Bank Central Asia

perusahaan asal Indonesia

Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (untuk masa jabatan 2006-2008) adalah Djohan Emir Setijoso.

PT. Bank Central Asia, Tbk.
Jasa keuangan/publik
IDX: BBCA
DidirikanSudono Salim (1967)
Kantor pusatIndonesia Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Djohan Emir Setijoso,
Presiden Direktur
Situs webwww.klikbca.com
Facebook: 316954705121733 X: HaloBCA Instagram: goodlifebca Modifica els identificadors a Wikidata

Sejarah

'BCA secara resmi berdiri pada tanggal '21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.

Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.

Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.

Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.

Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

Pemegang Saham

Komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2005[1] adalah sebagai berikut:

  • FarIndo Investments (Mauritius) Ltd qualitate qua (qq) Farallon Capital Management LLC (Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono) - 51,18%
  • Anthoni Salim - 1,77%
  • Dewan direksi - 0,41%
  • Pemegang saham lainnya/Publik - 46,64%

Dewan Komisaris dan Direksi

Daftar Dewan Komisaris dan Direksi untuk masa jabatan mulai 26 Mei 2006 hingga 2008:

Dewan Komisaris
1 Presiden Komisaris Eugene Keith Galbraith
2 Komisaris Tonny Kusnadi
3 Komisaris Cyrillus Harinowo*
4 Komisaris Sigit Pramono*
5 Komisaris Raden Pardede*
Dewan Direksi
1 Presiden Direktur Djohan Emir Setijoso
2 Wakil Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja
3 Direktur Dhalia Mansor Ariotedjo
4 Direktur Anthony Brent Elam
5 Direktur Subur Tan
6 Direktur Suwignyo Budiman
7 Direktur Renaldo Hector Barros
8 Direktur Henry Koenaifi
8 Direktur Armand Wahyudi Hartono**

* juga adalah Komisaris Independen

** diputuskan dalam RUPS 2009 dan menunggu persetujuan dari Bank Indonesia

Referensi

  1. ^ Komposisi pemegang saham diambil dari Laporan Auditor Independen atas "Laporan Keuangan Konsolidasi PT Bank Central Asia Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2005 dan 2004", halaman 65.

Pranala luar