Universitas Cordova adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Taliwang, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Universitas Cordova


Segel akademik Universitas Cordova

 
Informasi
MotoMencetak Calon Pemimpin, Cendikiawan dan Wiraswastawan
JenisPerguruan Tinggi Swasta
Didirikan1 Februari 2004; 20 tahun lalu (2004-02-01)
Lembaga induk
Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang
RektorDr. K.H. Lalu Zulkifli Muhadli, B.A, S.H., M.M.
Jumlah mahasiswa1.422 (2024)[1]
Lokasi,
Indonesia

7°46′17″S 110°22′39″E / 7.7713847°S 110.3774998°E / -7.7713847; 110.3774998
KampusJl. Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang
WarnaHijau  
AfiliasiBAN PT[2], LLDikti Wilayah VIII
Situs webwww.undova.ac.id

Sejarah

Universitas Cordova (UNDOVA) dideklarasikan pendiriannya oleh Pimpinan Yayasan Wakaf Pondok Pesanteren Al-Ikhlas Taliwang (sebagai Amanat Akta Notaris Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Al-Ikhlas Nomor 12 Tahun 2000) yang didukung oleh Pemerintah Daerah, DPRD dan Perusahaan Swasta yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada tanggal 10 Dzulhijjah 1424 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Februari 2004 M.

Pemerintah Daerah dan DPRD, serta beberapa Perusahaan Swasta yang beroperasi di KSB, telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung pembangunan dan operasional UNDOVA. Selain itu, pembangunan dan operasional UNDOVA didukung pula oleh beberapa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia yang dijalin melalui hubungan kerjasama antar Perguruan Tinggi.  

Universitas Cordova yang berkedudukan di Taliwang KSB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berada di bawah pembinaan dan pengawasan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII. UNDOVA beroperasi dengan Ijin Pendirian Perguruan Tinggi dan Penyelenggaraan Program-program Studi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78/D/O/2009, Tanggal 17 Juni 2009. Saat ini, secara institusi Universitas Cordova telah memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan peringkat Akreditasi Baik berdasarkan Keputusan BAN-PT Nomor No. 265/SK/BAN-PT/Akred/PT/III/2021.

Sekilas tentang Nama Cordova

Tahun 711 M, pada masa Dinasti Umayyah di bawah pemerintahan Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I) dengan pusat pemerintahannya di Damskus, Gubernur Afrika Utara ketika itu (Musa bin Nusair) menurunkan komando kepada Thariq bin Ziad untuk membuka Spanyol. Thariq bin Ziad dan pasukannya berhasil mendarat di pantai selatan Spanyol. Ketika mengetahui besar dan kuatnya pasukan Spanyol, Thariq bin Ziad segera membakar kapal-kapalnya, sehingga pasukan Islam yang dipimpinnya tidak punya kesempatan untuk lari dan kembali ke Afrika Utara. Dengan penuh semangat jihad, akhirnya pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Spanyol dan berhasil memasuki daerah Toledo, Seville, Malaga, dan Cordova, sehingga Spanyol menjadi negara bagian kekuasaan Islam yang beribukota di Toledo.

Ketika pada tahun 750 M terjadi pergantian pemerintahan di pusat kekuasaan Islam dari Dinasti Umayyah ke Dinasti Abbasiyah, maka Dinasti Abbasiyah memindahkan ibokotanya dari Damaskus ke Bagdad, sedang Dinasti Umayyah mempertahankan kekuasaannya di Spanyol dan memindahkan ibukotanya dari Toledo ke Cordova. Cordova mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abdurrahman III (912-961 M) dan Al-Hakam II (961-976 M). Cordova menjadi salah satu dari dua cahaya dunia ketika itu bersama Bagdad, yang menjadi pusat kemajuan dunia di bidang IPTEK dengan lembaga pendidikan tingginya bernama Universitas Cordova.[3]

Pada masa pemerintahannya, Al-Hakam II mendirikan 27 buah sekolah swasta di Cordova, selain terdapat pula 70 perpustakaan dan banyak toko buku. Di belahan timur kota itu, terdapat 170 wanita yang berprofesi sebagai penulis kitab suci Al-Qur’an dengan huruf Kufi yang indah. Selain itu, terdapat pula 80 buah sekolah gratis yang diperuntukan bagi anak-anak fakir miskin.    

Kejayaan Cordova dengan lembaga pendidikan tingginya Universitas Cordova tersebut, diharapkan dapat menjadi sugesti dan pemompa semangat perjuangan bagi Pengelola dan semua Sivitas Akademika UNDOVA Sumbawa Barat-Indonesia dalam memberikan pelayanan jasa pendidikan tingi kepada masyarakat. Seraya mengharapkan lindungan, rahmat dan ridho Allah SWT, Pengelola UNDOVA optimis mampu menghasilkan sumberdaya Insani yang berkualitas IPTEK tinggi dengan IMTAQ yang mantap di Kabupaten Sumbawa Barat dan Provinsi NTB, serta Indonesia dan dunia internasional umumnya.

Kultur Pendidikan

Dalam upaya melaksanakan dan mencapai hasil pendidikan yang komprehensif, UNDOVA mempertimbangkan kultur yang melingkupi kehidupan mahasiswa selama menjalankan pendidikan, baik berupa kultur ilmiah maupun kultur islamiyah.

Kultur Ilmiah

Kultur ilmiah yang harus diwujudkan di UNDOVA adalah memperbanyak kuantitas dan kualitas penalaran, penelitian, karya nyata dan pengabdian pada masyarakat. Ekspresi harapan dan tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan wilayah dan masyarakatnya, disalurkan melalui forum-forum yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga mahasiswa tidak identik dengan unjuk rasa atau demonstrasi yang cenderung anarkhis.

Kultur Islamiyah

Mahasiswa UNDOVA harus berani menunjukkan jati dirinya sebagai generasi muda Islam yang mampu menguasai dan mengembangkan IPTEKS dengan IMTAQ yang mantap.     Untuk mewujudkan kultur Islamiyah tersebut, maka ditetapkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

  1. Jadwal perkuliahan disesuaikan dengan waktu sholat, sehingga semua mahasiswa yang tidak memiliki halangan syar’i diwajibkan mengikuti sholat berjamaah di Masjid Kampus UNDOVA.
  2. Mahasiswa diharuskan berpakaian rapi sesuai dengan tata nilai dan ajaran Islam, yaitu baju kemeja untuk pria, serta pakaian berjilbab bagi wanita. 
  3. Mahasiswa tidak diperkenankan merokok, mengkonsumsi makanan dan minuman beralkohol atau haram di lingkungan Kampus.             
  4. Kegiatan sosial dan muamalah di kampus harus berlandaskan tata nilai dan ajaran Islam.
  5. Komunikasi antara mahasiswa dengan Dosen dan antar sesama mahasiswa harus menggunakan Bahasa Indonesia, dan sangat dianjurkan untuk menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Referensi

  1. ^ "Data PDDikti". 
  2. ^ "Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi". 
  3. ^ "Universitas Cordova".