Daftar karakter karya Kho Ping Hoo

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 30 April 2024 10.30 oleh Kusuma Bintari (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kho Ping Hoo (許平和khó͘ Pêng Hô)adalah salah seorang penulis cerita silat Indonesia yang menghasilkan banyak tokoh fiksi dalam karya-karyanya, baik tokoh jahat (antagonis) maupun tokoh baik (protagonis). Tokoh-tokoh ini memberikan banyak inspirasi bagi para pembaca dan terlebih bagi para penggemarnya. Sampai-sampai terlontar ide untuk "mempertemukan" tokoh-tokoh dalam serial yang berlainan, sekadar hanya untuk mencari tahu siapa yang lebih sakti. Hal ini bahkan memberi inspirasi bagi beberapa penulis cerita silat pada masa kini, seperti Fary Oroh dalam karyanya Pendekar Negeri Minahasa, Kkabeh dalam karyanya Bu Kek Kang Sinkang, dan Nein Arimasen dalam karyanya Gunung dan Rimba Hijau, untuk menghadirkan salah seorang di antara tokoh-tokoh yang dikagumi dalam karya mereka.

Halaman ini berisi tokoh-tokoh silat dalam karya-karya Kho Ping Hoo beserta sedikit keterangan mengenai mereka. Informasi yang dikumpulkan meliputi:nama kecil (bila ada), julukan, jurus-jurus, dan sedikit sejarah mengenai tokoh (kelahiran, guru, orang tua, dan bagaimana sang tokoh memperoleh ilmu andalannya).

Tokoh-tokoh itu akan dikategorikan dalam serial tempatnya muncul dan urutan kemunculannya, bukan dalam buku, karena banyak tokoh yang diceritakan dalam lebih dari satu buku.

Serial Bu Kek Siansu

sunting

Bu Kek Siansu Kwa Sin Liong

sunting

Bu Kek Siansu (無極禪師Bû Ke̍k Siân Su)adalah seorang yang tingkat kesaktiannya dianggap nyaris sempurna. Ia memiliki kebiasaan menurunkan satu ilmu silat setiap awal musim semi, baik kepada pendekar maupun tokoh sesat. Yang beruntung bertemu dengannya akan menerima petunjuk. Nama asli dari tokoh ini adalah Kwa Sin Liong, semasa kecil dia dijuluki sebagai Sin Tong (Anak Ajaib) karena kemampuan pengobatannya yang hebat. Mewarisi kemampuan menirukan dan mengetahui kelemahan ilmu orang lain dalam sekali lihat dari suhunya Pangeran Han Ti Ong, penguasa Pulau Es. Menjadi pendekar dengan kemampuan di luar nalar dalam usia muda setelah berhasil memecahkan pemahaman mengenai intisari bela diri, kemampuan yang menyebabkannya menjadi "suhu' bagi semua aliran dan golongan. Selama hidupnya tidak pernah terikat dengan gelimang duniawi, meski tidak pernah menjadi biksu. Ilmu-ilmu yang diciptakan ataupun disempurnakan olehnya terus bergaung dalam seluruh episode saga ini. (Kemunculan: BU KEK SIAN SU, SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH, MUTIARA HITAM, ISTANA PULAU ES)

Kwee Seng

sunting

Kwee Seng adalah guru Kam Bu Song. Berbudi dan anti terhadap kebatilan. Sastrawan dan pecinta gagal ini pernah mendapat petunjuk dari Bu Kek Siansu bahkan bisa disebut sebagai salah satu murid dari sang Manusia Dewa (Bu Kek Siansu) sehingga dia menjadi pendekar sakti yang dijuluki Kim Mo Eng (Pendekar Setan Berhati Emas). Ketua Beng-kauw Pat-jiu Sin-ong Liu Gan pernah menjodohkan dia dengan anaknya, namun cintanya ditolak mentah-mentah oleh Liu Lu Sian yang membuatnya patah hati. Pada suatu peristiwa, Kwee Seng terjatuh ke jurang lalu tiba di suatu tempat bernama Neraka Bumi. Di sana, ia memperdalam ilmu silat setelah ditolong "istrinya" yaitu Nenek Neraka Bumi (putri kerajaan Tang yang bernama Khu Gin Lin) yang menyamar sebagai seorang wanita tua. Sekeluarnya dari sana dia menyebut dirinya sendiri sebagai Kim-mo Taisu (Guru Besar Iblis Emas). Mempunyai seorang putri bernama Kwee Eng (Eng Eng). Meninggal karena terluka dalam akibat pengeroyokan beberapa tokoh sesat, diakui sebagai patriot karena membela negara melawan Khitan. Karakter ini adalah tokoh utama dalam episode Suling Emas. (Orang paling penting dalam memunculkan pendekar sakti SULING EMAS)

Liu Lu Sian

sunting

Liu Lu Sian pendekar sakti puteri ketua partai Beng-Kauw Liu Gan. Ia adalah istri jenderal Kam Si Ek dan ibu kandung Pendekar Suling Emas Kam Bu Song. Semasa mudanya dia mempunyai julukan Tok-siauw Kwi (Setan Kecil Beracun). Sifatnya sangat egois dan suka mempermainkan perasaan lawan jenis, mudah bosan, dan sangat berambisi terhadap kesaktian, meski pada masanya dia adalah gadis yang diidolai banyak pria karena kecantikannya. Perempuan inilah yang sebenarnya mendapat tempat di hati Kwee Seng. Dengan kesaktiannya dia pernah menyatroni beberapa perguruan dan mencuri banyak pusaka, termasuk di antaranya Sam-po-cin-keng (3 Kitab Pusaka) milik ayahnya sendiri, Pat-jiu Sin-ong Liu Gan. Kesesatannya pudar saat dia hampir saja salah tangan membunuh putranya sendiri. Ia tewas di tangan ayahnya sendiri yang sengaja berpura-pura mati agar ia keluar dari tempat persembunyiannya. (Kemunculan: SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH)

Kam Si Ek

sunting

Kam Si Ek adalah seorang jenderal dari Shan-si yang tangguh, genius, teguh hati dan anti kejahatan. Dia adalah orang hebat pertama generasi marga Kam di saga ini. Pada masa mudanya menikah dengan Tok-siauw-kwi Liu Lu Sian dan berputra Pendekar Suling Emas Kam Bu Song, lalu menikah lagi dengan Ciu Bwee Hwa setelah ditinggalkan oleh istri pertamanya, dan mempunyai anak Kam Bu Sin serta Kam Sian Eng. Mengangkat anak Yalina yang diberi nama Kam Lin, tapi tidak pernah tahu bahwa anak angkatnya ini adalah putri mahkota kerajaan Khitan. Karena tidak setuju dengan langkah atasannya, dia mengundurkan diri. Meninggal bersama istri keduanya terbunuh oleh orang misterius, yang kemudian diketahui ternyata pelaku pembunuhan Kam Si Ek dan istrinya ini adalah Cui Beng Kui (Ma Thai Kun) (Kemunculan: SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH)

Ban-pi Lo-cia

sunting

Ban-pi Lo-cia (Dewa Lo-cia Berlengan Selaksa) merupakan salah satu datuk sesat sakti setelah era Bu Kek Siansu. Meski tidak sesakti Bu Kek Siansu ataupun Bu Tek Lojin, tapi kehebatannya sejajar dengan 2 pendekar besar zaman itu, Pat-jiu Sin-ong Liu Gan dan Kim-mo Taisu Kwee Seng. Tidak tersebut secara implisit nama aslinya, mempunyai sebuah senjata sakti cambuk Lui-kong-pian (Cambuk Kilat) yang dibuat dari ekor ikan pari dan direndam dalam ramuan racun. Profil seorang antagonis yang cabul dan berangasan. Mempunyai 2 murid: Hek-giam-lo Bayisan, dan Lauw Kiat. Tokoh ini seakan menjadi sisi mata uang lain bagi Kwee Seng. Terbunuh oleh Kwee Seng saat mengeroyok pendekar itu dengan beberapa tokoh sesat lainnya. (Kemunculan: SULING EMAS)

Bu Tek Lojin

sunting

Bu Tek Lojin (Orang Tua Tak Terkalahkan) merupakan salah satu ahli yang berperawakan aneh, dengan kepala besar dan tubuh kecil seperti bocah. Pertama kali muncul di Khitan saat ia bersama Kwee Seng menggemparkan acara unjuk ketangkasan tentara. Pernah bertemu dengan Kam Bu Song dan memberikan petunjuk ilmu pedang yang dimainkan dengan suling emas. Suhu dari Kim-lun Seng-jin Kalisani, Tang Hauw Lam, Lie Soan Hu, Coa Leng Bu, Ouw Teng, dan Suma Hoat.

Kam Bu Song

sunting

Kam Bu Song berjuluk Kim-siauw-eng (Pendekar Suling Emas), merupakan murid tunggal Kwee Seng dan secara langsung diwarisi ilmu sakti oleh Bu Kek Siansu. Dia adalah putra Liu Lu Sian dan Jenderal Kam Si Ek, kakak beda ibu Kam Bu Sin dan Kam Sian Eng. Dia adalah leluhur dari Pendekar Suling Emas II Kam Hong. Oleh gurunya dia digembleng dengan sastra maupun silat. Menikah dengan Lin Lin (Yalina) dan mempunyai dua orang anak kembar bernama Kam Kwi Lan (si Mutiara Hitam) dan Talibu. Selain itu, dia juga mempunyai seorang putra bernama Kam Liong hasil hubungan cintanya yang gagal dengan Suma Ceng. Karakter ini adalah tokoh utama dalam episode Cinta Bernoda Darah. (Kemunculan: SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH, MUTIARA HITAM)

Yalina

sunting

Yalina atau Lin Lin adalah putri tunggal pewaris kerajaan Khitan Tayami, ayahnya adalah seorang panglima bernama Salinga. Kedua orang tuanya terbunuh dalam perang melawan Hou-han akibat pengkhianatan pamannya. Diangkat anak oleh jenderal besar Kam Si Ek, menjadi adik angkat Kam Bu Sin dan Kam Sian Eng. Mempunyai hubungan guru-murid yang unik dengan Kim-lun Seng-jin (Manusia Suci Roda Emas) Kalisani. Menikah dengan Pendekar Suling Emas Kam Bu Song meski terpaut umur jauh dan mempunyai seorang putri bernama Kam Kwi Lan (si Mutiara Hitam) dan putra bernama Pangeran Talibu. Mereka adalah anak kembar. (Kemunculan: SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH, MUTIARA HITAM)

Kam Sian Eng

sunting

Kam Sian Eng adalah putri dari Jenderal Kam Si Ek dari istri keduanya Ciu Bwee Hwa, adik Pendekar Suling Emas Kam Bu Song dan Kam Bu Sin. Pendekar wanita ini menjadi setengah gila setelah diperkosa oleh Suma Boan. Dari hasil perkosaan tersebut dia melahirkan anak bernama Suma Kiat. Kam Sian Eng mempelajari secara ngawur kitab-kitab yang dulunya dicuri oleh Liu Lu Sian. (Kemunculan: SULING MAS, CINTA BERNODA DARAH, MUTIARA HITAM)

Suma Kong

sunting

Suma Kong adalah seorang pangeran, muncul pertama kali di episode Suling Emas. Pangeran ini adalah kepala ujian negara bagi para calon-calon ahli sastra yang akan mengikuti ujian menjadi sastrawan. Pangeran ini memiliki seorang puteri bernama Suma Ceng dan seorang putera bernama Suma Boan.

