Pengguna:Ilham Giza Utama/Bak pasir

Revisi sejak 25 Mei 2024 15.39 oleh Ilham Giza Utama (bicara | kontrib) (biologi, Gejala covid)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Virus Covid-19 Yang Menyerang Imunitas Tubuh

sunting

Definisi Covid-19: Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia, serta COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

(https://kwikkiangie.ac.id/)

link tersebut sangat faktual serta detail, dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.

Gejala Covid-19: Gejala Covid Terbaru Omicron XBB

Sejauh ini diketahui gejala Omicron XBB lebih ringan dibandingkan dengan varian lainnya. Bahkan kerap kali para penderitanya sering mengabaikan dan menganggapnya sebagai flu biasa.

Inilah gejala Omicron XBB yang patut diwaspadai:

1. Demam

Mirip seperti gejala COVID-19 sebelumnya, varian Omicron XBB menimbulkan gejala demam. Rata-rata pasien dapat merasakan demam hingga sepuluh hari. Meski demikian, tidak semua penderita Covid XBB mengalami fase demam.

2. Batuk

Selain demam, gejala yang banyak dialami penderita Omicron XBB adalah batuk. Batuk yang dialami biasanya tidak berdahak dan hanya menimbulkan rasa gatal di tenggorokan. Gejala ini membaik dalam tiga sampai lima hari setelah dinyatakan

positif.

3. Pilek

Pilek juga menjadi salah satu gejala yang sering muncul pada penderita Covid varian baru ini. Sayangnya memang gejala flu yang dialami sangat mirip dengan flu biasa. Hanya dengan swab antigen atau PCR, barulah bisa dipastikan.

4. Sakit Kepala

Sakit kepala juga sering dikeluhkan oleh penderita Covid terbaru XBB. Sakit kepala yang dialami terasa seperti tertekan, hilang-timbul, dan pusing. Pada dasarnya sakit kepala ini merupakan reaksi tubuh pada peradangan yang timbul akibat tubuh tengah melawan virus.

5. Lemas

Lemas seolah kehilangan tenaga menjadi gejala XBB selanjutnya. Hal ini terjadi karena otot-otot dan sendi terasa nyeri.

6. Mual, muntah, diare

Pada pasien covid 19 sebelumnya ditemukan gejala gangguan pada saluran pencernaan. Gangguan mual dan muntah bisa berasal dari tekanan psikologis seperti cemas dan stres. Obat antivirus dan obat-obatan yang mendukung penyembuhan pun dapat menyebabkan efek samping berupa diare.

7. Sesak napas

Beberapa penderita Covid XBB mungkin akan mengalami sesak napas. Berbeda dengan sesak napas asma atau alergi, gejala ini tentu berasal dari virus. Pada umumnya gejala ini akan berangsur membaik seiring dengan terbentuknya resistensi tubuh terhadap COVID-19.

Apabila gejala sesak napas dirasa semakin berat, disertai dengan napas pendek, nyeri dada, bibir, wajah, dan kuku pucat kebiruan, sulit bangun atau terjaga, maka Anda disarankan untuk segera meminta bantuan medis.

8. Anosmia dan Ageusia

Jarang ditemukan penderita Covid XBB mengalami anosmia dan ageusia seperti pada varian Delta. Gejala ini justru lebih banyak ditemukan pada penderita Covid XBC.

Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di: *https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gejala-covid-xbb*

(https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gejala-covid-xbb)

Link tersebut sangat detail dan sangat mudah difahami

Dan ada juga Virus Covid-19 lama, dimana Infeksi coronavirus atau COVID-19 dapat menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini tergantung pada jenis virus yang menyerang dan seberapa serius infeksi yang terjadi.

Berikut ini beberapa gejala COVID-19 yang umum terjadi:

  • Hidung berair.
  • Sakit kepala.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Merasa tidak enak badan.
  • Hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.

Beberapa varian coronavirus dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

  • Demam yang mungkin cukup tinggi bila pengidap mengidap pneumonia.
  • Batuk dengan lendir.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Misalnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

(https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus)

Link ini sangat faktual dan sangat bisa dipahami.


Penyebab Covid-19: COVID-19 disebabkan oleh infeksi virus corona sindrom pernapasan akut parah 2, yang juga disebut SARS-CoV-2.

Virus corona menyebar terutama dari orang ke orang, bahkan dari seseorang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala. Ketika penderita COVID-19 batuk, bersin, bernapas, bernyanyi, atau berbicara, napasnya bisa saja tertular virus COVID-19 .

Virus corona yang dibawa oleh napas seseorang bisa hinggap langsung di wajah orang di dekatnya, setelah bersin atau batuk, misalnya. Droplet atau partikel yang dihembuskan oleh orang yang terinfeksi kemungkinan besar dapat terhirup oleh orang lain jika berada berdekatan atau berada di area dengan aliran udara rendah. Dan seseorang mungkin menyentuh permukaan yang terdapat tetesan pernapasan dan kemudian menyentuh wajahnya dengan tangan yang mengandung virus corona.

Ada kemungkinan tertular COVID-19 lebih dari satu kali.

