Meditasi berjalan

Revisi sejak 23 April 2024 06.18 oleh Cun Cun (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Meditasi menggunakan HotCat)

Meditasi jalan atau meditasi berjalan adalah salah satu bentuk meditasi yang dipraktikkan dalam Vipassana.[1] Seseorang yang mempraktikkan meditasi ini harus mencatat setiap pergerakannya secara sadar dalam hati.

Dalam sutta

Di dalam Bhayabherava Sutta (Majjhima Nikaya 4), jika Buddha sedang bermeditasi jalan dan rasa takut muncul, ia akan terus berjalan sampai rasa takutnya lenyap dan hanya setelah itu ia akan mengganti posisi ke postur meditasi lainnya.[2]

…Brahmana, ketika saya sedang berjalan, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berdiri, duduk atau berbaring hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu. Ketika saya sedang berdiri, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berjalan, duduk atau berbaring hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu. Ketika saya sedang duduk, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berjalan, berdiri atau berbaring hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu…

Sebelum mencapai tataran Arahatta, murid Buddha, Ananda mempraktikkan meditasi berjalan sepanjang malam. Meditasi ini dilakukkannya sebelum dimulainya Konsili Besar Pertama. Saat itu, di antara 500 bikkhu lain, ia sendiri yang masih seorang Sotapanna.[1] Begitu gelisahnya Ananda, karena belum bisa [[mencapai Arahatta, ia bermeditasi jalan sepanjang malam.[1] Akhirnya ia menyadari bahwa ia terlalu bersemangat namun kurang konsentrasi. Saat hendak beristirahat, di antara posisi duduk dan akan membaringkan tubuhnya, ia berhasil mencapai tataran Arahatta.[1]

Metode

Dalam memulai meditasi berjalan, seseorang harus menegakkan badannya secara lambat-lambat.[1] Kemudian, dalam persiapan untuk mulai berjalan, harus dilakukan dengan perlahan-lahan. Kepala ditegakkan dengan pandangan mata ke bawah kira-kira sejauh 2 meter ke depan.[3]

Dalam setiap langkah kaki, dimulai dari gerakan mengangkat kaki hingga menurunkannya, semua dilakukan secara sadar. Ketika berjalan, setiap pijakan atau langkah kaki kanan atau kiri, secara bergantian harus dicatat dalam hati. Jikalau berjalan dalam langkah cepat atau berjalan dalam jarak yang jauh, dalam setiap pijakan dicatat “langkah kanan...langkah kiri” atau “berjalan...berjalan”.[1] Namun, apabila berjalan dalam gerakan yang lambat, pencatatan setiap pijakan dapat dibagi menjadi tiga bagian: “angkat..., dorong / maju (ke depan)....turun”.[1] Langkah berikutnya baru dimulai ketika satu langkah terdahulu selesai, artinya ketika satu kaki belum selesai diturunkan, kaki satunya belum boleh digerakkan (dimulai).

Selama meditasi berjalan berlangsung, seseorang mungkin bisa merasakan sakit, lelah atau sensasi-sensasi (misal rasa hangat).[1] Ini juga harus dicatat. Setelah itu seseorang bisa kembali melakukan gerakan berjalan lagi sambil mencatat.

Pencatatan gerakan dalam batin

Pencatatan tiap langkah atau gerakan berjalan secara lambat dapat dilakukan sebanyak tiga kali.[3] Ketika mengangkat kaki dicatat sebanyak 3 kali, “angkat, angkat, angkat”, saat mendorong (maju) 5 kali “maju, maju, maju”, serta ketika menginjakkan kaki ke lantai catat 3 kali “turun, turun, turun”.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h The Satipatthana Vipassana Meditation. A collection of Basic Mindfulness Exercise. From the Discourses of The Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita. Jinavamsa Bhikkhu. Hal 62-69
  2. ^ Bhayabherava Sutta, samaggi phala. Akses: 23 April 2024.
  3. ^ a b c Satipatthana (Empat Objek Perhatian Penuh). Jalan Tunggal Pemurnian Makhluk dari Kekotoran Batin / Kilesa. Sukhesikarama. Bhikkhu Gunasiri.