Suma Boan

sunting

Suma Boan adalah anak dari pangeran Suma Kong, kakak dari Suma Ceng. Bangsawan ini supel dan pandai ilmu silat, namun tinggi hati. Mata keranjang yang suka mengganggu wanita cantik mengandalkan kedudukan dan kepandaiannya. Murid terkasih tokoh sesat It-gan Kai-ong (Raja Pengemis Mata Satu, nama aslinya Pouw Kee Lui). Pemuda ini mendapat julukan Lui-kong-sian (Dewa Geledek). Begitu mendendam pada Kam Bu Song yang dianggapnya menodai adiknya, hingga pada suatu saat dia membalas dengan menodai Kam Sian Eng hingga berputra Suma Kiat. (Kemunculan: SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH)

Suma Ceng

sunting

Suma Ceng adalah puteri dari Suma Kong dan adik dari Suma Boan. Sebelum dinikahkan dengan pangeran Kiang, dia menjadi kekasih Kam Bu Song hingga mempunyai seorang putera di luar nikah darinya yang diberi nama Kam Liong. (Kemunculan: SULING EMAS, CINTA BERNODA DARAH, MUTIARA HITAM)

Kam Liong

sunting

Kam Liong adalah seorang bangsawan putera di luar nikah Pendekar Suling Emas Kam Bu Song dan Suma Ceng. tokoh ini adalah pendekar yang juga mewarisi pusaka-pusaka dan senjata peninggalan ayahnya (Pendekar Suling Emas). Dia mati terbunuh bersama muridnya yang bernama Khu Tek San (ayah dari Khu Siauw Bwee, subo-nya Suma Han) saat melakukan pembelaan terhadap salah seorang keponakannya. Kam Han Ki (anak dari Kam Bu Sin). (Kemunculan: MUTIARA HITAM, ISTANA PULAU ES)

Kam Kwi Lan

sunting

Kam Kwi Lan Lebih dikenal dengan julukan si Mutiara Hitam adalah puteri dari Kam Bu Song dan puteri Yalina (Lin Lin) dari Khitan dan adik tiri dari pangeran Kam Liong. Ia juga murid dari bibinya, Kam Sian Eng. Mempunyai suami seorang pendekar bernama Tang Hauw Lam dan juga dua orang murid, Can Ji Kun dan Ok Yan Hwa. Tewas oleh pengeroyokan tentara Mongol setelah mencoba membalas dendam atas kematian kakak kembarnya Pangeran Talibu. Kemunculan: (MUTIARA HITAM, ISTANA PULAU ES)

Suma Kiat

sunting

Suma Kiat adalah seorang jenderal besar kerajaan Sung yang merupakan anak tunggal dari Kam Sian Eng dengan Suma Boan. Sifatnya kejam dan hatinya selalu dipenuhi oleh dendam dan iri hati kepada keluarga keturunan langsung dari Suling Emas, walaupun pada kenyataannya dia banyak sekali mendapatkan budi baik dari keluarga Kam mengingat dia sesungguhnya masih memiliki darah keturunan keluarga Kam dari pihak Ibu. Iri hati dan dendam yang membuta ini mengakibatkan Suma Kiat berhasil membunuh Kam Liong dan memfitnahnya sebagai pemberontak. Pada akhirnya dia tidak mengakui Suma Hoat sebagai anaknya dan mendapatkan bahwa muridnya sendiri telah berzinah dengan selir kesayangannya, dan kemudian mati oleh pukulan batin yang amat hebat. Menuai hasil dari perbuatan buruknya sendiri semasa muda. Kemunculan: (MUTIARA HITAM, ISTANA PULAU ES)

Kam Han Ki

sunting

Kam Han Ki adalah seorang keturunan keluarga Kam yang beruntung menjadi salah seorang murid manusia setengah dewa Bu Kek Siansu yang paling sakti. Gagal dalam cinta pertamanya dengan Putri Sung Hong Kwi karena putri tersebut dijodohkan dengan orang lain oleh Raja lewat hasutan Suma Kiat. Semasa muda, ia terlibat cinta segi-tiga dengan sumoi-sumoinya (Maya dan Khu Siauw Bwee). Pada masa tuanya ia bergelar Koai Lojin. Kemunculan: (MUTIARA HITAM, ISTANA PULAU ES, PENDEKAR BONGKOK, PENDEKAR SUPER SAKTI)

Sie Liong

sunting

Sie Liong adalah seorang pendekar sakti yang memiliki tubuh yang bongkok. Ia merupakan tokoh sentral dalam cerita KISAH PENDEKAR BONGKOK. Tubuhnya menjadi bongkok karena perbuatan abang iparnya Yauw Sun Kok, yang takut jika ia akan membalas dendam karena Yauw Sun Kok telah membunuh kedua orang tuanya dan menikahi kakaknya, Sie Lan Hong. Ia mendapat ilmu silat dari 3 pertapa sakti Himalaya dan Pek-sim Siansu. Ia kehilangan lengan kirinya setelah diserang Coa Bong Gan pada saat ia pingsan. Memiliki tenaga inti bumi yang luar biasa setelah dirinya dikubur hidup-hidup oleh pemberontak dalai lama. Merantau ke gurun Gobi di usia muda setelah kehilangan 2 orang yang paling dicintainya, Yauw Bi Sian (keponakannya) dan Sam Ling (kekasihnya). Pada masa tuanya berjuluk Gobi Bu-beng Lo-jin (orang tua tanpa nama dari Gobi) dan memiliki murid yang disayanginya, Kao Kok Cu. Meninggal setelah menyalurkan sinkang-nya kepada Suma Han ketika Pendekar Super Sakti tersebut melawan Im-kan Ngo-ok (Lima Jahat Akhirat). Kemunculan: (PENDEKAR BONGKOK, KISAH SEPASANG RAJAWALI, JODOH RAJAWALI)

Maya adalah sumoi Kam Han Ki, jadi dia adalah murid tak langsung dari Bu Kek Siansu. Awalnya ia muncul dalam cerita Istana Pulau Es sebagai anak (angkat) dari Raja Khitan Talibu, anak Pendekar Suling Emas Kam Bu Song dan Ratu Yalina. Karena terlibat cinta segi-tiga dengan suhengnya yang juga dicintai oleh Khu Siauw Bwee, Maya menantang sumoi-nya Khu Siauw Bwee untuk bertarung memperebutkan Kam Han Ki, dan menyebabkan Khu Siauw Bwee kehilangan sebelah kakinya. Dua-duanya lompat ke laut yang sedang dilanda badai, meninggalkan Kam Han Ki sendirian di Pulau Es. Di dalam cerita Pendekar Super Sakti, Maya adalah subo dari Puteri Nirahai. Kemunculan: (ISTANA PULAU ES, PENDEKAR SUPER SAKTI)

Khu Siauw Bwee

sunting

Khu Siauw Bwee adalah sumoi Kam Han Ki dan merupakan murid tidak langsung dari Bu Kek Siansu melalui bimbingan suhengnya. Siauw Bwee banyak mengalami kepahitan semasa hidupnya, semenjak ayahnya yang merupakan murid kesayangan dari menteri Kam Liong, difitnah dan dibunuh oleh Suma Kiat. Siauw Bwee bersaing cinta dengan Panglima Mancu Maya yang juga merupakan suci-nya untuk mendapatkan hati Kam Han Ki, yang berakhir tragis setelah pada pertarungan akhir dengan Maya, membuat kakinya buntung. Dara cantik inilah yang sesungguhnya mendapatkan cinta seutuhnya dari Kam Han Ki. Pada masa tua menjadi subo Suma Han yang kebetulan juga buntung salah satu kakinya, dan akhirnya bertemu kembali secara mengharukan dengan seteru masa mudanya, Maya, yang ternyata subo dari Nirahai. Kemunculan: (ISTANA PULAU ES, PENDEKAR SUPER SAKTI)

Suma Hoat

sunting

Suma Hoat adalah kakek dari Pendekar Super Sakti Suma Han. Suma Hoat lebih dikenal sebagai Jai-Hwa-Sian, adalah salah seorang tokoh sakti yang sering terombang-ambing antara berlaku sebagai pendekar atau sebagai penggoda wanita. Hal ini dikarenakan ketidakkuatan batinnya terhadap wanita cantik. Sebagai karma, dia selalu bernasib buruk dalam percintaan. Cintanya yang pertama gagal karena ditentang menteri Kam Liong. Rayuan ibu tirinya membuat dia dibenci dan diusir ayahnya. Jadilah dia pembenci wanita, si Jai-Hwa-Sian. Ia sekuat tenaga untuk bertobat setelah bertemu dengan Kian Ti Hosiang (Ketua Siauw-lim Pai) walaupun akhirnya gagal dan penyakitnya itu kambuh kembali. Suma Hoat jatuh cinta pada Khu Siauw Bee dan Maya, tapi gagal pula karena mereka mencintai Kam Han Ki. Setelah sempat tinggal di Pulau Es selama 5 tahun, kembali dia merajalela sebagai Jai-Hwa-Sian. Akhirnya, Suma Hoat jatuh cinta lagi. Kali ini, Kwa Bi Kiok benar-benar menjadi istrinya. Hukum karma mengejarnya, Suma Hoat harus berpisah dengan istrinya yang sedang hamil karena dikejar-kejar pendekar-pendekar yang mau membalas perbuatan Jai-Hwa-Sian. Setelah berusaha berbaikan dengan ayahnya, Suma Kiat, Suma Hoat akhirnya meninggal di lereng In Kong San, hanya didampingi teman baiknya Im-Yang Seng Cu. Keluarga Kwa mengganti nama marga menjadi keluarga Sie, sehingga anaknya diberi nama Sie Bun An. (Kemunculan: ISTANA PULAU ES)

Suma Han

sunting

Suma Han yang berjuluk Pendekar Super Sakti adalah seorang keturunan keluarga Suma, putra dari Sie Bun An sekaligus cucu dari Suma Hoat. Berbeda dengan leluhurnya yang mempunyai perangai buruk, Suma Han menempuh garis hidup yang berbeda sebagai pendekar. Dia terkenal dengan tenaga lweekangnya, Swat-im Sinkang dan Hwi-yang Sin-kang (yang kemudian menjadi semacam 'trademark' Pulau Es), selain ilmu-ilmu silat warisan Bu Kek Siansu. Bergelar juga Pendekar Siluman karena kemampuan sihir yang ia dapatkan dengan tidak disengaja semasa kecil. Suma Han pada akhirnya berbuntung kaki, tetapi beristeri dua, yaitu Nirahai dan Lulu. Dari Nirahai dia mendapatkan sepasang putera puteri, yakni Milana dan Suma Kian Bu, dan dari Lulu dia mendapat putera Suma Kian Lee. Ilmu-ilmu silatnya di antaranya Soan-hong-lui-kun, ilmu untuk orang berkaki satu yang diwarisinya dari Khu Siauw Bwee. Dia juga menjadi pewaris ilmu Siang-mo Kiam-sut (Ilmu Pedang Sepasang Iblis) dari pasangan Can Ji Kun - Ok Yan Hwa yang dijuluki Sepasang Pedang Iblis. Sempat mewariskan banyak ilmu-ilmu hebat ke cucu-cucunya sebelum meninggal karena terluka dalam setelah menyemayamkan kedua istrinya yang gugur akibat serbuan tokoh-tokoh sesat ke Pulau Es.

