Pengolahan citra digital
Citra adalah sinyal dwimatra yang bersifat menerus (continue) yang dapat diamati oleh sistem visual manusia. Secara matematis, citra adalah fungsi dwimatra yang menyatakan intensitas cahaya pada bidang dwimatra.
- f x y ( , )
(x, y) : koordinat pada bidang dwimatra
f(x, y) : intensitas cahaya (brightness) pada titik (x, y)
Citra sebagai luaran dari suatu sistem perekaman sinyal dapat bersifat:
- Optik, berupa foto,
- Analog, seperti gambar pada monitor televisi,
- Digital, yang dapat langsung disimpan pada disk atau pita magnetik
Definisi
Berikut ini adalah definisi dasar yang dipergunakan dalam pengolahan citra digital.
Citra
Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinu menjadi gambar diskret melalui proses pencuplikan. Gambar analog dibagi menjadi N baris dan M kolom sehingga menjadi gambar diskret. Persilangan antara baris dan kolom tertentu disebut dengan piksel. Contohnya adalah titik pada baris n dan kolom m disebut dengan piksel [n, m].
Pencuplikan
Pencuplikan (sampling) adalah proses untuk menentukan warna pada piksel tertentu pada citra dari sebuah gambar yang kontinu. Pada proses ini, dicari warna rata-rata dari gambar analog yang kemudian dibulatkan (didiskretkan). Pencuplikan sering juga disebut proses digitisasi. Pencuplikan merupakan bagian dari metodologi statistika.
Kuantisasi
Adakalanya, dalam proses pencuplikan, warna rata-rata yang didapat dibulatkan ke tingkat warna tertentu. Contohnya, apabila dalam citra hanya terdapat 16 tingkatan warna abu-abu, nilai rata-rata yang didapat dari proses pencuplikan harus dibulatkan ke 16 tingkatan tersebut. Proses mengasosiasikan warna rata-rata dengan tingkatan warna tertentu disebut dengan kuantisasi.
Derau
Derau (noise) adalah gambar atau piksel yang mengganggu kualitas citra. Derau dapat disebabkan oleh gangguan fisis (optik) pada alat akuisisi ataupun secara disengaja akibat proses pengolahan yang tidak sesuai. Contohnya adalah bintik hitam atau putih yang muncul secara acak dan tidak diinginkan di dalam citra. Bintik acak ini disebut dengan derau garam–merica. Banyak metode yang ada dalam pengolahan citra digital bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan derau.
Operasi
Operasi yang dilakukan untuk mengubah suatu citra menjadi citra lain dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan transformasi ataupun cakupan operasi yang dilakukan terhadap citra.
Berdasarkan tujuan transformasi, operasi pengolahan citra digital dikelompokkan sebagai berikut:
- Peningkatan kualitas citra (image enhancement)
- Operasi peningkatan kualitas citra bertujuan untuk meningkatkan fitur tertentu pada citra.
- Pemulihan citra (image restoration)
- Operasi pemulihan citra bertujuan untuk mengembalikan kondisi citra pada kondisi yang diketahui sebelumnya akibat adanya pengganggu yang menyebabkan penurunan kualitas citra.
Berdasarkan cakupan operasi yang dilakukan terhadap citra, operasi pengolahan citra digital dikelompokkan sebagai berikut:
- Operasi titik, yaitu operasi yang dilakukan terhadap setiap piksel pada citra yang keluarannya hanya ditentukan oleh nilai piksel itu sendiri.
- Operasi area, yaitu operasi yang dilakukan terhadap setiap piksel pada citra yang keluarannya dipengaruhi oleh piksel tersebut dan piksel lainnya dalam suatu daerah tertentu. Salah satu contoh dari operasi berbasis area adalah operasi ketetanggaan yang nilai keluaran dari operasi tersebut ditentukan oleh nilai piksel-piksel yang memiliki hubungan ketetanggaan dengan piksel yang sedang diolah.
- Operasi global, yaitu operasi yang dilakukan terhadap setiap piksel pada citra yang keluarannya ditentukan oleh keseluruhan piksel yang membentuk citra.
Alat bantu matematika
Alat bantu matematika yang sering dipakai dalam pengolahan citra adalah sebagai berikut:
- Statistik inheren
- Konvolusi
- Transformasi Fourier
- Representasi kontur
Algoritme
Berikut ini adalah algoritme yang biasa dipakai dalam pengolahan citra. Algoritme di bawah ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan pendekatan yang dilakukan dalam memanipulasi citra asli.
Algoritme berbasis histogram
Algoritme kelompok ini menggunakan histogram citra awal untuk menghasilkan citra baru.
- Peregangan kontras
- Ekualisasi histogram
- Filter minimum
- Filter median
- Filter maksimum
Algoritme berbasis matematika
Algoritme pada kelompok ini menggunakan piksel/beberapa piksel untuk menjadi masukan suatu fungsi matematis untuk menentukan nilai piksel pada citra hasil.
- Biner
- Operasi ini berbasis operasi Boolean (AND, OR, NOT) untuk memanipulasi citra
- Aritmetika
- Operasi ini berbasis operasi aritmetika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian citra)
- Geometri
Algoritme berbasis konvolusi
Algoritme jenis ini adalah salah satu proses penyaringan citra yang sering dilakukan pada proses pengolahan gambar dengan menggunakan masker tertentu.
Lihat pula
Bacaan lebih lanjut
- Gonzalez, R. C.; Woods, R. E. (2018). Digital Image Processing (edisi ke-4). Essex: Pearson Education Ltd. ISBN 978-1-2922-2304-9. OCLC 1120684007.
- Iswindarty, Peny (2013). Nanik, ed. Pengolahan Citra Digital 1 untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.