Makan Bergizi Gratis
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
Program Makan Bergizi Gratis Indonesia adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, sering kali dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya. Program ini merupakan kerja sama dengan pihak United Nation World Food Programme dan menjadi bagian dari School Meal Coalition yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mengatasi masalah kelaparan, kurang gizi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Dalam program ini, makanan yang disediakan mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi. Program Makan Bergizi Gratis Indonesia ditujukan untuk pelajar di sekolah-sekolah atau anak-anak dalam komunitas yang mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi. Dengan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi secara gratis, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kelompok yang dilayani, serta membantu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Program Makan Siang Gratis di Berbagai Negara
Beberapa negara memiliki program makan siang gratis yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi dan mengurangi kemiskinan. Program ini telah dilakukan di 93 negara dan telah berlangsung sejak tahun 1940-an. Di Indonesia program ini hadir dengan berbagai perubahan nama, yang terbaru ialah Makan Bergizi Gratis. Adapun di negara lainnya, program ini memiliki beragam nama lainnya, diantaranya ialah:
- Pradan Mantri Poshan Shakti Nirman - India
- National School Lunch Program - Amerika Serikat
- La Cantine Scolaire - Perancis
- Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) - Brazil
- Gakko-Kyushoku - Jepang
- Programa de Alimentación Escolar (PAE) - Spanyol
- School Food Programme - Britania Raya
- Gan Dan Xiang Cai (Nutritious Meals Project) - Tiongkok
- Gesunde Jause - Austria
- Schulessen - Jerman
Latar Belakang
Untuk menuju Indonesia Emas 2045, tantangan & hambatan di bidang Kesehatan, Pendidikan, ekonomi, dan ketahanan pangan harus segera diselesaikan.
Kesehatan:
Anak-anak:
- 21,6% mengalami stunting (gagal tumbuh optimal).
- 7,7% mengalami wasting (gizi buruk akut).
- 26,8% mengalami anemia.
- 23,6% mengalami masalah tinggi badan (pendek & sangat pendek).
- 29,2% mengalami masalah Indeks Massa Tubuh (IMT) (sangat kurus & obesitas).
Wanita & Ibu Hamil:
- Prevalensi KEK (Kekurangan Energi Kronis)
- Dialami 14,1% Wanita Usia Subur.
- Dialami 17,3% Ibu hamil.
- 48,9% ibu hamil mengalami anemia.
Pendidikan:
- 51% siswa Indonesia tidak mengerti apa yang ia baca.
- Indonesia peringkat 71 dari 81 negara untuk tingkat kualitas Pendidikan.
- 60 % siswa berangkat sekolah dengan perut kosong.
Ekonomi:
- 38% penduduk Indonesia dalam kategori miskin dan kurang miskin.
Ketahanan Pangan:
- 23 juta orang (8,34%) penduduk Indonesia kekurangan pangan.
Manfaat Makan Bergizi Gratis:
- Kesehatan: Makan bergizi gratis membantu menciptakan generasi sehat dan cerdas.
- Pendidikan: Anak-anak yang mendapatkan makan siang gratis cenderung lebih fokus di sekolah.
- Kemiskinan: Program ini membantu mengurangi kemiskinan ekstrem.
Target-Target Capaian Program Makan Bergizi Gratis
Siswa & Santri
- Menghilangkan kelaparan akut & kronis serta meningkatkan pertumbuhan berat badan (0,37 kg/tahun) dan tinggi badan (0,54 cm/tahun).
- Meningkatkan tingkat partisipasi siswa di sekolah sebesar 10% serta menambah rata-rata kehadiran siswa sebanyak (+ 4 s.d 7 hari/tahun).
- Mengurangi rasio ketimpangan gender dengan meningkatkan tingkat partisipasi siswaperempuan di sekolah.
Ibu Hamil & Balita
- Menurunkan angka stunting nasional ke level <10% dalam 3-5 tahun.
- Mengurangi tingkat kematian balita yang saat ini mencapai 21 kematian per 1.000 angka kelahiran.
Target Jangka Panjang
- 0.5% - 0.8% adalah target penduduk Indonesia yang masih ada berada di bawah garis kemiskinan pada 2045
- Tanpa Kelaparan adalah target Indonesia 2045 [< 10 GHI points]
- < 5% adalah target jumlah stunting – termasuk balita yang tidak mengalami kekurangan gizi – di Indonesia pada 2045
- 12 tahun adalah target rata-rata tahun belajar penduduk Indonesia pada 2045
Manfaat Program
Dimensi manfaat dari program makan bergizi gratis merupakan hal yang penting untuk dipahami dalam konteks kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang inklusif. Berikut adalah pengembangan lebih lanjut mengenai setiap dimensi manfaat:
- Peningkatan Kapasitas Ekonomi:
- Daya Beli Masyarakat: Dengan menyediakan makanan bergizi gratis, program ini memberikan bantuan langsung kepada keluarga dengan pendapatan rendah, yang pada gilirannya meningkatkan daya beli mereka terhadap barang dan layanan lainnya.