Nirahai

sunting

Nirahai adalah keturunan kaisar mancu dari salah seorang selirnya. Memiliki banyak ilmu-ilmu silat tinggi, bahkan ilmu warisan dari Suling Emas Kam Bu Song. Dia juga sempat menjadi murid dari Maya, tokoh sakti murid Bu Kek Siansu. Percintaannya dengan Suma Han kandas karena perbedaan prinsip, kendati dia sudah mengandung dan melahirkan seorang puteri yang diberi nama Milana. Dia sempat menjadi pangcu Thian-liong-pang dan menculik para tokoh kangouw untuk dipelajari intisari ilmunya. Belakangan dia hidup bahagia dengan Suma Han dan madunya Lulu di Pulau Es, dan melahirkan Suma Kian Bu. Dia gugur dalam penyerbuan yang dilakukan para tokoh hitam di Pulau Es.

Lulu adalah adik angkat yang kemudian menjadi isteri kedua dari Suma Han setelah bercerai dari suaminya yang pertama (Wan Sin Kiat). Dari suami yang pertama ia memiliki anak Wan Keng In yang menjadi ayah dari Wan Ceng dan Wan Tek Hoat. Sedangkan dari Suma Han dia berputra Suma Kian Lee. Seperti halnya Nirahai, dia juga gugur saat terjadi serbuan tokoh-tokoh sesat ke Pulau Es. (Kemunculan: PENDEKAR SUPER SAKTI, SEPASANG PEDANG IBLIS, SEPASANG RAJAWALI, JODOH RAJAWALI, dan KISAH PARA PENDEKAR PULAU ES)

Gak Liat

sunting

Gak Liat berjuluk Kang-thouw-kwi atau Setan Botak adalah salah seorang datuk sesat, merupakan ayah dari Gak Bun Beng hasil perkosaannya terhadap seorang pendekar wanita Siauw-lim-pai bernama Bhok Khim. Tewas setelah bertarung mati-matian melawan wanita yang pernah dinodainya itu. (Kemunculan: PENDEKAR SUPER SAKTI, dan SEPASANG PEDANG IBLIS)

Bhok Khim

sunting

Bhok Khim adalah salah satu pendekar wanita Siauw-lim-pai yang tergabung dalam Kang-lam Sam-eng (Tiga Pendekar Kang-lam). Enerjik, penuh dengan semangat membela kebenaran. Namun karena salah memperhitungkan musuh, dua partnernya tewas dan dia sendiri diperkosa oleh Kang-thouw-kwi Gak Liat. Dalam keadaan terguncang dan setengah gila, dia menyepi di Siauw-lim-pai dan secara tidak sengaja mencuri belajar ilmu-ilmu sakti dengan cara yang tidak sewajarnya. Melahirkan seorang anak yang diberi nama Gak Bun Beng. Dan ketika dirasa umurnya cukup, dia pergi untuk membalas dendam pada pemerkosanya. Niatnya berhasil, namun dia sendiri juga tewas dalam usahanya itu setelah sempat berpesan pada Suma Han untuk mengasuh anaknya. (Kemunculan: PENDEKAR SUPER SAKTI, dan SEPASANG PEDANG IBLIS)

Milana

sunting

Milana (atau Puteri Suma Milana) adalah puteri pertama dari pasangan Suma Han dan puteri Nirahai, istri dari Pendekar Sakti Gak Bun Beng setelah sempat berpisah belasan tahun, dan ibu dari si kembar berjuluk Beng-san Siang-eng (Sepasang Garuda dari Beng-san) yang memiliki tabiat aneh, Gak Jit Kong dan Gak Goat Kong. Semasa mudanya dia merupakan salah satu panglima kerajaan Mancu yang amat disegani seperti ibunya, namanya harum bahkan hingga ke negeri-negeri tetangga. Meninggal di usia senja akibat tekanan batin setelah tahu kedua anaknya hanya menikah dengan 1 wanita yang tidak lain adalah muridnya sendiri, Souw Hwi Lan.

Gak Bun Beng

sunting

Gak Bun Beng adalah menantu dari Suma Han dari puterinya Milana. Dia sendiri putra di luar nikah dari seorang datuk sesat bernama Gak Liat dan beribu seorang pendekar wanita Siauw-lim-pai bernama Bhok Khim yang gila akibat diperkosa ayahnya. Ia telah banyak mewarisi ilmu silat yang tinggi sekali, selain ketika masih kanak-kanak dia menjadi murid seorang tokoh sakti Siauw-lim-pai Siauw Lam Hwesio, ketika menjelang dewasa dia secara kebetulan mewarisi ilmu kesaktian peninggalan seorang manusia dewa yang bernama Koai Lojin (Kam Han Ki). Bukan itu saja, bahkan pernah dia menerima warisan ilmu dari kakek sakti Bu-tek Siauw-jin datuk Pulau Neraka, dan pernah pula menerima pendidikan sin-kang dari Pendekar Super Sakti. Di waktu masih muda ia telah memiliki kesaktian-kesaktian luar biasa, di antaranya adalah ilmu Lo-thian Kiam-sut (Ilmu Pedang Pengacau Langit) dari Koai Lojin/Kam Han Ki, Tenaga Sakti Inti Bumi dari Bu-tek Siauw-jin, gabungan tenaga sin-kang Swat-im-sin-kang dan Hui-yang-sin-kang dari Pendekar Super Sakti, samping ilmu silat-ilmu silat lain yang kesemuanya bertingkat tinggi dari Siauw Lim Pai/Shaolin. Sempat mengelana setelah berselisih dengan Milana akibat fitnah Wan Keng In sebelum akhirnya bertemu kembali dan menikah, serta menjadi ayah dari si kembar Gak Jit Kong dan Gak Goat Kong (Beng-san Siang-eng). Di usia senjanya dia berjuluk Bu-beng Lo-kai (Pengemis Tua Tanpa Nama) dan masih sempat menjadi guru dari cucu misannya, Suma Lian, dan anak seorang pembesar kenalannya bernama Pouw Li Sian. Dia meninggal di usia seratusan setelah mewariskan seluruh sinkangnya kepada cucunya, Gak Ciang Hun.

Wan Keng In

sunting

Wan Keng In anak dari Lulu dari perkawinan terdahulunya dengan Wan Sin Kiat, sebelum menikah dengan Suma Han. Dia murid Cui Beng Koai Ong, salah satu datuk Pulau Neraka. Meski menjadi bagian dari keluarga Pulau Es, dia berkembang menjadi seseorang dengan watak yang culas dan jahat, terutama sekali dengan Gak Bun Beng yang dianggap menjadi pesaing beratnya. Memperkosa banyak wanita dengan menggunakan nama Gak Bun Beng, hingga akhirnya mempunyai dua anak di luar nikah: Wan Tek Hoat (Si Jari Maut) dan Wan Ceng (Pendekar Selaksa Racun). Tewas di tangan Giam Kwi Hong (keponakan Suma Han) yang telah diperkosanya. (Kemunculan: SEPASANG PEDANG IBLIS)

Wan Tek Hoat

sunting

Wan Tek Hoat semasa mudanya terkenal dengan julukan Si Jari Maut. Mula kisahnya muncul di Kisah Sepasang Rajawali. Ia anak di luar nikah dari Wan Keng In (putera Lulu) dan Ang Siok Bi (puteri bekas ketua Bu-tong Pai, Ang Thian Pa atau dipanggil juga Ang Lojin). Ilmunya banyak, di antaranya gabungan Pat-sian-sin-kun dan Pat-mo-sin-kun yang dipelajarinya dari Sai-cu Lo-mo (mantan anak buah Nirahai), juga mendapatkan ilmu dari dua datuk pulau Neraka, Cui-beng Koai-ong dan sutenya, Bu-tek Siauw-jin. Senjatanya yang terkenal adalah Cui-beng Kiam (Pedang Pencabut Nyawa). Mencintai seorang putri kerajaan Bhutan bernama Syanti Dewi yang akhinya menjadi istrinya, dan mempunyai seorang putri bernama Gangga Dewi (Wan Hong Bwee). Pada masa tuanya ia menjadi hwesio bergelar Tiong Khi Hwesio dan bertiga dengan suami istri Naga Sakti Gurun Pasir mengambil murid Tan Sin Hong (Pendekar Bangau Putih). Gugur bersama suami-istri itu saat diserbu oleh tokoh-tokoh sesat yang dipimpin oleh Sin-kiam Mo-li.

Wan Ceng

sunting

Wan Ceng yang berjuluk Pendekar Selaksa Racun adalah puteri di luar nikah dari Wan Keng In dengan Lu Kim Bwee. Secara kebetulan diambil murid oleh Si Setan Selaksa Racun Ban-tok Mo-li dan diwarisi pedang pusaka mengerikan Ban-tok-kiam (Pedang Selaksa Racun). Ia merupakan isteri dari Kao Kok Cu Si Naga Sakti Gurun Pasir dan ibu dari Kao Cin Liong. Ia juga punya nama Candra Dewi, pemberian saudari angkat sekaligus iparnya Syanti Dewi. Di usia senja sempat mewariskan ilmunya kepada Can Bi Lan (istri Sim Houw Pendekar Suling Naga) dan Tan Sin Hong (Pendekar Bangau Putih), sebelum akhirnya gugur bersama suami dan saudaranya saat diserbu oleh tokoh-tokoh sesat pimpinan Sin-kiam Mo-li.

Kao Kok Cu

sunting

Kao Kok Cu berjuluk Pendekar Naga Sakti Gurun Pasir, merupakan putera Jenderal Kao Liang yang hilang terdampar di padang pasir Go-bi, tetapi beruntung menjadi murid terkasih dari Dewa Bongkok Bu-beng Lojin. Muncul pertama kali dalam cerita Kisah Sepasang Rajawali. Ilmu simpanannya adalah Sin-liong-hok-te (Naga Sakti Mendekam di Atas Tanah) yang dahsyat sekali, dan baru dapat ia mainkan secara sempurna setelah ia kehilangan sebelah tangannya. Pernah sesat dalam pelajaran khi-kang hingga secara tidak sadar memperkosa Wan Ceng (yang kelak menjadi istrinya), hingga selanjutnya dia mati-matian menjadi pelindung wanita yang dicintainya itu dengan memakai topeng untuk menebus kesalahannya. Mempunyai seorang putra bernama Kao Cin Liong. Masa tuanya dihabiskan di gurun pasir, meski begitu masih sempat mewariskan ilmu-ilmunya kepada Can Bi Lan dan Tan Sin Hong. Gugur bersama istri dan iparnya Tiong Khi Hwesio saat menahan serbuan Sin-kiam Mo-li dan komplotannya.

Syanti Dewi

sunting

Syanti Dewi adalah seorang putri dari kerajaan Bhutan, ayahnya adalah raja Bhutan kala itu. Pada mulanya dia dikirim ke kerajaan Mancu sebagai tanda persahabatan, namun mengalami gangguan di tengah perjalanan sehingga dia malah mengalami petualangan dan bersahabat dengan keluarga Pulau Es serta mengangkat saudara dengan Wan Ceng atau Candra Dewi. Dalam petualangannya itu pula dia bertemu dengan orang yang kelak menjadi suaminya, si Jari Maut Wan Tek Hoat, yang sedianya adalah penculiknya namun justru berubah menjadi pelindung sejati karena mencintainya. Hidup tenteram di Bhutan dan mempunyai seorang putri bernama Wan Hong Bwee atau Gangga Dewi. Meninggal dengan damai dalam usia lanjut.

Suma Kian Bu

sunting

Suma Kian Bu atau Pendekar Siluman Kecil adalah putera Suma Han dan Nirahai, adik dari Milana. Ia bersama dengan saudara seayahnya Suma Kian Lee tenar dengan julukan Sepasang Rajawali. Menikah dengan Teng Siang In yang ahli menggunakan hoat-sut (sihir). Ia memiliki seorang putera yang bernama Suma Ceng Liong. Muncul di dalam cerita Kisah Sepasang Rajawali, Jodoh Rajawali dan Suling Emas dan Naga Siluman. Riwayat hidup terakhirnya tidak diceritakan dengan jelas.

