Kapal tempur Jerman Bismarck

kapal tempur

Kapal Perang Bismark adalah kapal perang jelajah terbesar Jerman yang pernah dibuat pada masa Perang Dunia II. Selain Bismarck, kapal perang lain yang dibuat dan ikut terjun dalam perang dunia II adalah Yamato dan Musashi (Jepang) dan Von Tirpitz (Jerman). Ada pula USS Missouri dan USS Misissipi (Amerika Serikat) namun terlambat memasuki kancah perang.

Berkas:German Battleship Bismarck bow view.jpg
Kapal perang Bismarck

Awal pembuatan

Jerman yang kalah dalam Perang Dunia I harus menerima Perjanjian Versailles yang antara lain membatasi pembangunan angkatan bersenjatanya. Angkatan lautnya hanya menggunakan model Kapal Pra Dreadnought terdiri hanya 6 dari 8 kapal jelajah tua yang ringan, 12 dari 32 destroyer (kapal perusak) dan kapal torpedo (torpedo boats), tanpa kapal induk, battle cruiser dan kapal jelajah berat (heavy cruiser). Bila kapal-kapal yang disebutkan diatas berumur lebih dari 20 tahun, Jerman boleh mengganti namun tidak boleh melebihi 10.000 ton dengan persenjataan paling besar 11 inci. Kapal Cruiser tak lebih dari 6000 ton dengan persenjataan paling besar 6 inci. Untuk kapal destroyer tak melebihi 800 ton dan torpedo boats tak lebih dari 200 ton.

Adolf Hitler yang berhasil memenangkan kursi pemilu untuk menduduki jabatan Reichskanzler (Kanselir), kemudian menjadi Reichspresident menggantikan Paul Von Hidenburg dan akhirnya menjabat sebagai panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Jerman sehingga semua kekuasaan menjadi satu ditangan Hitler. Dengan kekuasaan itu, Hitler secara sepihak tidak mengakui Perjanjian Versailles.

Pada Juni 1939 Hitler berhasil mencapai perjanjian dengan Inggris dimana Jerman diizinkan memiliki angkatan laut yang sama besarnya dengan angkatan laut Inggris. Kesempatan ini digunakan oleh Hitler secara diam-diam untuk membangun angkatan laut yang sangat besar kekuatannya dimana Laksamana Eirich Raeder ditunjuk merencanakan pembangunan Angkatan Laut Jerman yang memakan waktu 6 tahun yang dinamakan Z-Plan (rencana Z) sesuai dengan keinginan Jerman sendiri.

Proyek ini dimulai pada Januari 1939 dengan pehitungan perang melawan Inggris baru akan dapat berkobar pada 1945. Rencana Z itu antara lain membangun kapal perang berukuran 56.000 ton yakni Bismarck dan Von Tirpitz yang beratnya 42.000 ton, 3 kapal perang berukuran 31.000 ton (Deutcsland, Admiral Scheer dan Graf Spee) yang lazim disebut kapal perang pocket. 2 Kapal pengangkut pesawat (salah satunya adalah Graf Zeppelin), 5 cruiser berat (Hipper, Blucher, Prinz Eugen, Seydlitz dan Lutzow). Disamping 44 jelajah ringan, 68 perusak, 90 torpedo-boats dan 249 kapal selam yang ocean, sea-going yang terkenal sebagai U-boat. Hitler berjanji kepada Reader bahwa Jerman dalam waktu singkat tidak akan berperang dengan Inggris.

Keserakahan yang menggagalkan rencana

Gagalnya rencana Z ini karena Hitler inin cepat mewujudkan Jerman Raya dengan mencaplok wilayah wilayah yang berbahasa Jerman dan wilayah wilayah yang dulunya dikenal sebagai kekaisaran Jerman-Prusia (Reich II masa kekaisaran Wilhelm) yang diwujudkan dalam bentuk Jerman Raya (Reich III). Dalam pengembangan angkatan bersenjatanya, Hitler berorientasi pada daratan merasa cukup kuat melihat perkembangan Angkatan Darat (Wehrmahct) dan Angkatan Udaranya (Luftwaffe), sedangkan perkembangan Angkatan Lautnya, baru sampai tahap awal saja, yang baru selesai adalah Von Tirpitz dan Bismarck dan kapal selamnya yang memang sudah dikenal sebagai hantu perairan Eropa Barat pada masa-masa sebelumnya.