  • Seiring berjalannya waktu, pertahanan tubuh terhadap virus COVID-19 bisa memudar.
  • Seseorang mungkin terkena begitu banyak virus sehingga merusak pertahanan kekebalan tubuhnya.
  • Ketika virus menginfeksi sekelompok orang, virus tersebut menggandakan dirinya sendiri. Selama proses ini, kode genetik dapat berubah secara acak di setiap salinan. Perubahan tersebut disebut mutasi. Jika virus corona yang menyebabkan COVID-19 berubah sehingga infeksi sebelumnya atau vaksinasi menjadi kurang efektif dalam mencegah infeksi, orang dapat tertular penyakit lagi.

Virus penyebab COVID-19 dapat menginfeksi beberapa hewan peliharaan. Kucing, anjing, hamster, dan musang telah tertular virus corona ini dan menunjukkan gejalanya. Jarang sekali seseorang tertular COVID-19 dari hewan peliharaan.

(https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/symptoms-causes/syc-20479963)

Link di atas sangat mudah mengenali jika ada dari kalian yang merasakan efek dari penyebab covid-19


Cara mengatasi/solusi agar terhindar dari covid-19, Ada banyak bukti yang menunjukkan jika virus corona jenis SARS-CoV-2 atau COVID-19 dapat menular dengan mudah ke banyak orang. Selain itu, virus ini juga dapat bertahan beberapa saat di udara, dan lebih lama lagi ketika menempel di permukaan suatu benda.

Lantas, seperti apa sih cara yang ampuh untuk mencegah penularan COVID-19?

1. Menggunakan masker

sunting

Cara pencegahan penularan virus corona yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan menggunakan masker. Alat ini harus digunakan terutama saat berada di tempat umum atau berinteraksi dengan orang lain.

Menutup mulut dan hidung ampuh untuk menurunkan risiko penyebaran virus corona dengan memblokir droplets agar tidak masuk ke tubuh. Sebaran dari udara juga dapat terjadi, sehingga perlu digunakan saat kamu berada di dalam ruangan, terutama yang ber-AC.

2. Mencuci tangan secara rutin

sunting

Kamu juga dapat mencegah risiko terserang COVID-19 dengan mencuci tangan secara rutin. Cobalah untuk lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik setelah melakukan beberapa aktivitas. Seperti menyentuh suatu benda, memegang bagian depan masker, hingga menyentuh hewan.

Kamu juga perlu mencuci tangan sebelum makan dan juga menyentuh wajah. Jika air dan sabun tidak memungkinkan, gunakan hand sanitizer dengan kandungan minimal 60 persen alkohol.

Mau tahu cara mencuci tangan yang tepat? Baca di artikel ini: “7 Cara Mencuci Tangan yang Benar, Bebas Kuman Penyakit!“.

3. Menjaga jarak fisik

sunting

Cara lainnya untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan menjaga jarak fisik dengan orang lain. Saat berada di luar rumah, pastikan untuk menjauhkan diri sekitar 1,5 meter. Pastikan untuk selalu ingat jika beberapa orang tidak memiliki gejala, meski telah terserang COVID-19.

Selain itu, hindari juga terlalu lama berada di ruangan tertutup, dan lebih banyak aktivitas di ruangan terbuka yang menyediakan udara segar. Lebih lanjut mengenai cara melakukan physical distancing, bisa kamu baca di sini → Ini 5 Cara Melakukan Physical Distancing

4. Menjauhi kerumunan

sunting

Saat berada di keramaian atau kerumunan, risiko untuk tertular COVID-19 menjadi lebih tinggi. Jika ingin melakukan interaksi dengan beberapa orang, pastikan kamu sudah tahu bahwa orang tersebut sehat. Intensitas dan jumlah orang sangat berpengaruh terhadap tingkat risiko yang dapat terjadi.

5. Mengurangi mobilitas

sunting

Setiap orang harus benar-benar menanamkan pemahaman jika keperluannya tidak terlalu mendesak, ada baiknya untuk tetap di rumah. Meskipun merasa sehat, kamu tetap perlu hati-hati karena infeksi COVID-19 tidak selalu menimbulkan gejala.

Bisa jadi kamu telah terpapar virus, tanpa mengalami gejala, dan akhirnya menularkan virusnya pada keluarga di rumah. Tingkatkan perhatian terlebih lagi jika terdapat orang tua atau anak-anak di rumah yang masih rentan terhadap COVID-19.

6. Rutin bersihkan gawai

sunting

COVID-19 bisa menempel di berbagai permukaan benda. Jadi, salah satu cara mencegah penularan COVID-19 adalah dengan rutin membersihkan benda yang sering kamu pakai, seperti gawai.

Bersihkan handphone, laptop, atau perangkat lainnya dengan sepotong kain yang telah disemprot disinfektan.

7. Bersihkan lingkungan rumah

sunting

Selain mendisinfeksi gawai, penting juga untuk rutin membersihkan lingkungan rumah. Semprotkan disinfektan pada berbagai benda yang ada di rumah, seperti lantai, kolong meja dan kasur, secara rutin.