Suma Kian Lee

sunting

Suma Kian Lee adalah putera Suma Han dan Lulu, bersama Suma Kian Bu dia terkenal dengan sebutan Sepasang Rajawali. Menikah dengan Kim Hwee Li yang mempunyai kemampuan mengendalikan ular, putri angkat dari salah satu datuk sesat Pulau Neraka bernama Hek-tiauw Lo-mo, serta memiliki 2 anak: Suma Hui dan Suma Ciang Bun.

Hek-tiaw Lo-mo

sunting

Hek-tiauw Lo-mo adalah datuk sesat sakti yang pernah menguasai pulau Neraka, dia sangat membenci semua hal yang berhubungan dengan Pulau Es. Akan tetapi, puteri angkatnya, Kim Hwee Li, malah menikah dengan salah satu keturunan Pulau Es, Suma Kian Lee. (Kemunculan: JODOH RAJAWALI)

Teng Siang In

sunting

Teng Siang In adalah istri dari Suma Kian Bu, ibu dari Suma Ceng Liong. Sejak muda sudah mahir menggunakan hoat-sut (sihir) yang diajarkan oleh ayah angkatnya. Meninggal di usia senja akibat tergores pedang mengerikan Ban-tok-kiam (Pedang Selaksa Racun) saat bertarung melawan Sai-cu Lama yang menculik cucunya Suma Lian. Nenek ini pula yang membuat Gu Hong Beng blingsatan karena sebelum meninggal sempat menyuruhnya berjanji untuk menjadi cucu mantunya.

Kim Hwee Li

sunting

Kim Hwee Li adalah anak angkat dari datuk sesat sakti penguasa pulau neraka, Hek-tiauw Lo-mo. Sebenarnya dia adalah anak selir Panglima Kim Bouw Sin yang memberontak dan ditumpas oleh Jenderal Kao Liang. Keahliannya yang unik adalah kemampuannya untuk menguasai binatang berbisa, terutama ular. Meski berasal dari kalangan sesat, tapi dia lebih condong ke arah pembela kebenaran. Mendapatkan ilmu mujijat dan transfer singkang dari Dewa Bongkok. Berjodoh dengan salah satu keturunan Pulau Es, Suma Kian Lee, putra Pendekar Super Sakti Suma Han. Mempunyai dua orang anak: Suma Hui dan Suma Ciang Bun.

Yu Hwi

sunting

Yu Hwi atau Kang Swi Hwa atau Ang-siocia adalah keturunan dari keluarga YU pendiri Khong-sim Kai-pang (perkumpulan pengemis hati kosong) cucu dari Sai-cu Kai-ong Yu Kong Tek, sejak kecil diculik dan diangkat murin oleh Raja maling Hek-sin Touw-ong dan Sejak bayi telah dijodohkan dengan Kam Hong namun dibatalkan. Kemudian menjadi murid dari Cui-beng Sian-li Tang Cun Ciu.

Kam Hong

sunting

Kam Hong berjuluk Pendekar Suling Emas II merupakan seorang sastrawan keturunan pendekar Suling Emas I Kam Bu Song (anak dari selir). Secara kebetulan ia menemukan ilmu suling emas dari pembuat suling emas yang asli. Ilmu silatnya yang terkenal di antaranya Kim-siauw Kiam-sut (Ilmu Pedang Suling Emas). Selalu bersaing dengan keluarga Cu penghuni Lembah Naga Siluman, mengingat suling emas sebenarnya merupakan salah satu pusaka milik mereka. Meski begitu, dia bersahabat baik dengan Sim Hong Bu (Pendekar Pedang Naga Siluman) dan bahkan mengangkat anaknya Sim Houw sebagai murid sekaligus calon mantunya, meski akhirnya perjodohan itu gagal karena Kam Bi Eng putrinya lebih memilih Suma Ceng Liong sebagai suaminya. Istri dari pendekar ini bernama Bu Ci Sian yang usianya jauh lebih muda. Meninggal dengan tenang di usia senja.

Sim Hong Bu

sunting

Sim Hong Bu mempunyai julukan Pendekar Naga Siluman, adalah keturunan keluarga pemburu yang beruntung mewarisi ilmu pedang naga siluman dari manusia yeti Ouwyang Kwan (yang juga masih keluarga Cu dari Lembah Naga Siluman). Senjatanya yang ampuh adalah Koai-liong-pokiam (Pedang Naga Siluman) dengan ilmu silatnya Koai-liong Kiam-sut. Menikah dengan salah satu wanita keluarga Cu dari Lembah Naga Siluman Cu Pek In, dan berputra Sim Houw. Meninggal gugur dengan gagah berani saat terjadi pertikaian besar antara kalangan persilatan dengan tentara kerajaan. (Kemunculan: SULING MAS DAN NAGA SILUMAN, dan KISAH PARA PENDEKAR PULAU ES)

Suma Hui

sunting

Suma Hui adalah puteri dari Suma Kian Lee dan Kim Hwee Li, kakak dari Suma Ciang Bun. Mewarisi banyak ilmu sakti pulau Es karena semasa kecilnya langsung mendapat gemblengan dari kakek-neneknya, Suma Han serta Nirahai dan Lulu. Sangat polos dan mudah terbawa, sehingga dengan mudah dibujuk hingga diperkosa oleh suhengnya sendiri. Meski akhirnya dia berhasil membalas dendam dan menikah dengan pria yang dicintainya, Kao Cin Liong, putra dari Naga Sakti Gurun Pasir Kao Kok Cu. Mempunyai seorang putri bernama Kao Hong Li.

Kao Cin Liong

sunting

Kao Cin Liong adalah putra satu-satunya dari Pendekar Naga Sakti Gurun Pasir Kao Kok Cu dan Wan Ceng. Dia menjadi Panglima Perang Mancu yang disegani setelah Milana, tetapi kemudian mengundurkan diri pasca pertempuran besar antara pihak tentara kerajaan melawan para pendekar. Menikah dengan putri Suma Kian Lee yang bernama Suma Hui dan mempunyai seorang putri, Kao Hong Li.

Suma Ciang Bun

sunting

Suma Ciang Bun adalah adik dari Suma Hui, putra pasangan Suma Kian Lee dan Kim Hwee Li. Semasa mudanya dia mengalami kelainan pada orientasi seksualnya, yang lebih menyukai pria ketimbang wanita. Sampai suatu saat ia berjumpa dengan seorang 'pria' yang disukainya, yang ternyata adalah seorang dara remaja yang menyamar. Dara itu adalah Gangga Dewi atau Wan Hong Bwee. Masalah ini menyebabkan dia hidup menyendiri dan memilih menggembleng murid tunggalnya Gu Hong Beng, hingga akhirnya sembuh dari kelainannya itu. Pada akhirnya dia menikah juga dengan Gangga Dewi setelah bersua kembali kendati keduanya sudah berusia lanjut.

Suma Ceng Liong

sunting

Suma Ceng Liong adalah putera tunggal pasangan Suma Kian Bu dengan Teng Siang In, yang dilahirkan ketika pasangan ini sudah bertahun-tahun menikah. Awalnya dia dan dua sepupunya dididik kakek dan kedua nenek di Pulau Es, bahkan dialah yang beruntung diwarisi sinkang super sakti milik kakeknya Suma Han. Setelah kakek dan kedua neneknya tewas, dia diculik dan akhirnya dijadikan murid tunggal datuk sesat sakti Hek-i-Mo-Ong. Dia akhirnya menyempurnakan pelajaran ilmu-ilmu Pulau Es dari ayahnya. Suma Ceng Liong menikah dengan Kam Bi Eng yang merupakan putri dari Kam Hong (Pendekar Suling Mas II) dan mempunyai seorang puteri, Suma Lian. Tokoh sentral dari episode KISAH PENDEKAR PULAU ES.

Kam Bi Eng

sunting

Kam Bi Eng adalah putri tunggal Pendekar Suling Emas II, Kam Hong, ibunya bernama Bu Ci Sian. Bersama mantan tunangan sekaligus suhengnya, Sim Houw, dia beruntung mewarisi hampir seluruh kemampuan ayahnya sekaligus ilmu langka dari Lembah Naga Siluman. Meski begitu, akhirnya pertunangan itu buyar karena dia memilih menjadi istri Suma Ceng Liong. Mempunyai seorang putri bernama Suma Lian. (Kemunculan: KISAH PENDEKAR PULAU ES, SULING NAGA, KISAH SI BANGAU PUTIH, KISAH SI BANGAU MERAH)

Gangga Dewi

sunting

Gangga Dewi atau Wan Hong Bwee adalah putri satu-satunya dari Si Jari Maut Wan Tek Hoat dan ibunya adalah putri mahkota kerajaan Bhutan Syanti Dewi. Sempat mengelana dengan menyamar sebagai pria ke daratan tengah dan terlibat cinta yang unik dengan Suma Ciang Bun semasa masih mengalami kelainan. Kecewa karena kejadian itu, dia memutuskan untuk pulang dan menikah dengan jenderal Kiang hingga mempunyai 2 orang anak (kisah pernikahannya ini tidak diceritakan rinci, hanya pernah sekali disinggung oleh Wan Tek Hoat dalam sebuah obrolan). Di usia lanjut, dia bertemu kembali dengan Suma Ciang Bun dan keduanya menikah. (Kemunculan: KISAH PENDEKAR PULAU ES, KISAH SI BANGAU MERAH)

Hek-i-Mo-Ong

sunting

Hek-i-Mo-Ong atau Raja Iblis Baju Hitam adalah seorang datuk sesat sakti yang memusuhi keluarga Pulau Es. Akan tetapi ia malah menculik dan mengangkat murid salah seorang keturunan Pulau Es, yaitu Suma Ceng Liong, cucu Pendekar Super Sakti Suma Han. Ilmu yang dimilikinya adalah menyemburkan hawa api lewat mulutnya, ilmu ini dilatihnya dengan berdiri di atas kepala secara terbalik di atas tumpukan-tumpukan tengkorak manusia. Ilmu lain miliknya yang tidak kalah mentereng adalah Coan-kut-ci (Jari Penembus Tulang).Hek-i-Mo-Ong meninggal setelah bertempur yang kedua kalinya dengan Pendekar Suling Emas II, Kam Hong. Sebelum meninggal dalam keadaan terluka parah dia meminta kepada Kam Hong untuk menjodohkan muridnya, Suma Ceng Liong dengan Kam Bi Eng, putri Kam Hong(Kemunculan: SULING MAS DAN NAGA SILUMAN, KISAH PARA PENDEKAR PULAU ES).

Sim Houw

sunting

Sim Houw berjuluk Pendekar Suling Naga adalah anak dari Pendekar Pedang Naga Siluman Sim Hong Bu dan murid dari Pendekar Suling Emas II Kam Hong. Bersama Kam Bi Eng, dia mewarisi ilmu gabungan dari Kim Siaw Kiam sut dan Koai Liong Kiamsut. Dia juga secara beruntung mengalahkan Pek-bin Losian dan diwarisi Liong-siauw-kiam (Pedang Suling Naga), senjata pusaka suling sekaligus pedang yang berbentuk naga terbuat dari kayu yang kuat dan karena senjata inilah dia dijuluki Pendekar Suling Naga. Sempat patah hati karena perjodohannya ditolak oleh Kam Bi Eng yang lebih memilih Suma Ceng Liong dan membuatnya mengembara tanpa arah, dia akhirnya dicintai dan menikah dengan dara cantik berhati lurus, Can Bi Lan (berjuluk Siauw-kwi, murid dari Sam-kwi (3 Iblis) sekaligus suami istri Naga Sakti Gurun Pasir) yang terpaut 15 tahun dengannya. Tokoh sentral dari episode Suling Naga (Kemunculan: KISAH PENDEKAR PULAU ES, SULING NAGA, KISAH SI BANGAU MERAH, SI TANGAN SAKTI)

Gu Hong Beng

sunting

Gu Hong Beng merupakan satu-satunya murid yang digembleng oleh Suma Ciang Bun, salah satu orang luar yang beruntung menjadi pewaris ilmu-ilmu pulau es. Santun, berjiwa riang, dan sangat lurus. Cintanya yang ditolak oleh Can Bi Lan menyebabkan salah paham berlarut-larut yang bahkan menyeret-nyeret gurunya dan Sim Houw Pendekar Suling Naga, meski akhirnya mereda. Perjanjian di ambang maut antara dia dan Teng Siang In (ibu Suma Ceng Liong) untuk mau menjadi suami cucunya Suma Lian malah membuat dia minder dan kurang percaya diri, meski pada akhirnya perjanjian itu benar-benar menjadi kenyataan.

