Gunung Ruang
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Gunung Ruang adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terletak di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara. Puncak gunung terdapat kubah lava. Letusan pertama yang tercatat terjadi pada tahun 1808. Letusan Gunung Ruang yang terbaru terjadi pada tahun 2024.
Gunung Ruang | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 725 m (2.379 kaki)[1] |
Koordinat | 2°18′N 125°22′E / 2.30°N 125.37°E |
Geografi | |
Letak | Kepulauan Sangihe, Indonesia |
Geologi | |
Jenis gunung | stratovolcano |
Letusan terakhir | Sedang Berlangsung |
Pada April 2022, Status Gunung Ruang dinaikkan dari Normal ke Waspada oleh PVMBG dikarenakan aktivitas yang meningkat.[2] Namun aktivitas terus menurun dan PVMBG masih evaluasi Penurunan status Gunung Ruang dari Waspada ke Normal.
Pada 16 April 2024 pukul 10.00 WITA, Status Gunung Ruang kembali dinaikkan dari Normal ke Waspada oleh PVMBG akibat aktivitas yang terus meningkat. Kemudian pada pukul 16.00 WITA di hari yang sama, Status Gunung Ruang dinaikkan dari Waspada ke Siaga oleh PVMBG. Letusan terjadi sekitar pukul 19.19 WITA pada 16 April 2024. Pada 17 April 2024 pukul 21.00 WITA, Status Gunung Ruang dinaikkan dari Siaga ke Awas oleh PVMBG.
Letusan 1871
Letusan dan tsunami Gunung Ruang 1871 | |
---|---|
Gunung api | Gunung Ruang |
Tanggal mulai | 3 Maret 1871 |
Tanggal selesai | 14 Maret 1871 |
Lokasi | Pulau Sangihe, Laut Maluku |
VEI | 2 |
Dampak | 246 tewas |
'Letusan Gunung Ruang tahun 1871' dimulai pada tanggal 3 Maret dan berakhir pada tanggal 14 Maret di gunung berapi Ruang di Laut Maluku, Indonesia. Letusan tersebut memicu tsunami dahsyat lokal berukuran 25 meter (82 kaki). Bencana ini membanjiri banyak desa di pulau-pulau terdekat, menewaskan sekitar 400 orang.[3]
Letusan pada 3 Maret dimulai ketika material vulkanik mulai berjatuhan dari puncak dan masuk ke laut. Ahli zoologi dan antropolog Jerman Dr. Adolf Bernhard Meyer, seorang saksi mata letusan tersebut menggambarkan Ruang sebagai pulau berbentuk kerucut yang menjulang di atas laut. Pada saat terjadi letusan, pulau tersebut tidak berpenghuni.[4] Namun penduduk sekitar Pulau Tagulandang memiliki perkebunan di Pulau Ruang. Gempa kuat dan suara gemuruh keras terjadi pada pukul 20.00 waktu setempat. Berdasarkan pengamatan sejarah letusan tersebut, Pranantyo dan pihak lain menafsirkannya sebagai runtuhnya sebagian sisi gunung berapi bagian timur. Simulasi keruntuhan sisi dan tsunami yang dipicu menunjukkan volume longsor sebesar 0,1 km3 yang paling sesuai dengan deskripsi historis ketinggian tsunami di pulau-pulau terdekat. Program Vulkanisme Global di Smithsonian Institution menetapkan tingkat letusan 2 pada Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan berlanjut pada 9-10 dan 14 Maret.
Lihat pula
Referensi
- ^ "Ruang". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-06. Diakses tanggal 2006-12-18.
- ^ Antara (17 April 2022). Prima, Erwin, ed. "Gunung Ruang Berstatus Waspada, Warga Diingatkan Tidak Mendekat". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-16. Diakses tanggal 2022-06-08.
- ^ "Tsunami Event Information". earthquake.usgs.gov. NOAA National Centers for Environmental Information. Diakses tanggal 23 January 2022.
- ^ Ignatius R. Pranantyo; Mohammad Heidarzadeh; Phil R. Cummins (2021). "Complex tsunami hazards in eastern Indonesia from seismic and non-seismic sources: Deterministic modelling based on historical and modern data" (PDF). Geoscience Letters. 8 (8): 20. Bibcode:2021GSL.....8...20P. doi:10.1186/s40562-021-00190-y .