Diaz Hendropriyono

politikus Indonesia

Diaz Faisal Malik Hendropriyono, B.Sc., M.P.A., M.B.A., M.A., Ph.D (lahir 25 September 1978) seorang politikus Indonesia asal Jakarta yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia[1] dan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia periode 2018–2021.[2][3] Ia adalah anak ketiga dari tokoh intelijen nasional Abdullah Makhmud Hendropriyono.[2]

Diaz Hendropriyono
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Masa jabatan
19 Mei 2018 – 10 Mei 2021
Sebelum
Pengganti
Sunan Kalijaga (Plt.)
Yussuf Solichien
Staf Khusus Presiden Bidang Sosial
Masa jabatan
2014–2019
PresidenJoko Widodo
Sebelum
Pendahulu
Jabatan Baru
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir25 September 1978 (umur 46)
Indonesia Jakarta, Indonesia
Partai politikPKPI
Suami/istriLinda Ratna Nirmala
HubunganAndika Perkasa (ipar)
Orang tuaAM Hendropriyono (ayah)
Tati Hendropriyono (ibu)
ProfesiPolitisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan pribadi

Diaz lahir di Jakarta, Indonesia pada tanggal 25 September 1978. Ia merupakan anak dari pasangan A.M. Hendropriyono dan Tati Hendropriyono serta memiliki dua orang kakak kandung, yakni Diah Erwiany Hendropriyono yang merupakan istri dari Jenderal TNI Andika Perkasa, Panglima Tentara Nasional Indonesia (Panglima TNI)[4] dan Rony Hendropriyono. Suami Linda Ratna Nirmala (menikah pada tahun 2002) dan Bapak tiga anak ini merupakan gitaris yang menggemari musik rock serta merupakan penggemar berat Dream Theater, Avenged Sevenfold, Jamrud, dan Edane[5]

Pendidikan

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Diaz melanjutkan studi ke Norwich Military University, Amerika Serikat. Gelar Bachelor of Science (B.Sc.) in Management diraihnya dengan predikat cum laude hanya dalam waktu dua tahun, tepatnya pada tahun 1999. Selain itu, Diaz juga berhasil meraih penghargaan Dean's List dan Delta Mu Delta. Dean's List diberikan kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,6 dan nilai minimal A- untuk semua mata pelajaran. Sementara itu, Delta Mu Delta dianugerahkan kepada mahasiswa manajemen yang menduduki peringkat 20% teratas.

Selepas pendidikan sarjana, Diaz menempuh studi pascasarjana hingga tiga kali di Amerika Serikat. Pertama-tama Diaz mengambil program Master of Public Administration di Virginia Tech University dan lulus dengan memperoleh predikat Graduated with Distinction pada tahun 2010. Pendidikan pascasarjana berikutnya ia ambil di Hawaii, yakni program Master of Business Administration dan Master of Arts in Global Leadership dari Hawaii Pacific University. Meskipun keduanya ditempuh di waktu yang bersamaan, ia berhasil lulus dengan predikat Graduated with Honors pada kedua program tersebut pada tahun 2013.

Saat ini, Diaz masih terdaftar dalam program Doctor of Philosophy in Public Administration di Virginia Tech University dan telah menyelesaikan disertasinya [butuh rujukan]. Selain beberapa pendidikan formal tersebut, ia juga telah menempuh program pendidikan informal. Salah satunya yaitu, Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 2013.[6] Saat berada di Washington, D. C., Diaz sempat bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan konsultan politik (lobbying firm), yang dipimpin oleh mantan Senator Bennett L. Johnston, dan sebagai research associate di sebuah "think tank" RAND Corporation.[7][8]

Karier

Sektor Swasta

Sama hal dengan perjalanan akademisnya, Diaz menorehkan pengalaman yang beragam selama berkarier di sektor swasta. Pengalaman profesional pertama Diaz didapatkan ketika bekerja sebagai sales dari PT KIA Otomotif Indonesia. Ia menghabiskan waktu total satu tahun dari tahun 1999 sampai tahun 2000 untuk bekerja di perusahaan yang berbasis di Korea Selatan tersebut. Selanjutnya, selama tahun 2000-2001, Diaz dipercaya menjadi Direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan yang fokus pada kegiatan distribusi makanan laut yang dibekukan (frozen seafood).

Ia merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung Joko Widodo dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI tahun 2014. Diaz merupakan Ketua Umum Kawan Jokowi. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Analis Strategis di Badan Intelijen Negara, dan saat ini berkerja sebagai Staf Khusus bidang Intelijen di Kemenko Polhukam.[9] Sejak Januari 2015, Diaz Hendropriyono ditunjuk sebagai Komisaris PT Telkomsel, dan pada Mei 2015, Menpora Imam Nachrawi menunjuk Diaz Hendropriyono sebagai anggota Tim Transisi PSSI.[10] Beberapa usaha yang ditekuninya meliputi Arena MMA Indonesia, Best Western Hotel di Bali, Amaris Hotel di Pancoran,[11] Andalusia Antar Benua (Western Union), dan Gold's Gym di Kuningan, Jakarta Selatan.

Referensi

  1. ^ Pratama, Aulia Bintang. "Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Staf Khusus Jokowi". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-03. 
  2. ^ a b Wawancara Khusus. Diaz Hendropriyono: Saya Mewarisi Semua Musuh dan Teman Ayah. CNN Indonesia
  3. ^ Septianto, Bayu (31 Mei 2018). "Diaz Hendropriyono Resmi Jadi Ketua Umum PKPI". Okezone.com. Diakses tanggal 27 Juni 2018. 
  4. ^ "Andika Perkasa, Laju Pesat Menantu Hendropriyono Jabat KSAD". nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-03. 
  5. ^ Rachman, Yogi. Subagyo, ed. "Diaz Hendropriyono bicara soal hobi bermusik". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-05-03. 
  6. ^ "All about of Dias Hendropriyono" (PDF). fanssinetron.filees.wordpress.com. September, 2013. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  7. ^ "Profil politikus, Diaz Hendropriyono". kawanjokowi.org. Diakses tanggal 13 Juni 2022. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ "Sosok Diaz Hendropriyono, politikus yang pernah bekerja di RAND Corporation" (PDF). rand.org. 2010. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  9. ^ Megiza. "Diaz Hendropriyono: Saya Mewarisi Semua Musuh dan Teman Ayah". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-13. 
  10. ^ Christian, Anju (2015-05-08). Wirajati, Jalu Wisnu, ed. "Inilah Susunan Tim Transisi PSSI". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-13. 
  11. ^ "Hotel Terbaru Amaris Hadir di Ibukota Jakarta". nationalgeographic.co.id. Februari, 2014. Diakses tanggal 13 Juni 2022.  [pranala nonaktif permanen]