Can Bi Lan

sunting

Can Bi Lan semasa kecilnya diberi julukan Siauw-kwi (Iblis Cilik) oleh gurunya Sam-kwi (3 Iblis), dia merupakan sumoi dari Bi-kwi (Iblis Cantik) Ciong Siu Kwi. Meski berada dalam gemblengan tokoh sesat, dia tetap berhati lurus dan penuh kejujuran, hal itulah yang mendorong Naga Sakti Gurun Pasir Kao Kok Cu dan istrinya Wan Ceng berkenan mengambilnya sebagai murid dan mewarisinya dengan ilmu-ilmu tangguh. Pernah menolak cinta Gu Hong Beng dan Cu Kun Tek sebelum jatuh cinta kepada perjaka parobaya Sim Houw Pendekar Suling Naga yang akhirnya menjadi suaminya.

Sam-Kwi

sunting

Sam-Kwi atau Tiga Iblis terdiri dari Hek-kwi-ong (Raja Iblis Hitam), Im-kan Kwi (Iblis Akhirat) dan Iblis Mayat Hidup. Ketiganya adalah datuk-datuk sesat yang pernah bertarung dengan Pendekar Super Sakti Suma Han dan kalah sehingga dipaksa berjanji untuk mengundurkan diri dari dunia persilatan. Salah satu ilmu andalan dari Iblis Akhirat adalah ilmu golok terbang yang aneh, dapat menyerang musuh akan tetapi kemudian kembali ke pelemparnya. Lain pula Raja Iblis Hitam, ia memiliki ilmu yang dapat mengulurkan anggota tubuhnya untuk menyerang. Sedangkan Iblis Mayat hidup memiliki sabetan jari-jari yang tidak kalah tajamnya dengan golok ataupun pedang. Untuk memuluskan balas dendamnya terhadap keluarga Pulau Es dan ambisinya merebut pusaka Liong-siauw-kiam (Pedang Suling Naga), mereka mengangkat 2 orang murid: Ciong Siu Kwi atau Bi-kwi (Iblis Cantik), dan Can Bi Lan alias Siauw-kwi (Iblis Cilik). Namun rencana itu berantakan setelah mereka bertiga ditumpas oleh keluarga besar Pulau Es dalam sebuah pibu. (Kemunculan: KISAH PENDEKAR PULAU ES, SULING NAGA)

Ciong Siu Kwi

sunting

Ciong Siu Kwi mempunyai julukan Bi-kwi (Iblis Cantik), murid pertama dari Sam-kwi (3 Iblis) dan suci dari Can Bi Lan. Pada mulanya, pergaulannya dengan kalangan sesat menyebabkan dia menjadi wanita yang culas, kejam, dan cabul. Namun setelah dia ditundukkan oleh sumoinya dalam sebuah pibu yang juga menewaskan guru-gurunya, pendiriannya terguncang dan akhirnya berubah total menjadi baik setelah jatuh cinta dan menjadi istri petani lugu berhati baja Yo Jin, yang uniknya tidak bisa silat sama sekali. Dia mempunyai seorang putra bernama Yo Han yang kelak menjadi pendekar besar berjuluk Si Tangan Sakti. Mati bunuh diri menyusul suaminya karena tidak mau ditawan oleh Siangkoan Lohan (Siangkoan Tek). (Kemunculan: SULING NAGA, KISAH SI BANGAU PUTIH)

Kao Hong Li

sunting

Kao Hong Li adalah putri dari pasangan Kao Cin Liong dari keluarga Gurun Pasir dan Suma Hui dari keluarga Pulau Es. Semasa kecil pernah diculik oleh wanita sesat berjuluk Sin-kiam Mo-li sehingga menggegerkan dunia persilatan, meski kemudian berhasil dibebaskan Bi-kwi Ciong Siu Kwi dan Gu Hong Beng dengan bantuan suami istri Sim Houw-Can Bi Lan. Mewarisi sebagian besar keahlian gabungan dua keluarga sakti itu. Sempat menikah dengan Thio Hui Kong, putra jaksa Kotaraja. Namun pernikahannya berantakan karena tidak saling mencinta. Lalu berjodoh dengan murid terakhir kakek-neneknya yang juga belahan jiwanya, Pendekar Bangau Putih Tan Sin Hong. Mempunyai seorang putri bernama Tan Sian Li.

Suma Lian

sunting

Suma Lian adalah putri tunggal pendekar terkuat Pulau Es setelah era Suma Han, Suma Ceng Liong dan ibunya adalah generasi keluarga suling emas, Kam Bi Eng. Pernah diculik oleh Sai-cu Lama yang menyebabkan neneknya—Teng Siang In—gugur saat berusaha merebutnya, dia akhirnya berhasil diselamatkan oleh orang yang kemudian menjadi gurunya: Gak Bun Beng, yang masih terhitung kakeknya sendiri. Semakin hebat setelah digembleng ilmu silat sakti dan hoat-sut (sihir) oleh ayahnya sendiri, serta ilmu Koai-siauw Kiam-sut (Ilmu Pedang Suling Siluman) didikan ibunya. Kemampuannya hanya bisa ditandingi oleh Pendekar Bangau Putih Tan Sin Hong. Harapan neneknya agar dia berjodoh dengan Gu Hong Beng akhirnya menjadi kenyataan.

Tan Sin Hong

sunting

Tan Sin Hong bergelar Pendekar Bangau Putih, putra seorang piauwsu yang bernasib mujur menjadi murid dari 3 orang pendekar tua sakti sekaligus: Si Naga Sakti Gurun Pasir Kao Kok Cu, Si Jari Maut Tiong Khi Hwesio (Wan Tek Hoat) dan Pendekar Selaksa Racun Wan Ceng yang menciptakan ilmu gabungan mereka yaitu ilmu Silat Sakti Bangau Putih (Pek-ho Sin-kun). Pada akhirnya, Tan Sin Hong menikah dengan putri tunggal Kao Cin Liong yang bernama Kao Hong Li setelah sebelumnya menceraikan istri pertamanya, Bhe Siang Cun. Dari pernikahannya yang kedua dikaruniai seorang putri bernama Tan Sian Li. Tokoh sentral dari episode KISAH SI BANGAU PUTIH. (Kemunculan: KISAH SI BANGAU PUTIH, KISAH SI BANGAU MERAH, SI TANGAN SAKTI)

Pouw Li Sian

sunting

Pouw Li Sian adalah putri dari Pouw Tong Ki, menteri yang seluruh keluarganya terbantai akibat fitnah dari pendana menteri lalim Hou Seng. Dia adalah sumoi Suma Lian saat menjadi murid Bu-beng Lokai Gak Bun Beng dan diwarisi ilmu-ilmu sakti Pulau Es dan Pulau Neraka. Sempat dipermainkan dan dinodai oleh Siangkoan Liong sebelum akhirnya menemukan tambatan hatinya, Cu Kun Tek, pewaris Lembah Naga Siluman.

Cu Kun Tek

sunting

Cu Kun Tek merupakan putra tunggal penguasa Lembah Naga Siluman Ban-kin-sian (Dewa Bertenaga Selaksa Kati) Cu Kang Bu, ibunya bernama Yu Hwi. Perawakannya tinggi besar seperti leluhurnya. Menguasai seluruh ilmu warisan keluarga Cu dan menjadi pewaris senjata sakti Koai-liong Po-kiam (Pedang Pusaka Naga Siluman) yang sebelumnya dipegang oleh Pendekar Suling Naga Sim Houw. Meski tahu bahwa Pouw Li Sian (murid Gak Bun Beng, sumoi Suma Lian) telah dinodai oleh Siangkoan Liong, namun dia cinta mati pada gadis ini dan tetap memperistrinya. (Kemunculan: SULING NAGA, KISAH SI BANGAU PUTIH)

Sin-kiam Mo-li

sunting

Sin-kiam Mo-li adalah keponakan kesayangan Kim Hwa Nio-nio, cucu murid Pek-bin Losian pemilik asli Suling Naga. Secara tidak langsung dia merupakan murid keponakan dari Sam-kwi (3 Iblis) dan suci dari Bi-kwi Ciong Siu Kwi dan Can Bi Lan yang juga musuh besarnya. Terbunuhnya Kim Hwa Nio-nio menyebabkan dia dendam kesumat terhadap keluarga Pulau Es serta Istana Gurun Pasir. Segala kelicikan dilakukannya dengan tujuan melenyapkan dua keluarga sakti ini. Dia pula yang menyerbu Istana Gurun Pasir hingga menyebabkan gugurnya Naga Sakti Gurun Pasir Kao Kok Cu, nenek selaksa racun Wan Ceng, serta Tiong Khi Hwesio Wan Tek Hoat. Namun akhirnya petualangan tebar mautnya berhasil dihentikan oleh Pendekar Bangau Putih Tan Sin Hong saat pertempuran antara pemberontak Tiat-liong-pang melawan tentara kerajaan Mancu. (Kemunculan: SULING NAGA, KISAH SI BANGAU PUTIH)

Yo Han

sunting

Yo Han bergelar Sin-ciang Tai-hiap (Pendekar Tangan Sakti) sejatinya merupakan murid dari Pendekar Bangau Putih Tan Sin Hong, namun karena suatu hal dia pergi dan pada akhirnya beruntung menjadi pewaris ilmu sakti Bu-kek Hoat-keng ajaran Ciu Lam Hok, orang termuda dari 3 serangkai pendiri Thian-li Pang. Dia adalah putra Yo Jin, petani berjiwa pendekar dan ibunya adalah Bi-kwi (Iblis Cantik) Ciong Siu Kwi, mantan tokoh sesat yang kemudian berbalik menentang kejahatan. Disebut sin tong (anak ajaib) karena kemampuannya menolak sihir dan racun saat pasrah kepada Tuhan YME, tidak suka kekerasan sehingga sempat menolak belajar ilmu silat yang dianggapnya sebagai alat untuk membunuh. Tokoh sentral dari episode SI TANGAN SAKTI. (Kemunculan: KISAH SI BANGAU PUTIH, KISAH SI BANGAU MERAH, SI TANGAN SAKTI)

Tan Sian Li

sunting

Tan Sian Li adalah putri dari Pendekar Bangau Putih Tan Sin Hong dan Kao Hong Li, berjuluk Si Bangau Merah karena pakaiannya yang selalu berwarna merah dan ilmu Pek-ho Sin-kun yang digubah oleh ayahnya menjadi Ang-ho Sin-kun (Silat Sakti Bangau Merah). Beruntung menjadi murid Suma Ceng Liong dan istrinya Kam Bi Eng serta ilmu pengobatan dari Yok-sian Lo-kai (Kakek Tua Dewa Obat). Sejak kecil sangat manja dan dekat dengan Yo Han, namun kurang begitu disetujui oleh kedua orangtuanya. Tokoh sentral dari episode SI BANGAU MERAH. (Kemunculan: KISAH SI BANGAU MERAH, SI TANGAN SAKTI)

