Selasih
Selasih | |
---|---|
Selasih Eropa (Ocimum basilicum) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Ocimum
|
Spesies | |
Terdapat 35 jenis, di antaranya |
Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Berbagai bagian tumbuhan ini berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Beberapa jenis selasih, misalnya kemangi, berasal dari Asia Tenggara, tetapi sebagian besar dianggap berasal dari anak benua India.
Keanekaragaman
Orang Eropa secara tradisional mengenal O. basilicum ("basil" atau "sweet basil") sebagai rempah yang diwariskan dari tradisi Yunani Kuno. Di India, selasih yang paling dikenal adalah "tlasi" atau "tulasi" ("holy basil", O. tenuiflorum syn. O. sanctum). Nama Melayu selasih diambil dari nama ini melalui bahasa Sanskerta. Tulasi dikenal dalam kuliner Sumatera sebagai ruku-ruku.
Warga Indocina dikenal menggunakan berbagai kultivar selasih. Di Thailand dan negara-negara lain setempat dikenal "horapa" ("Thai basil", O. basilicum Kelompok Thyrsiflorum) dan "manglak" ("Thai lemon basil", O. ×citriodorum). Horapa populer sebagai bagian dari menu Vietnam, misalnya pada sup sapi phở. Manglak dikenal di Indonesia sebagai kemangi.
Penggunaan
Berbagai tradisi boga dunia, seperti Italia, Cina, India, dan Thai banyak menggunakan selasih sebagai bagian dari penyedap utama. Di Italia, daun selasih yang dikeringkan merupakan salah satu komponen saus pesto yang khas Genoa.
Di Indonesia, selasih baru dikenal dari bijinya yang digunakan sebagai campuran minuman penyegar dan daunnya sebagai lalap segar (kemangi).
Ibadah di gereja-gereja Kristen Ortodoks melibatkan selasih (basil) sebagai bagian dari kebaktian. Tanaman basil biasa diletakkan pada sejumlah tempat di gereja.
Efek negatif
Selasih, seperti juga adas, mengandung estragol yang dapat merangsang kanker pada tikus dan mencit. Meskipun efeknya terhadap manusia belum dipelajari saat ini, percobaan terhadap kedua hewan tersebut menunjukkan bahwa 100 hingga 1000 kali pemaparan diperlukan untuk menjadikannya berisiko kanker. [1]
Spesies
- Ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum)
- Basil (Ocimum Basilicum)
- Kemangi (Ocimum americanum)[2]
- Selasih mekah (Ocimum gratissimum)
Lainnya
Nama "Selasih" dipakai pula sebagai sebutan bagi ayam yang bulu, daging, dan tulangnya berwarna hitam (ayam kedu cemani).[3]. Pengarang wanita pertama Indonesia[4] angkatan Pujangga Baru yaitu Sariamin Ismail dengan karya novel pertamanya pada tahun 1933 yang berjudul Kalau Tak Untung juga memakai nama samaran "Selasih".
Lihat pula
Referensi
- ^ EMEA (2004-03-03). "Position Paper on the use of HMP containing estragole" (PDF). hlm. 5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-12-17. Diakses tanggal 2006-11-17.
Kajian terhadap tikus dengan dosis minimal 1 hingga 10 mg/kg berat tubuh, yang kira-kira berarti memerlukan 100-1000 kali pemaparan terhadap manusia untuk mendapat efek yang sama
- ^ Sri Budi Sulianti. 2008. Studi fitokimia Ocimum spp. : Komponen Kimia Minyak Atsiri Kemangi dan Ruku Ruku' Berita Biologi 9(3).
- ^ "Entri "ayam" di laman Kateglo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-13. Diakses tanggal 2010-01-26.
- ^ www.sastra-indonesia.com