SMA Labschool Jakarta

sekolah menengah kejuruan di Kota Jakarta Timur, Jakarta

SMA Labschool Jakarta sebuah sekolah menengah atas swasta yang berlokasi di Jalan Pemuda Kompleks Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun Jakarta Timur. Nama Labschool yang melekat pada TK, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta) mengandung makna sejarah di dalamnya.

SMA Labschool Jakarta
Informasi
Didirikan1968
JenisSwasta
AkreditasiA
Nomor Statistik Sekolah302016409191
Nomor Pokok Sekolah Nasional20103223
Kepala SekolahDr. Razza Shaguffy, S.Pd, M.M.
Jumlah kelasKelas X : 7 Kelas (Kurikulum Merdeka)

Kelas XI : 7 Kelas (Kurikulum Merdeka)

Kelas XII : 8 Kelas ( 5 IPA, 3 IPS)
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasX, XI MIPA, XI IPS, XII MIPA, XII IPS
KurikulumKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013
Alamat
LokasiJl. Pemuda Komplek Uiversitas Negeri Jakarta RT: 001 RW: 001, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia Indonesia
Tel./Faks.(021) 47860038 / (021) 4897283
KoordinatLatitude: -6.193447 Longitude: 106.880714
Situs webLabschool UNJ - SMA Jakarta
Moto
MotoIMAN, ILMU, AMAL

Sejarah

Sekolah yang didirikan tahun 1968, sebuah sekolah yang dimaksudkan sebagai sekolah laboratorium IKIP Jakarta. Sekolah ini digunakan untuk praktik ajar, penelitian pendidikan, dan inovasi pendidikan. Sebagai gantinya, sekolah ini berganti nama Proyek TPK (Comprehensive School). Sekolah ini mengemban tugas sebagai Tempat Pembinaan Keterampilan (Proyek TPK) dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek TPK bertujuan untuk mencobakan ide-ide baru dalam bidang pendidikan.[1]

Comprehensive School atau Proyek TPK ternyata tak berlangsung lama. Pada tahun 1974, sekolah telah memiliki nama dan fungsi yang baru. Pada tahun tersebut, sekolah ini dikenal sebagai sekolah PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan). Proyek ini bertujuan untuk menguji coba ide-ide dalam pendidikan guna memberi masukan bagi pembaharuan pendidikan nasional.

Sekolah PPSP berlangsung selama dua belas tahun. Tahun 1986 proyek ini berakhir. Dengan berakhirnya proyek tersebut, maka berganti pula nama sekolah-sekolah yang di bawah naungan IKIP Jakarta ini. SD, SMP, dan SMA eks PPSP IKIP Jakarta berganti nama menjadi SD Negeri Komplek IKIP Jakarta, SMP Negeri 236, dan SMA Negeri 81. Adapun TK-nya masih tetap berstatus swasta dengan nama TK IKIP Jakarta.

Pada tahun 1992, SMP Negeri 236 berpindah lokasi ke jalan Penggilingan Komplek PIK Cakung. Sementara SMA Negeri 81 berpindah lokasi ke Komplek Kodam Cipinang Melayu. Sebagai gantinya, atas permintaan masyarakat, mulai tahun Pelajaran 1992/1993 Yayasan Pembina IKIP Jakarta membuka SMP dan SMA IKIP Jakarta dengan SK Kanwil P dan K DKI No. Kep. 854 P/I01.a1/1/93 dan No. Kep 853 A/I01.a1/1/93 masing-masing tertanggal 15 Maret 1993. Berikutnya, seiring perluasan mandat dan bergantinya nama IKIP Jakarta menjadi Universitas Negeri Jakarta, maka TK, SLTP, dan SMU IKIP Jakarta tahun 1999 berganti nama menjadi TK, SLTP, dan SMU Labschool Jakarta.

Dari paparan kronologis perjalanan sekolah-sekolah yang berlokasi di komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun Jakarta timur di atas, menunjukkan bahwa TK, SMP, dan SMA Labschool Jakarta bukanlah sekolah yang sama sekali baru, melainkan kelanjutan dari sekolah-sekolah yang telah mempunyai akar tradisi selama lebih dari 36 tahun dengan reputasi yang baik dan membanggakan.