Serial Pedang Kayu Harum

sunting

Cia Keng Hong

sunting

Cia Keng Hong merupakan murid tunggal dari tokoh yang berjuluk Sin Jiu Kiam-ong. Pedang Kayu Harum (Siang-Bhok-Kiam) adalah warisan dari gurunya. Secara ajaib memiliki ilmu Thi-Khi-i-Beng yang dapat menyerap sin-kang orang yang disentuhnya. Selain itu ilmu andalannya adalah Thai-kek Sin Kun. Kelak dia mendirikan Cin-ling-pai, perguruan silat yang namanya sejajar dengan partai terkenal lainnya. Menikah dengan Sie Biauw Eng dan mempunyai 2 anak, Cia Giok Keng dan Cia Bun Houw. Meninggal di usia senja karena terluka dalam akibat keroyokan nenek sesat Hek-hiat Mo-li dan muridnya Kim Hong Liu-nio, namun sebelumnya sempat mewariskan seluruh kesaktiannya kepada cucunya sendiri, Cia Sin Liong. Merupakan tokoh sentral dari serial Pedang Kayu Harum. (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara, Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga)

Sie Cun Hong

sunting

Sie Cun Hong lebih terkenal dengan julukan Sin-jiu Kiam-ong (Raja Pedang Tangan Sakti), tokoh pertama pemilik Siang-bhok-kiam (Pedang Kayu Harum) sekaligus guru tunggal Cia Keng Hong. Sangat sakti namun berwatak aneh, berbudi, kesatria, tapi tidak tabu melakukan hal-hal di luar norma. Banyak mempunyai musuh di semua golongan, baik hitam maupun putih. Menebar permusuhan dengan banyak wanita karena luar biasa mata keranjang. Mati dengan meninggalkan teka-teki tempat penyimpanan harta warisannya yang akhirnya berhasil dipecahkan oleh Cia Keng Hong dan membuatnya menjadi orang terkuat di Kang-ouw. (SERIAL: Pedang Kayu Harum)

Sie Biauw Eng

sunting

Sie Biauw Eng merupakan anak di luar nikah dari Raja Pedang Tangan Sakti Sie Cun Hong (guru Cia Keng Hong) dan Lam-hai Sin-ni. Dia akhirnya menikah dengan Cia Keng Hong dan dikaruniai 2 orang anak, yakni Cia Giok Keng dan Cia Bun Houw. Sebelum menjadi istri Cia Keng Hong, dia terkenal dengan julukan Song-bun Siu-li (karena selalu berwajah dingin dan memakai pakaian putih) dan pandai memainkan sabuk sutra sebagai senjata utamanya. Dia dan Tan Hun Bwee sempat menjadi murid dari nenek sakti sesat Go-bi Thai-houw Oh Hian Wi, meski kemudian berbalik memusuhinya.

Gui Yan Cu

sunting

Gui Yan Cu adalah murid dari Tung Sun Nio (istri sah Sie Cun Hong), istri Yap Cong San dan ibu dari Yap Kun Liong dan Yap In Hong. Secara tidak langsung merupakan sumoi dari Cia Keng Hong. Jenaka, berpikiran bebas, namun sangat setia. Tinggal di Leng-kok setelah menikah dan menjadi sin-she terkenal. Meninggal terbunuh dalam pelariannya saat kediaman Theng Kiu (mantan pengawal kaisar, pembantu Panglima The Ho) diserbu oleh 5 Datuk Sesat (di serial Petualang Asmara). (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara)

Yap Cong San

sunting

Yap Cong San merupakan murid dari Tiong Pek Hosiang (ketua Siauw-lim-pai), menikah dengan Gui Yan Cu serta ayah dari Yap Kun Liong dan Yap In Hong. Rendah hati, sederhana, dan sangat bersahaja. Terkenal karena senjatanya, yakni sepasang mouw-pit hitam putih dan senjata rahasia berupa koin tembaga. Bahu membahu menjadi pembela kebenaran dengan istri dan 2 sahabatnya, Cia Keng Hong dan Sie Biauw Eng. Dia dan istrinya meninggal terbunuh oleh 5 Datuk sesat. (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara)

Bhe Cui Im

sunting

Bhe Cui Im mempunyai julukan Ang-kiam Tok-sian-li (Dewi Racun Berpedang Merah), merupakan suci dari Sie Biauw Eng semasa masih menjadi murid Lam-hai Sin-ni, dan secara tidak langsung menjadi sumoi Cia Keng Hong setelah bersama-sama menemukan harta warisan Raja Pedang Sie Cun Hong yang membuatnya menjadi penjahat dengan kesaktian luar biasa sehingga dijuluki Ang-kiam Bu-tek (Pedang Merah Tanpa Tanding). Sangat cabul, culas, serta sadis, meski juga sangat cantik. Sepanjang hidupnya dicurahkan untuk menghancurkan kehidupan Cia Keng Hong yang dianggap menolak cintanya. Sempat menjadi murid Go-bi Thai-houw (Ratu Go-bi) Oh Hian Wi sebelum akhirnya tewas di tangan Cia Keng Hong. (SERIAL: Pedang Kayu Harum)

Kiang Tojin

sunting

Kiang Tojin merupakan murid pertama Thian Seng Cinjin, ketua Kun-lun-pai. Gagah, jujur, budiman, dan penuh welas asih. Menjadi ketua baru Kun-lun-pai meski sebelumnya sempat dikudeta oleh sutenya, Sian Ti Tojin. Kiang Tojin adalah orang yang menemukan dan membesarkan Cia Keng Hong sebelum diambil murid oleh Raja Pedang Sie Cun Hong. Cia Keng Hong menghormati tokoh ini seperti orang tuanya sendiri, tidak heran jika dia mau menyerahkan kitab warisan pendiri Kun-lun-pai yang berisikan ilmu yang diidamkan pendekar seluruh kang-ouw, Thai-kek Sin-kun, kepadanya.

Ouw-yang Tiong

sunting

Ouw-yang Tiong merupakan tokoh tua sakti mandraguna berjuluk Tiong Pek Hosiang, ketua lama Siauw-lim-pai sebelum akhirnya mengundurkan diri (dan digantikan oleh murid tertuanya, Thian Kek Hwesio) demi nama baik Siauw-lim-pai setelah skandal cinta segitiga pada masa mudanya dengan Tung Sun Nio dan Raja Pedang Sie Cun Hong dibongkar oleh Go-bi Thai-houw Oh Hian Wi. Suhu dari Yap Cong San serta sebagian besar pemuka Siauw-lim-pai. Meninggal dengan damai di usia senja setelah mewariskan ilmu-ilmu sakti ciptaannya kepada Yap Kun Liong, putra Yap Cong San.

Tung Sun Nio

sunting

Tung Sun Nio adalah istri Raja Pedang Sie Cun Hong pada masa mudanya, berantakan karena terlibat cinta segitiga dengan Tiong Pek Hosiang. Penghuni pertama Cin-ling-san (cikal bakal Cin-ling-pai) dan subo dari Gui Yan Cu. Meninggal saat pernikahan Cia Keng Hong – Sie Biauw Eng dan Yap Cong San – Gui Yan Cu setelah bertarung mati-matian melawan nenek sakti Go-bi Thai-houw Oh Hian Wi, mantan pembantunya.

Bun Hoat Tosu

sunting

Bun Hoat Tosu atau Bu Beng Tosu, merupakan ketua lama Hoa-san-pai. Suhu pertama dari Yap Kun Liong meski tidak pernah mau diakui sebagai guru. Sangat bijaksana dan berjiwa petualang. Rasa penasarannyalah yang membuat dia mampu menciptakan ilmu yang sanggup menetralisir kehebatan ilmu yang paling ditakuti di dunia kang-ouw, Thi-Khi-i-Beng. Di usia yang sangat tua, dia sempat mewariskan ilmu-ilmunya kepada Yap Mei Lan, sebelum akhirnya meninggal dengan damai saat bertanding catur melawan Kok Beng Lama. (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara, Dewi Maut)

Thian-te Sam-lo-mo

sunting

Thian-te Sam-lo-mo (Tiga Iblis Tua Langit Bumi) merupakan 3 kakek sesat sakti yang sezaman dengan Raja Pedang Sie Cun Hong. Yang tertua berjuluk Kai-ong Lo-mo (Iblis Tua Raja Pengemis), disusul Bun-ong Lo-mo (Iblis Tua Raja Sastra), dan yang termuda bernama Thian-to Lo-mo. Sempat mundur dari kang-ouw setelah kalah bertarung melawan Raja Pedang Sie Cun Hong, dan kembali lagi sepeninggalnya. Sangat terobsesi mengalahkan Raja Pedang hingga bersusah payah menantang muridnya, Cia Keng Hong, meski akhirnya kalah dan terbunuh oleh Thi-Khi-i-Beng. (SERIAL: Pedang Kayu Harum)

Yap Kun Liong

sunting

Yap Kun Liong adalah keponakan murid dari Cia Keng Hong, tetapi mewarisi ilmu Thi-Khi-i-Beng darinya. Sangat beruntung karena menjadi murid dari tokoh sakti mantan ketua Hoa-san-pai, Bun Hwat Tosu (mendapat ilmu yang bisa menangkal Thi-Khi-i-Beng) dan mantan ketua Siaw-lim-pai, Tiang Pek Hosiang. Terakhir ia malah secara kebetulan menemukan kitab ilmu silat sakti Keng Lun Tai Pun peninggalan raja besar Bun Ong di sebuah pulau. Berjiwa bebas dan digilai banyak wanita. Ciri khasnya adalah kepalanya yang gundul plontos sejak kecil akibat terkena jarum racun Ouwyang Bouw, meski akhirnya tumbuh kembali setelah memakan telur ular hitam. Mempunyai seorang putri (Yap Mei Lan) hasil hubungan semalamnya dengan Lim Hwi Sian yang mencintainya. Menikah dengan Pek Hong Ing, lalu menikah lagi dengan Cia Giok Keng di usia senja setelah meninggalnya Pek Hong Ing. Merupakan tokoh sentral dalam serial Petualang Asmara. (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara, Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga, Pendekar Sadis)

Cia Giok Keng

sunting

Cia Giok Keng adalah anak dari pendekar besar Cia Keng Hong dan Sie Biauw Eng. Keras hati dan lincah. Menguasai hampir seluruh kepandaian orang tuanya (kecuali Thi-Khi-i-Beng yang hanya diwarisi Yap Kun Liong). Sempat terbawa perasaan hingga hampir menikah dengan pemuda sesat Liong Bu Kong hingga akhirnya diperistri oleh Lie Kong Tek. Mempunyai 2 orang anak: Lie Seng dan Lie Ciauw Si. Perselisihannya dengan Yap In Hong menyebabkan terbunuhnya Pek Hong Ing dan Lie Kong Tek bunuh diri. Namun di usia senjanya dia malah berjodoh dengan Yap Kun Liong. (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara, Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga, Pendekar Sadis)

Pek Hong Ing

sunting

Pek Hong Ing merupakan putri dari ketua Lama Jubah Merah, Kok Beng Lama, hasil hubungan gelapnya dengan Pek Cui Sian. Murid Go-bi Sin-kouw dan sumoi dari Lauw Kim In yang sangat melindunginya, sedikit banyak juga memperoleh ajaran dari ayahnya sendiri. Mengalami banyak petualangan semasa mudanya bersama Yap Kun Liong yang akhirnya menikahinya. Sangat cantik, lembut dan bersahaja. Sempat dikira terbunuh oleh Cia Giok Keng sebelum akhirnya diketahui bahwa yang membunuhnya adalah Yo Bi Kiok. (SERIAL: Petualang Asmara, Dewi Maut)