8. Masak makanan sendiri

sunting

Di era digital yang serba mudah, memesan makanan melalui aplikasi telah jadi budaya baru. Namun, makanan yang kamu beli bisa jadi terpapar virus saat pengolahan ataupun pengantaran.

Jadi, salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan memasak sendiri makanan kamu. Selain lebih sehat, masak makanan sendiri juga tentunya lebih higienis.

9. Selalu bawa alat makan pribadi

sunting

Bila kamu memiliki aktivitas yang padat, tentu kamu akan sering makan di luar. Untuk mencegah penularan COVID-19, kamu bisa menyiasatinya dengan selalu membawa alat makan pribadi.

10. Menerapkan etika batuk dan bersin

sunting

Karena virus ini bisa menular melalui percikan droplets dari orang yang sakit, kamu juga perlu memahami etika batuk dan bersin. Terutama jika kamu sedang sakit atau tidak enak badan. Dengan begitu, kamu akan menularkan penyakit ke orang lain.

Lantas, bagaimana etika batuk dan bersin yang merupakan cara ampuh mencegah virus corona? Caranya adalah dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu, saat batuk ataupun bersin.

Jika tidak ada tisu, kamu bisa menutup mulut dan hidung dengan menggunakan bagian dalam lipatan siku. Kamu juga boleh menutup mulut dan hidung dengan menggunakan telapak tangan, tapi kamu harus langsung cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, ya.

Selain itu, ketika sedang sakit, atau mengalami batuk dan pilek, hindari berada terlalu dekat dengan orang yang sehat, atau berkerumun. Pastikan untuk memakai masker jika sedang sakit dan harus berada di keramaian.

11. Mendapatkan vaksin COVID-19

sunting

Cara lainnya yang juga efektif untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan mendapatkan vaksin COVID-19. Vaksin COVID-19 akan membantu membentuk antibodi atau kekebalan, sehingga tubuh lebih kuat melawan virus yang masuk.

Selain itu, vaksin juga sangat penting untuk mencegah gejala berat saat kamu terpapar COVID-19. Terutama jika kamu termasuk kelompok berisiko tinggi, seperti mengidap penyakit komorbid dan memiliki kekebalan tubuh yang lemah.

12. Meningkatkan daya tahan tubuh

sunting

Selain mencoba berbagai cara tadi, kamu juga bisa mencegah infeksi virus corona dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya dengan makan makanan bergizi seimbang, olahraga rutin, tidur yang cukup, dan mengonsumsi suplemen bila perlu.

kelebihan solusi di atas adalah kita selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, akan tetapi ada kekurangan nya dimana masker yang kita pakai masih saja ada yang menggunakan masker 1x pakai.

(https://www.halodoc.com/artikel/ini-12-cara-yang-ampuh-dan-efektif-untuk-mencegah-penularan-covid-19)

Link di atas sangat membantu untuk membangun diri kita menjadi pribadi yang menjaga kebersihan lingkungan dan diri kita


kesimpulan dari virus covid-19 yang menyerang imunitas tubuh yaitu :

  1. Penurunan Imunitas: SARS-CoV-2 dapat menyerang sel-sel sistem kekebalan tubuh, seperti limfosit, yang berperan dalam melawan infeksi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan respons imun tubuh terhadap virus, meningkatkan risiko infeksi yang parah.
  2. Reaksi Imun Berlebihan: Pada beberapa individu, terutama yang mengalami kondisi yang disebut "badai sitokin", tubuh dapat merespons infeksi secara berlebihan dengan melepaskan banyak sitokin, yang dapat merusak jaringan tubuh dan menyebabkan kerusakan organ.
  3. Pembentukan Antibodi: Setelah terinfeksi, tubuh akan mulai memproduksi antibodi untuk melawan virus. Namun, ada variasi dalam respons antibodi antarindividu, dengan beberapa orang menghasilkan jumlah antibodi yang cukup untuk melawan infeksi, sementara yang lain mungkin mengalami respons antibodi yang lemah.
  4. Variasi Genetik: Variasi genetik antarindividu juga dapat memengaruhi respons imun terhadap virus. Beberapa orang mungkin memiliki pola genetik yang membuat mereka rentan terhadap infeksi yang lebih parah, sementara yang lain mungkin memiliki kekebalan yang lebih baik.
  5. Efek Vaksinasi: Vaksin COVID-19 dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi perlindungan terhadap virus tanpa menyebabkan penyakit yang parah. Vaksinasi dapat membantu meningkatkan respons imun tubuh terhadap SARS-CoV-2 dan mengurangi risiko infeksi yang parah.

Dengan memahami interaksi antara virus COVID-19 dan sistem kekebalan tubuh, kita dapat mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif untuk mengatasi pandemi ini.

Jadi gejala ini dapat kita hindari dengan cara rajin berolah raga, rutin mengkonsumsi makan yang memiliki nilai gizi yang seimbang, rajin mencuci tanggan, rajin membersihan rumah, dan rajin menjaga tubuh kita. Karna virus ini menyerang orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah. so... mencegah lebih baik dari pada mengobati