggota Satgas Penanggulangan Bencana Kekeringan Sumenep yang terdiri dari personel Satgas Armada Gabungan, Lantamal V dan Lanal Batuporon, SST Yonmarhanlan 1, BPBD Jatim, Tagana dan Satpol PP yang berjumlah kurang lebih 200 orang, membawa 2 unit material. Kapal Tunda Bromo dan Tambora serta 1 unit tongkang air tawar dari Lantamal V, membawa 3.000 - 5.000 jerigen air bersih yang masing-masing berisi 25 liter air, membawa tiga unit mobil tangki air BPDB Jatim yang masing-masing membawa 50.000 liter air bersih.

    Galeri

    Referensi

    1. ^ a b c d e f Saunders 2009, hlm. 361.
    2. ^ "Kapal TNI AL KRI Teluk Banten Sukses Hancurkan Sasaran". tni.mil.id. 22 October 2019. Diakses tanggal 18 August 2021. 
    3. ^ Gardiner, Chumbley & Budzbon 1995, hlm. 180.
    4. ^ Haswar, Andi Muhammad (2019-10-15). Ika, Aprillia, ed. "Inilah KRI Teluk Ende, Kapal Perang Tua Buatan Korsel yang Jadi Andalan TNI AL". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-08-18. 
    5. ^ "KRI Teluk Ende bakal sandar di Banjarmasin bawa Taruna AAL". Antara News. 2019-10-14. Diakses tanggal 2021-08-18. 
    6. ^ Kartono, Jino Prayudi (20 October 2019). Susilo, Budi, ed. "BREAKING NEWS Gunakan KRI Teluk Ende, Ratusan Taruna Tingkat II AL, Disambut Danlanal Sangatta Kutim". Tribun Kaltim. Diakses tanggal 2021-08-18. 
    7. ^ Masduki, Ali (3 November 2019). "Kapal Perang TNI AL Dikerahkan Atasi Krisis Air di Pulau Sapudi". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2021-08-18. 

    Biografi

    • Gardiner, Robert; Chumbley, Stephen; Budzbon, Przemysław (1995). Conway's All the World's Fighting Ships 1947-1995. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 9781557501325. 
    • Saunders, Stephen (2009). Jane's Fighting Ships 2009-2010. Jane's Information Group. ISBN 978-0710628886.