Lie Kong Tek

sunting

Lie Kong Tek merupakan murid dari Hong Khi Hoatsu. Meski tidak terlalu pandai ilmu silat, namun sangat jujur, tenang, dan bermental baja, hal yang membuatnya dicintai oleh Cia Giok Keng, istrinya. Mempunyai 2 orang anak: Lie Seng dan Lie Ciauw Si. Meninggal bunuh diri demi menebus kesalahan istrinya. (SERIAL: Petualang Asmara, Dewi Maut)

The Hoo

sunting

The Hoo adalah seorang panglima agung, laksamana dari kerajaan Beng. Panglima ini sangat terkenal hingga manca negara, berwibawa, jujur dan bijaksana, bahkan tidak ada yang tahu pasti seberapa tinggi kesaktiannya mengingat orang-orang yang sedikit mendapat ilmu-ilmu tinggalannya saja sudah sulit untuk ditandingi. Meski kemunculannya tidak terlalu menonjol, namun sepak terjang orang-orang yang punya hubungan dengannya (murid, pembantu, maupun orang yang mendapat warisan ilmunya) terus bergaung di sepanjang serial ini. (SERIAL: Pedang Kayu Harum, Petualang Asmara)

Kok Beng Lama

sunting

Kok Beng Lama merupakan tokoh sakti pendeta lama dari Tibet, perawakannya tinggi besar dan perangainya menjurus tegas dan kasar, meski cenderung menjadi pembela kebenaran. Sempat dihukum karena mencintai wanita hukuman Pek Cui Sian, hingga mempunyai seorang anak bernama Pek Hong Ing. Mempunyai sakit jiwa setelah tahu istrinya meninggal dan anaknya hilang dalam pelarian. Selama hidupnya mempunyai 3 murid resmi: Cia Bun Houw, Lie Seng, dan Yap Mei Lan, meski secara tidak sengaja sempat menurunkan ilmu andalannya kepada Yap In Hong dan Cia Sin Liong. Di akhir hayatnya, saat penyakit gilanya kambuh, dia menantang Cia Keng Hong adu jiwa, pertarungan yang menyebabkan seluruh sinkangnya berpindah secara ajaib kepada Cia Sin Liong akibat Thi-Khi-i-Beng, kejadian yang akhirnya merenggut nyawanya. (SERIAL: Petualang Asmara, Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga)

Yap In Hong

sunting

Yap In Hong adalah adik dari Yap Kun Liong, lahir sejenak sebelum kematian kedua orangtuanya. Dibesarkan oleh wanita sakti sesat Yo Bi Kiok yang sangat membenci laki-laki karena cintanya ditolak oleh Yap Kun Liong, akibatnya, selain sangat sakti karena mewarisi ilmu tinggalan bokor emas panglima The Hoo, dia juga mewarisi sikap dingin gurunya. Bahkan secara tidak sengaja dia mewarisi Thian-te Sin-ciang dari Kok Beng Lama, yang juga guru dari orang yang dicintai dan dinikahinya kelak, Cia Bun Houw. Menikah agak telat, dan mempunyai seorang putra, Cia Kong Liang. Merupakan tokoh sentral dari serial Dewi Maut. (SERIAL: Petualang Asmara, Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga, Pendekar Sadis)

Cia Bun Houw

sunting

Cia Bun Houw merupakan tokoh sakti dari Cin-ling-pai, putra kedua dari Cia Keng Hong dan Sie Biauw Eng. Selain menguasai seluruh kepandaian kedua orangtuanya (kecuali Thi-Khi-i-Beng), dia juga menjadi murid pendeta sakti asal Tibet Kok Beng Lama. Sifatnya lurus, sedikit konyol, namun teguh pendirian. Saling mencintai dengan Yap In Hong, meski menikahnya agak telat. Selain berputra Cia Kong Liang, dia juga mempunyai seorang anak lagi bernama Cia Sin Liong (Pendekar Lembah Naga) hasil hubungan semalamnya dengan Liong Si Kwi akibat racun perangsang. Di usia senja, dia meneruskan kiprah ayahnya sebagai pemimpin Cin Ling Pai. (SERIAL: Petualang Asmara, Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga, Pendekar Sadis)

Hek-hiat Mo-li

sunting

Hek-hiat Mo-li adalah salah satu tokoh sakti sesat. Pasangannya berjuluk Pek-hiat Mo-ko. Mereka berdua merupakan guru dari raja Mongol Sabuthai, suami permaisuri Khamila, ayah angkat dari Pangeran Ceng Han Houw. Sangat mendendam kepada mendiang panglima The Hoo, hingga berniat membalasnya kepada semua orang yang berhubungan dengannya. Dalam pertempuran di lembah naga, dia kalah secara mengenaskan di tangan Yap In Hong dan pasangannya tewas oleh Cia Bun Houw. Dengan muridnya dia mengeroyok Cia Keng Hong hingga terluka dalam dan meninggal. Namun dalam usahanya membantu Ceng Han Houw memberontak, nenek ini tewas di tangan pendekar lembah naga Cia Sin Liong. (SERIAL: Dewi Maut, Pendekar Lembah Naga)

Cia Sin Liong

sunting

Cia Sin Liong atau Pendekar Lembah Naga adalah anak di luar nikah dari pendekar sakti Cia Bun Houw, ibunya bernama Liong Si Kwi yang berjuluk Ang-yan-cu (Pendekar Walet Merah). Sin Liong yang secara tak sengaja bertemu dengan kakeknya Cia Keng Hong saat sedang bertanding maut dengan Kok Beng Lama. Dalam kesempatan yang kritis ini Sin Liong memperoleh secara tak sengaja ilmu Thi-Khi-i-Beng dan juga tenaga dalam dari kedua kakek sakti tersebut. Selain itu ia juga memperoleh ilmu-ilmu dari kitab warisan Bu-beng Hud-couw yang diberikan oleh Ouwyang Bu Sek. Ia mempunyai seorang kakak angkat yang berambisi menjadi tokoh persilatan nomor satu, yaitu Pangeran Oguthai atau Ceng Han Houw. Menikah dengan teman masa kecilnya Bhe Bi Cu dan berputra Cia Han Tiong. Karena jasanya, kaisar menganugerahkan Lembah Naga sebagai kediamannya. Merupakan tokoh sentral dari serial Pendekar Lembah Naga. (SERIAL: Pendekar Lembah Naga, Pendekar Sadis)

Ceng Han Houw

sunting

Ceng Han Houw adalah pangeran dari 2 kerajaan sekaligus, ayahnya adalah Kaisar Ceng Tung dari kerajaan Beng, sedangkan ibunya adalah Permaisuri Khamila dari kerajaan Mongol. Di samping lingkungan istana, gurunya yang merupakan salah seorang datuk sesat Hek-hiat Mo-li membentuknya menjadi pemuda yang sombong, licik, namun luar biasa pintar. Persaingannya dengan adik angkatnya, Cia Sin Liong, mendorong dia ingin mendapatkan ilmu dari sumber yang sama, Bu-beng Hud-couw, dan dia berhasil. Kesaktiannya membuat dia berani menantang seluruh jago-jago kang-ouw dan berkeinginan menjadi pendekar nomor 1 sejagad, bahkan sampai merencanakan pemberontakan atas kerajaan Beng, meski akhirnya seluruh keinginannya musnah setelah kalah mengenaskan di tangan Cia Sin Liong. Kekalahan yang menyebabkan dia sadar dan akhirnya memilih hidup tenang menyepi dengan istrinya yang amat setia, Lie Ciauw Si, hingga berputra Ceng Thian Sin (Pendekar Sadis). Akhir hayatnya tragis, dikeroyok oleh pasukan dari 2 kerajaan sekaligus akibat tuduhan pemberontakan, meski begitu, keinginannya untuk sehidup semati dengan istrinya akhirnya tercapai. (SERIAL: Pendekar Lembah Naga, Pendekar Sadis)

Ceng Thian Sin

sunting

Ceng Thian Sin atau Pendekar Sadis adalah putra dari Ceng Han Houw, pangeran sakti yang pernah ingin menjadi pendekar nomor satu di kolong langit, dan Lie Ciaw Sie putri dari Cia Giok Keng. Thian Sin mewarisi ilmu kesaktian dari ayahnya, salah satunya adalah Hok Te Sin Kun. Selain itu Thian Sin juga mewarisi Thi-Ki-I-Beng dari Cia Sin Liong. Bahkan atas bimbingan seorang pertapa himalaya, dia juga menguasai hoat-sut (sihir) yang sukar dicari tandingannya. Pada masa mudanya, Thian Sin terkenal sadis terhadap para penjahat. Thian Sin saling mencinta dan hidup bersama dengan Toan Kim Hong yang berjuluk Lam Sin (Malaikat Selatan) dan mempunyai putri Ceng Sui Cin. Mereka tinggal di pulau Teratai Merah hingga akhir hayatnya. Pendekar Sadis meninggal dalam usia seratus tahun lebih setelah dikeroyok 7 orang datuk sesat. Merupakan tokoh sentral dari 3 serial sekaligus: Pendekar Sadis, Harta Karun Jenghis Khan, dan Siluman Guha Tengkorak. (SERIAL: Pendekar Sadis, Harta Karun Jenghis Khan, Siluman Guha Tengkorak, Asmara Berdarah)

Cia Han Tiong

sunting

Cia Han Tiong merupakan putra tunggal dari Pendekar Lembah Naga Cia Sin Liong, ibunya adalah Bhe Bi Cu. Meski tidak terlalu tampan, tapi sangat tenang, berwibawa, dan santun. Dia adalah satu dari 3 orang yang dihormati dan ditakuti bukan karena kesaktiannya oleh Pendekar Sadis Ceng Thian Sin, adik angkatnya. Mewarisi seluruh kepandaian ayahnya (kecuali Thi-Khi-i-Beng) dan mendirikan Pek-liong-pang (Perkumpulan Naga Putih), meski akhirnya dibubarkan setelah istrinya, Ciu Lian Hong, terbunuh. Mempunyai seorang putra bernama Cia Sun. (SERIAL: Pendekar Sadis, Asmara Berdarah)

Toan Kim Hong

sunting

Toan Kim Hong adalah putri seorang pangeran bernama Toan Su Ong yang lari dari istana dan pendekar wanita Ouwyang Ci yang mewarisi ilmu-ilmu dari panglima The Hoo. Sebelum bertemu Thian Sin, dia menyamar sebagai nenek-nenek dan menjadi salah satu dari 4 datuk sesat, Lam Sin (Malaikat Selatan), serta memimpin Bu-beng Kai-pang yang amat disegani. Amat cantik jelita dan ilmunya hanya sedikit tingkatannya di bawah Thian Sin. Meski lebih tua 2 tahun dibanding Thian Sin, dia amat mencintai dan mengikuti semua petualangan pasangannya itu. Tinggal di pulau Teratai Merah tinggalan orangtuanya, dan mempunyai seorang putri bernama Ceng Sui Cin. (SERIAL: Pendekar Sadis, Harta Karun Jenghis Khan, Siluman Guha Tengkorak, Asmara Berdarah)