Bismarck, battle cruiser terbesar Angkatan Laut Jerman ini dibangun di galangan kapal Hamburg pada 1939. Panjang 251 meter mempunyai kecepatan 30 knot dengan berat 50.900 ton dipersenjatai dengan meriam berukuran 15,5 inchi 8 buah, 5,9 inchi 12 buah, 16-237 mm AA, 12 20 mm AA, 21 inchi torpedo tubes 8 buah dan 6 pesawat terbang. Sisi dan geladak Bismarck dilapisi baja setebal 32 cm. Invasi Nazi ke Polandia pada 1939 membuat Inggris mengultimatum Hitler agar mundur ke Jerman dengan ancaman Inggris akan menyatakan perang terhadap Jerman. Namun ultimatum itu (3 September 1939) dianggap sepi oleh Jerman. Angkatan Laut Jerman yang belum siap ini harus menemukan taktik untuk menghadapi armada Inggris yang lebih lengkap, siap, berperalatan baru dan bertradisi angkatan laut yang lebih tua.

Admiral Raeder menyusun suatu operasi yang diberi sandi Rhein Uebung (Latihan Rhein, nama sungai di Jerman). dalam Perang Dunia I Jerman berhasil menerapkan operasi tersebut diatas dengan menghancurkan kapal-kapal konvoi angkatan laut Inggris dimana saja. tercatat Scharnhorst dan Gneisenau dalam permulaan Perang Dunia II itu berhasil menenggelamkan kapal-kapal komersial Inggris dengan total seberat 115.622 ton.

Kali ini Admiral Raeder tak dapat mengerahkan sejumlah kapal perang yang dibutuhkannya antara lain Sharnhorst dan Gneisenau yang harus masuk dok. Maka diberangkatkan Bismark dan Prinz Eugen ke Atlantik Utara dibawah Admiral Guenther Luetjens. Berangkat dari Gdynia di Laut Baltik melalui Laut Timur, Selatan Kattegat dan Skagerrak yang dipantau oleh kapal jelajah Gotland milik Angkatan Laut Swedia yang saat itu netral.

Dipantau terus

Berita ini kemudian oleh intel Inggris di Swedia disampaikan ke Admiral Tovey dan pada tanggal 22 Mei segera saja pangkalan AL Inggris di Scapa Flow langsung mengirim armadanya terdiri dari battle cruiser HMS Hood dan HMS Prince of Wales (yang kemudian tenggelam di perairan Malaysia-Singapura pada awal Perang Pasifik (Perang Asia Timur Raya) dengan Jepang, serta 6 destroyers dipimpin oleh Admiral Hollaand untuk menjaga Selat Denmark di barat-daya Islandia.

Sebelum Admiral Tovey memberikan perintah kepada Admiral Holland , di Selat Denmark , penjelajah berat Norfolk sudah lebih dulu mendapat tugas di sana sendirian di bawah pimpinan Admiral Walker.Baru pada tanggal 22 Mei sebuah penjelajah berat lainnya yang bernama Suffolk mendapat perintah untuk bergabung dengan Norfolk.

Ketidakpastian arah dan tujuan Bismarck dan Prinz Eugen membuat AL Inggris tetap menjaga daerah-daerah penting lainnya.Di perairan Eslandia , ada dua buah penjelajah ringan Birmingham dan Manchester.Begitu pula di Scapa Flow , tetap disiagakan sejumlah kapal perang.

Malam harinya , Admiral Tovey juga turut berlayar dengan kapal tempur King George V , kapal induk Victorious , sejumlah penjelajah , dan sejumlah perusak lainnya.Walau pada akhirnya armada Tovey tidak pernah bertempur secara langsung dengan Bismarck.

Cuaca amat buruk yang pada waktu itu memberikan perlindungan sekaligus petaka bagi Bismarck dan Prinz Eugen.Pesawat intai badan intelejen Jerman tidak pernah sampai ke Scapa Flow sehingga pemimpin Bismarck dan Prinz Eugen , Admiral Lutjens tidak tahu-menahu apakah ada kapal yang menguntit dia.Sebaliknya pesawat intai Inggris juga gagal menemukan posisi Bismarck.Jadi kedua pihak sama-sama mencari musuh mereka dalam keadaan buta sama sekali.Tapi tetap saja Inggris diuntungkan karena mereka memiliki jumlah kapal perang yang jauh lebih banyak di sekitar laut Atlantik.

Pertempuran di Selat Denmark

Berkas:German Battleship Bismarck firing on PoW.jpg
Bismarck menembaki Prince of Wales pada pertempuran di selat Denmark

Cuaca tetap buruk pada tanggal 23 Mei , saat Bismarck memasuki Selat Denmark.Lutjens tidak tahu kalau di selat ini Suffolk dan Norfolk sedang berpatroli , begitu pula Admiral Walker tidak tahu kalau Bismarck sudah sampai ke Selat Denmark.Di sini kesalahan badan intelejen Jerman menjadi fatal.Mereka mengangap Inggris tidak memiliki radar yang cukup baik untuk mencari musuh di cuaca buruk , sehingga Lutjens dengan tenang menyuruh Bismarck dan Prinz Eugen melewati daerah yang berkabut tebal.Perlindungan alam ini nyaris tak berguna karena Suffolk ternyata sudah memiliki radar yang mumpuni mencari musuh , tapi Norfolk tidak mempunyai radar sehingga nyaris mustahil dia bisa menemukan Bismarck.