Fasilitas[2]

Laboratorium IPA
terdiri atas laboratorium fisika, biologi, dan kimia, yang memungkinkan para siswa dapat melaksanakan praktikum di saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Laboratorium bahasa
mampu menampung 48 siswa. Ruang ini dilengkapi dengan beragam perangkat elektronik seperti: 48 set elmorenik, televisi, video, dan perangkat radio kaset.
Green House
didukung oleh berbagai jenis tanaman penunjang pelajaran biologi. Tempat ini dipergunakan untuk berbagai penelitian yang berhubungan dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam. Kegiatan ini terutama dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Ruang Musik
Ruang ini digunakan untuk pembelajaran musik maupun latihan persiapan pementasan. Ruangan yang dirancang kedap suara ini dilengkapi dengan sejumlah alat musik modern dan seperangkat instrumentradisional
Ruang Media Resource Center (MRC)
Ruang MRC merupakan ruangan yang memungkinkan digunakannya sejumlah fasilitas audio visual dan sarana multimedia seperti: OHP, VCD, laser disk, dan komputer multimedia. Dalam pelaksanaan pembelajaran, segala informasi pada sarana di atas dapat ditampilkan ke layar lebar, sehingga siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan menggunakan sarana film. Ruangan yang kedap suara ini memiliki luas 200 meter persegi serta dirancang mampu menampung sejumlah delapan puluh siswa.
Poliklinik
merupakan tempat pertolongan pertama bagi siswa yang mengalami gangguan kesehatan. Ruang yang luasnya sekitar enam puluh meter persegi ini didesain menjadi satu kamar periksa dan dua kamar istirahat. Selain dokter dan tenaga paramedis poliklinik dibantu oleh beberapa orang tua siswa yang berprofesi sebagai dokter.

Program Layanan Belajar

Akselerasi Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia selama ini lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi pada kuantitas untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa. Kelemahan yang tampak adalah belum terakomodasikannya kebutuhan individual siswa di luar kelompok siswa normal. Oleh karenanya potensi siswa tidak dapat disalurkan atau berkembang secara optimal.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka 3 (tiga) sekolah swasta di Jakarta mulai tahun pelajaran 1998/1999 merintis pelayanan belajar bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam bentuk program percepatan belajar (akselerasi), yang mendapat arahan dari Dirjen Dikdasmen. Selanjutnya tahun 2000 pemerintah mencanangkan 11 sekolah di Jakarta sebagai penyelenggara ujicoba program percepatan belajar, dan tahun 2001 ujicoba program tersebut didiseminasikan ke beberapa sekolah di ibu kota provinsi.

Program Percepatan Belajar adalah salah satu program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang oleh guru telah diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan, dan oleh psikolog telah diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada taraf cerdas, memiliki kreativitas dan keterikatan terhadap tugas di atas rata-rata, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar mereka.

Dalam rangka memberikan layanan kependidikan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke Luar Negeri atau ingin mendapatkan layanan plus, SMA Labschool Jakarta mulai tahun pelajaran 2003-2004 membuka program sertifikasi internasional melalui kerjasama dengan Centre for International Education of Universitas Al Azhar Indonesia (CIE of UAI) sebagai centre international examination dari Cambridge University. Program yang ditawarkan adalah Program Sertifikasi Internasional dan Penilaian Pendidikan A/AS Level yang merupakan kombinasi dari program A Level dan program AS Level.

Program Sertifikasi A Level merupakan “Gold Standard”nya University of Cambridge International Examinations. Program Internasional A Level ini sudah dikenal di banyak negara terkemuka dan mereka sudah menjadikannya sebagai persyaratan/tiket masuk ke universitas dan colleges sebagai alternative dari Scholastic Aptitude Test (SAT), American College Testing (ACT), IB, dan lainnya. Progam A Level ini rancangan silabusnya agak sedikit ‘gemuk’ karena pokok bahasan/materinya sangat luas dan dalam yang cakupan materi pelajaran (curriculum coverage) setingkat tahun pertama di perguruan tinggi/colleges. Meskipun materi pelajaran program sertifikasi A Level sangat padat, siswa hanya diharuskan menempuh sebanyak tiga mata pelajaran atau sebanyak 6 (enam) kredit untuk memperoleh sertifikasi internasional bergengsi ini dengan masing-masing mata pelajaran diberi bobot sebanyak 2 (dua) kredit.

Program pengajarannya berlangsung selama dua tahun dengan persyaratan bahwa seluruh peserta program/siswa sudah memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik untuk keempat keterampilan bahasa: Membaca, Menulis, Berbicara, dan Mendengar. Hasil ujian yang baik (Good Grades) pada mata pelajaran pilihan (carefully chosen A Level subjects), memungkinkan siswa memperoleh penghargaan (awards) berupa pembebasan dari sejumlah kredit ‘points’ pada tingkat 1 (Freshman) di universitas, sehingga masa belajar yang harus ditempuh siswa pada perguruan tinggi itu dapat berkurang sampai dengan hanya tiga tahun atau tiga setengah tahun. Program A Level ini sudah mendapatkan pengakuan akademik dari sejumlah perguruan tinggi ternama di Inggris, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.