Cia Kong Liang

sunting

Tokoh Cin-ling-pai, anak dari pendekar Cia Bun Houw dan Yap In Hong. Mulanya keras, tinggi hati dan memandang rendah orang lain meski masih jauh kalah sakti dibanding keponakan tirinya Pendekar Sadis Ceng Thian Sin. Menikah dengan Bin Biauw yang masih keturunan samurai Jepang dan memiliki anak tunggal Cia Hui Song. Pada masa tuanya menjadi lebih sabar dan tenang setelah mengalami berbagai cobaan hidup. (Serial: Asmara Berdarah, Pendekar Mata Keranjang)

Cia Sun

sunting

Putera Cia Han Tiong dan Ciu Lian Hong yang mewarisi seluruh kepandaian ayahnya dan juga diangkat murid oleh seorang dari Delapan Dewa yaitu Go-bi-San-jin (See Thian Lama) dan menikah dengan murid Cin-ling-pai yaitu Tan Siang Wi. (Serial: Asmara Berdarah, Pendekar Mata Keranjang)

Ceng Sui Cin

sunting

Puteri Pendekar Sadis Ceng Thian Sing dan Toan Kim Hong (Lam Sin). Keras hatinya, cerdik, memiliki sifat jenaka dan suka menyamar menjadi pengemis dalam petualangannya. Mewarisi sebagian besar ilmu Pendekar Sadis dan isterinya Lam Sin, ditambah ilmu ginkang dari seorang dari Delapan Dewa yaitu Wu-yi Lojin membuat gadis ini menjadi sangat tinggi ilmunya. Dicintai oleh tiga pendekar gagah (Siangkoan Ci Kang, Cia Sun dan Cia Hui Song) dan akhirnya menikah dengan Hui Song. (Serial: Asmara Berdarah, Pendekar Mata Keranjang)

Siangkoan Lojin

sunting

Terkenal dengan sebutan Iblis Buta, dia adalah ayah dari Siangkoan Ci Kang. Sejak kecil hidup bersama tokoh sesat dan karena mencoba menentang kekejaman dan kejahatan saudara-saudaranya maka matanya dibikin menjadi buta oleh lima orang paman gurunya. Sejak itu dia menyimpan dendam serta tekun belajar silat. Saat merasa kepandaiannya cukup ia memberontak dan membunuh kelima orang paman gurunya. Karena tekanan batin sejak kecil berada di lingkungan sesat, ketika berhasil membalas dendam dia malah ingin menjadi ketua golongan sesat. Akhirnya tewas di tangan Raja Iblis. (Serial: Asmara Berdarah)

Cia Hui Song

sunting

Tokoh Cin-ling-pai, putera dari Cia Kong Liang. Selain ilmu silat tinggi dari Cin-ling-pai, dia juga menjadi murid dari seorang dari Delapan Dewa yaitu Dewa Kipas Siang Kiang Lojin. Menikah dengan Ceng Sui Cin dan menjadi ketua Cin-ling-pai namun karena tidak memiliki anak lelaki akhirnya dipaksa ayahnya menikah lagi dan terpisah bertahun-tahun dengan Sui Cin, meski akhirnya mereka bersatu kembali. (Serial: Asmara Berdarah, Pendekar Mata Keranjang)

Siangkoan Ci Kang

sunting

Putera tunggal Iblis Buta Siangkoan Lojin dan mewarisi semua ilmunya. Meski sejak kecil dibesarkan golongan sesat, dia tidak suka kekejaman dan kejahatan dan hanya karena patuh kepada ayahnya maka sesekali dia membantu aktivitas ayahnya dalam kejahatan. Setelah menentang ayahnya dan kabur dia diangkat murid oleh seorang dari Delapan Dewa yaitu Dewa Arak Ciu Sian Lokai. Terlibat cinta satu malam dengan Toan Hui Cu puteri tunggal Raja dan Ratu Iblis yang kemudian melahirkan seorang puteri bernama Siangkoan Bi Lian. Perbuatan itu mendatangkan penyesalan pada keduanya dan mereka mengasingkan diri selama duapuluh tahun di ruang hukuman kuil Siauw-lim Pai dan kemudian mereka berdua menemukan dan mempelajari kitab sakti Dewi Kwan Im di ruangan hukuman. (Serial: Asmara Berdarah, Pendekar Mata Keranjang)

Pangeran Tan Jit Ong

sunting

Lebih dikenal dengan sebutan Raja Iblis dan masih terhitung paman dari Lam Sin, isteri Pendekar Sadis. Menganggap dirinya berhak menjadi kaisar dan memimpin pemberontakan dengan membawa tongkat sakti kerajaan. Isterinya juga dijuluki Ratu Iblis dan ilmu mereka membuat keduanya memiliki mata kehijauan. Memiliki seorang puteri bernama Toan Hui Cu yang disembunyikan Ratu Iblis sejak lahir karena takut dibunuh Raja Iblis yang tidak ingin memiliki anak perempuan. Setelah rencana pemberontakannya gagal, dia akhirnya tewas di tangan para pendekar. (Serial: Asmara Berdarah)

Tang Hay Hay

sunting

Berjuluk Pendekar Mata Keranjang karena kegemarannya memandang gadis cantik dan memuji kecantikannya dengan jujur tanpa niat kotor sedikitpun sehingga menjatuhkan hati semua gadis yang bertemu dengannya. Anak haram dari Ang Hong Cu Tang Bun An namun sikapnya gagah dan jujur, sangat bertolak belakang dari ayahnya bahkan menentang kejahatan ayahnya. Memiliki berbagai macam ilmu dari suhu-suhu sakti seperti dua orang dari Delapan Dewa yaitu See-thian Lama dan Ciu-sian Sin-kai, bahkan ilmu sihir dari Pek Mau San-jin dan dimatangkan ilmunya oleh kakek sakti Song Lojin. Akhirnya menikah dengan keturunan keluarga Cin-ling-pai yaitu Cia Kui Hong. Tokoh utama dari 3 seri sekaligus yaitu Pendekar Mata Keranjang, Si Kumbang Merah dan Jodoh Si Mata Keranjang.

Pek Han Siong

sunting

Sejak belum lahir telah diramalkan sebagai Sin-tong (anak ajaib) calon pengganti Dalai Lama dan diperebutkan banyak tokoh persilatan meski kemudian karena menolak ia dibebaskan dari tanggung jawab tersebut. Kemudian menjadi murid pasangan Siangkoan Ci Kang dan Toan Hui Cu dan menerima banyak ilmu silat tinggi. Selain itu dia juga menerima pelajaran ilmu sihir dari Ban Hok Lojin, satu dari Delapan Dewa. (Serial: Pendekar Mata Keranjang,Kumbang Merah Penghisap Kembang dan Jodoh Mata Keranjang)

Si Kong

sunting

Si Kong adalah anak yatim piatu yang menjadi murid terakhir Pendekar Sadis Ceng Thian Sin (kini bernama Ceng Lojin). (SERIAL: Pendekar Kelana)

Serial Pendekar Sakti

sunting

Lu Kwan Cu

sunting

Lu Kwan Cu adalah nama asli Pendekar Sakti Bu Pun Su, tokoh sentral di serial ini, guru dari Pendekar Bodoh Sie Cin Hai dan wanita sakti Ang I Nio-cu. Ilmu silatnya yang hebat adalah kemampuannya untuk mengerti inti sari dari ilmu-ilmu lawannya. Dengan cara ini ia dapat menirukan jurus-jurus lawan untuk kemudian melihat kelemahan-kelemahannya dan mengalahkannya. Ilmunya yang tersohor adalah Pek-in Hoat-sut dan Kong-ciak Sin-na. Sangat arif dan bijaksana, budiman meski terkesan keras terhadap kejahatan. Meninggal di usia senja setelah mewariskan seluruh kepandaiannya kepada Sie Cin Hai.

Han Le

sunting

Han Le adalah sute (adik seperguruan) dari Bu Pun Su dari gurunya Ang Bin Sin Kai. Walaupun Han Le adalah sute dari Bu Pun Su, namun dia tidak menguasai ilmu yang Bu Pun Su dapat dari kitab Im Yang Bu Tek Cin-Keng. Guru dari Lie Kong Sian (suami Ang I Nio-cu) dan Song Kun (ayah Song Kam Seng). Meninggal di usia senja di pulau Pek-le-to saat menjalani hukuman yang dibuat Bu Pun Su akibat perbuatannya yang melanggar norma.

Kiang Liat

sunting

Kiang Liat adalah ayah dari Ang I Niocu Kiang Im Giok. Dia adalah murid dari Han Le, jadi masih terhitung murid keponakan Bu Pun Su. Sebelum berguru kepada Han Le, Kiang Liat sudah menguasai jurus jurus pedang keluarga Kiang yang cukup ampuh. Berjiwa satria namun sangat sentimentil (mudah terbawa perasaan). Meninggal akibat tidak kuat menanggung beban perasaan setelah secara salah membunuh pria yang dicintai putrinya, Ang I Niocu.

Kiang Im Giok

sunting

Kiang Im Giok adalah anak dari Kiang Liat. Karena ia suka memakai baju merah, nama julukannya adalah Ang I Niocu atau Dara berbaju merah. Ia menerima latihan silat dari ayahnya dan kemudian diperkuat oleh beberapa jurus dari Bu Pun Su. Ang I Niocu juga menciptakan ilmu silat sendiri dinamakan tarian bidadari. Keras hati dan sangat cantik sehingga digilai banyak pria. Menikah dengan Lie Kong Sian (juga murid Han Le) dan berputra Lie Siong. Meninggal saat menyerbu kediaman Ban Sai Cinjin untuk membalas dendam kematian suaminya.

Sie Cin Hai

sunting

Sie Cin Hai lebih terkenal dengan julukan Pendekar Bodoh (karena tampangnya yang culun). Dia adalah murid dari Pendekar Sakti Bu Pun Su Lu Kwan Cu. Dia mewarisi kepandaian utama dari Bu Pun Su, yaitu mengenal dasar-dasar gerakan ilmu silat. Sehingga dengan hanya memperhatikan gerakan pundak saja, dia tahu ke arah mana serangan akan ditujukan oleh lawan. Ilmu-ilmu lain yang diwarisi dari Bu Pun Su antara lain Kong-Ciak-Sin-na atau Silat Merak Sakti dan Pek-In-Hoat-Sut atau Sihir Awan Putih. Dengan bimbingan dari Ang I Niocu atau Dara Baju Merah, murid lain dari Bu Pun Su, Sie Cin Hai akhirnya menciptakan Ilmu Pedang Daun Bambu, yang tercipta dengan membayangkan kekuatan dan kelemahan ilmu-ilmu pendekar-pendekar yang pernah dihadapinya.

Kwee Lin

sunting

Kwee Lin atau Lin Lin, teman masa kecil Sie Cin Hai yang akhirnya menikahinya, adik dari pendekar Kwee An. Periang, berjiwa petualang. Ibu dari Sie Hong Beng dan Sie Hong Li (Lili).

Kwee An

sunting

Kwee An adalah pendekar dari Tiang-an, kakak dari Kwee Lin. Murid dari Eng Yan Cu dan secara tidak sengaja diangkat anak dan diwarisi ilmu oleh salah satu datuk sesat, Pek Moko. Beristrikan Ma Hoa dan ayah dari Kwee Goat Lan.

Ma Hoa

sunting

Ma Hoa, putri pembesar Ma yang jujur dan berani. Diangkat murid oleh Nelayan Cengeng yang juga menjodohkannya dengan Kwee An. Ciri khasnya adalah rambutnya yang dibiarkan terurai (tidak digelung atau ditali seperti umumnya) atas permintaan kekasihnya. Beruntung bisa mewarisi ilmu sepasang tongkat bambu kuning dari tokoh tua sakti misterius, Hok Peng Taisu.

Pranala luar

sunting