Malam harinya tertangkaplah Bismarck di radar Suffolk. Melihat ini , Admiral Walker langsung memerintahkan kapalnya untuk mundur sembari mengabari Scapa Flow tantang posisi Bismarck.Tapi entah kenapa , berita ini tak pernah sampai.Untung bagi Inggris , Norfolk yang tak mempunyai radar tetap mondar-mandir di selat Denmark sebelum radar Bismarck memergokinya dan menembakinya.Tembakan ini mengawali pertempuran yang baru akan berakhir 3 hari lagi.Melalui serangan inilah Tovey mendapati posisi armada Lutjens.Norfolk sendiri memutuskan mundur dengan bantuan tabir asap dan tidak menerima kerusakan sedikitpun.

Kapal HMS Suffolk dan HMS Norfolk membayangi kedua kapal Jerman tersebut sembari menunggu kedatangan Admiral Holland.Melalui radio,Admiral Holland memberi tahu Admiral Walker tentang rencananya.Rencananya kira-kira seperti ini : Saat Hood dan Prince of Wales menembaki Bismarck , maka Suffolk dan Norfolk harus memusatkan serangannya ke Prinz Eugen.Tapi perintah ini tidak pernah sampai ke Admiral Walker.Walker mengira kekuatan Hood - Prince of Wales sudah cukup untuk mengalahkan Bismarck dugaan yang ternyata keliru.

Pagi hari tanggal 24 Mei Hood dan Prince of Wales bertemu lawannya.Admiral Holland kemudian memerintahkan menembak.Serangan Hood dan Prince of Wales diperintahkan untuk dipusatkan ke Bismarck , dengan kata lain Holland tetap melaksanakan rencana awalnya.Sedangkan Suffolk dan Norfolk dengan santai mengawasi pertempuran dari jauh....

Kesalahan fatal lain kembali di lakukan Hood , bukannya menembaki Bismarck tapi Prinz Eugen.Sedangkan Bismarck dan Prinz Eugen dengan kompak menembaki kapal yang sama : Hood.Segera saja Hood di hujani proyektil peluru 8 dan 15 inci.Lalu terjadilah peristiwa yang luar biasa , sebuah peluru Bismarck tepat mengenai gudang penyimpanan amunisi milik Hood yang lalu meledak dengan dashyat dan melontarkan api sampai 300 meter.Hood lalu patah menjadi dua dan tenggelam ke dasar laut.Melihat ini,segera saja Prince of Wales mudur dari pertempuran.

Dikejar dan Dihancurkan

Pada 25-25 Mei pesawat-pesawat terbang Swordfish dari kapal induk HMS Victorius menyerang Bismarck dengan torpedonya tetapi gagal.

Pada tanggal 25 Mei Inggris kehilangan jejak Bismarck namun yakin bahwa Bismarck menuju Perancis. Keesokan harinya pesawat jenis Catalina AU Inggris menemukan posisi Bismarck dan pesawat Swordfish dari kapal induk HMS Arc Royal menyerang namun keliru karena yang diserangnya ternyata adalah kapal Inggris HMS Sheffield namun untungnya meleset. Serangan kedua berhasil mengenai sasarannya dan Bismarck terkena tembakan torpedo pada peralatan kemudinya dan karena terendam air sehingga tidak dapat diperbaiki.

Pada tanggal 27 Mei 1941 pukul 10.39 waktu setempat dengan jarak 1000 km dari kota Brest, Bismarck tenggelam karena terkena tembakan dari kapal torpedo Inggris HMS Dorsetshire. Bangkai kapalnya berada pada kedalaman 4500 meter dan tenggelam dalam keadaan utuh berdiri tegak didasar laut.

Anaslisis kesalahan Bismarck

Kemenangan itu begitu berarti bagi Inggris sehingga sampai mengabadikannya dalam sebuah film di tahun 1960-an. Para pakar dan sejarahwan berpendapat bahwa terjadi berbagai kesalahan-kesalahan fatal sejak Bismarck berangkat dari Gdynia. Seharusnya Bismarck tidak berlayar melalui selat Kattegat dan Skaggerrak dan Laut Timur karena di jalur itu penuh dengan mata-mata yang mengamatinya. Lebih aman jika melalui Kanal Kaisar Wilhelm. Hal lain adalah Bismarck mestinya menambah bahan bakarnya sehingga bisa melarikan diri dari gempuran peluru lawan.

Pranala luar