Siter dan celempung
Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan, termasuk dalam keluarga zither (kecapi). Ada hubungan kekerabatan antara kedua alat musik ini dengan kacapi di gamelan Sunda. Kata "siter" diserap dari bahasa Belanda citer, yang juga berhubungan dengan bahasa Inggris zither. Sementara "celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.
Alat musik dawai | |
---|---|
Klasifikasi | Kordofon |
Hornbostel–Sachs | 314.122-4 (Kordofon kecapi papan dengan kotak resonator) |
Alat musik terkait | |
Kecapi |
Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).[1] Penggunaan siter maupun celempung banyak digunakan pada gendhing-gendhing yang bersifat lirihan (lembut) dan lagon.
Jumlah bilah setem pada celempung dan siter adalah 13–14 yang dipasangi dua dawai berjarak ±1 mm, sementara jarak antarbilah ±7–8 mm. Dawai pada celempung maupun siter terbuat dari besi sehingga sering disebut kawat, dan terkadang dapat menggunakan dawai gitar. Celempung memiliki bentuk yang hampir sama; tetapi ukuran lebih besar dengan nada lebih rendah daripada siter. Kaki depannya memiliki tinggi 4–5 cm dan kaki belakangnya 2–3 cm. Dahulu celempung maupun siter memiliki titi larasnya sendiri-sendiri, yakni satu pelog dan satu slendro. Namun demi kepraktisan, siter kini dibuat menggunakan kaki yang dapat diputar agar dapat memainkan laras pelog maupun slendro sekaligus.[2]
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.[1]
Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas gamelan siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.[3]
Referensi
- ^ a b Sumarsam 1995, hlm. 246.
- ^ Harmony 2012, hlm. 54-55.
- ^ Moertjipto et al. 1993, hlm. 78.
Daftar pustaka
- Harmony, A.R. (2012). Teknik dan cengkok siteran Jawa pada Ketawang Puspowarno Laras Slendro Pathet Manyuro (Tesis S1). Jakarta: Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. http://repository.unj.ac.id/845/1/TEKNIK%20DAN%20CENGKOK%20SIRERAN%20JAWA%20PADA%20KETAWANG%20PUSPOWARNO%20LARAS%20SLENDRO%20PATHET%20MENYURO.pdf.
- Moertjipto; Suratmin; Poliman; Albiladiyah, I; Sukirman (1993). Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- Sumarsam (1995). Gamelan: cultural interaction and musical development in central Java. Chicago studies in ethnomusicology. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-78010-8.