- Meningkatkan Aktivitas Ekonomi: Dengan membantu keluarga menghemat biaya makanan, program ini memungkinkan mereka untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk kegiatan ekonomi lainnya, seperti membayar tagihan, menginvestasikan dalam pendidikan, atau memulai usaha kecil.
- Mengurangi Kemiskinan:
- Menghilangkan Kelaparan pada Keluarga Berpenghasilan Rendah: Program makan bergizi gratis dapat menjadi solusi langsung untuk kelaparan, yang sering kali menjadi masalah yang mendasar bagi keluarga dengan pendapatan rendah.
- Meningkatkan Kapasitas Finansial pada Sektor Non-makanan: Dengan mengurangi beban biaya makanan, keluarga dapat memiliki lebih banyak uang untuk diinvestasikan dalam pendidikan, kesehatan, atau pengembangan usaha mereka, yang dapat membantu mengurangi kemiskinan jangka panjang.
- Meningkatkan Kesehatan Anak:
- Kualitas Gizi & Ketahanan Fisik: Asupan makanan yang sehat dan bergizi membantu memastikan bahwa anak-anak memiliki nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan baik dan mempertahankan ketahanan fisik yang kuat.
- Mengurangi Biaya Kesehatan Anak: Dengan memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, program ini dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit terkait gizi dan oleh karena itu mengurangi biaya perawatan kesehatan yang terkait.
- Meningkatkan Kesetaraan Gender:
- Waktu Belajar bagi Anak Perempuan: Dengan meniadakan kebutuhan untuk mencari makanan, program ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak perempuan untuk fokus pada pendidikan mereka, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan gender.
- Meningkatkan Produktivitas Ibu: Dengan membebaskan waktu dan tenaga ibu yang sebelumnya dihabiskan untuk memasak atau mencari makanan, program ini dapat meningkatkan produktivitas mereka dalam hal penghasilan atau pengelolaan rumah tangga.
- Mengurangi Gap Gender dalam Partisipasi Sekolah: Dengan memberikan makanan gratis kepada anak-anak, program ini dapat membantu mengurangi beban keuangan keluarga yang mungkin menjadi hambatan bagi partisipasi sekolah anak perempuan.
- Meningkatkan Kemampuan Akademik:
- Kapasitas Kognitif: Nutrisi yang memadai berperan penting dalam pengembangan otak dan kognisi anak-anak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal pemahaman, konsentrasi, dan pemecahan masalah.
- Partisipasi Sekolah: Dengan meniadakan hambatan finansial terkait dengan makanan, program ini dapat meningkatkan tingkat partisipasi sekolah dan kehadiran siswa, yang merupakan faktor penting dalam kesuksesan akademik.
- Peningkatan Kapasitas Pengetahuan: Asupan makanan yang sehat dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan mereka dalam hal belajar.
Pilot Program Makan di Sekolah | Peluncuran Program PMTAS di Daerah Tertinggal | Implementasi Program PMTAS di SeluruhProvinsi | Revitalisasi PMTAS untuk anak SD | Program PROGAS | |
Tahun Pelaksanaan | 1991 - 1992 | 1996 - 1997 | 1998 - 2002 | 2010 - 2011 | 2016 - 2019 |
Penerima Manfaat | Beberapa sekolah di provinsi yang miskin | •18.518 sekolah
•2,3 juta siswa |
•53.000 sekolah
•8,1 juta siswa |
1,38 juta siswa | •564 sekolah
•100.000 siswa |
Frekuensi | 3x seminggu | 3x seminggu | 3x seminggu | 3x seminggu | 3x seminggu |
Jumlah Anggaran | Rp. 3.875 /porsi | Rp. 3.875 /porsi | Rp. 3.875 /porsi | Rp. 5.735 /porsi | Rp. 17.050 /porsi |
Area | Aceh, Sumbar, Jateng, Jogjakarta, Bali, NTB, NTT, Sulut, Maluku, dan Irian Jaya | 21 provinsi di luar Jawa& Bali | Semua provinsi | 27 kota di 27 provinsi | 11 kota di 5 provinsi |
Jenis makanan & Nutrisi | Snack
•15-20% AKG harian |
Snack
•15-20% AKG harian |
Snack
•300 kcal energi •5 g protein |
Snack
•300 kcal energi •5 g protein |
Masakan
•400-500 kcal energi •10-12 gr protein |
Sumber Anggaran | APBN | APBN | APBN | APBN | APBN |
Referensi
- Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementrian Kesehatan. 2022.[1]
- Riskesdas. 2018.[2]
- Badan Pusat Statistik. 2021.[3]
- Badan Pusat Statistik. 2023.[4]
- World Bank. 2022.[5]
- The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 2022.[6]
- National Program Overview: Free Nutritious Meal Program Strategy. Indonesia Food Security Review. 2024.[7]
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada April 2024. |