Program AS Level ini merupakan produk akademis yang relative baru sebagai hasil pengembangan program A Level yang ditujukan untuk memenuhi berbagai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan para pemakai (users) sertifikasi A Level ini, baik dari kalangan pendidikan tinggi maupun dunia kerja. Pada tahun 2002 lalu, Program Internasional A Level dikaji ulang secara saksama agar dapat memberikan semacam kelonggaran atau fleksibilitas dan pilihan yang lebih luas kepada siswa dan pengguna (users) sertifikasi A Level di seluruh dunia.

Pada program AS Level siswa dimungkinkan menyusun rencana pelajarannya (Plan of Study) secara lebih luas (broad based curriculum) sebab materi pelajaran AS Level hanya diberi bobot 1 (satu) kredit. Siswa pada program AS Level dimungkinkan menempuh materi pelajaran lebih banyak dan bervariasi sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan dasar (native capacity) mereka. {Catatan: total kredit yang harus diambil/diselesaikan oleh setiap siswa pada program ini tetap 6 (enam)}.

Di samping kelonggaran yang diberikan kepada siswa untuk menyusun rencana pelajarannya menggunakan “broad based curriculum,” Program AS Level ini juga menawarkan pola penilaian berjenjang (staged assessment). Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa AS level hanya diberi bobot 1 (satu) kredit atau setengah perjalanan (mid-point) dari dua tahun masa belajar untuk setiap mata pelajaran pada program A Level. Pada AS Level, di akhir tahun pertama siswa dimungkinkan menempuh ujian dengan bobot kredit hanya satu tentunya. Kemudian siswa dimungkinkan untuk berhenti pada tahap itu dan memilih materi pelajaran lain yang diminati, atau ia dapat melanjutkan pelajaran pada tahapan selanjutnya pada tingkat A2 atau setara dengan A Level. Kombinasi A dan AS Levels ini sekarang banyak diminati sebab kedua program itu mampu memberikan informasi yang lebih banyak dan luas kepada lembaga pengguna (users), seperti perguruan tinggi, dunia usaha swasta dan kantor pemerintah sehingga mampu meningkatkan akurasi setiap keputusan yang dibuat terhadap pelamar/calon yang mungkin diambil/diterima pada lembaga yang bersangkutan.

Ekstrakurikuler

  1. Akademi Komik Labschool (ACOLABS)
  2. Badminton
  3. Bahasa Jepang
  4. Baseball
  5. Basket Putra dan Putri
  6. Bahasa Jepang
  7. Fisilabs
  8. Fotografi (Labszoom)
  9. Futsal
  10. Gitar Solo
  11. International Student Association (LISA)
  12. Jurnalistik
  13. Komputer (Labscreen)
  14. Modern Dance (DIVA DANCE)
  15. Paduan Suara
  16. Paskibra
  17. Pecinta Alam Labschool (PALABS)
  18. Perkusi
  19. Sepak Bola
  20. Softball
  21. Taekwondo
  22. Teater
  23. Traditional Dance (Danza)
  24. Aeromodelling

Program Unggulan

Trip Observasi

Trip Observasi (atau yang lazim disebut TO) berasal dari kata“Trip” dan “Observasi”. Kata Trip menurut asal katanya bermakna perjalanan, yang menunjukkan bahwa TO adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar sekolah dalam bentuk perjalanan ke suatu daerah yang telah ditetapkan. Observasi yang berarti pengamatan adalah menunjuk pada bentuk kegiatan yang dilakukan selama melakukan Trip. Pada awalnya yang menjadi sasaran pengamatan / pengamatan adalah kehidupan masyarakat di lokasi TO oleh Siswa yang menjadi peserta TO. Subjek yang melakukan pengamatan baru terbatas pada Siswa peserta Trip. Dalam sejarah Sekolah Laboratorium Kependidikan (Laboratory School) yang berada dalam binaan Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta), kegiatan Trip Observasi (TO) yang dilaksanakan setiap tahun merupakan mata rantai dari TO yang sudah berlangsung selama lebih dari 3 dasawarsa.

Sejarah Trip Observasi dimulai tahun 1972, ketika Sekolah Teladan (Labschool) mengadakan kegiatan Trip Observasi (TO) ke-I di Parakan Salak, Sukabumi, setelah satu tahun sebelumnya SMA Labschool menjadi peserta tamu dari Trip Observasi yang diselenggarakan oleh SMA Satria Jakarta . Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan TO ke-I, maka direkomendasikan agar kegiatan ini dapat ditradisikan menjadi salah satu kegiatan unggulan SMA Labschool . Sejak itu secara rutin setiap tahunnya SMA Labschool Jakarta menyelenggarakan kegiatan Trip Observasi.

Corps Brigade

Corps Brigade adalah sebuah organisasi yang diprakarsai untuk menunjang kegiatan Trip Observasi. Inisiatif dari seorang guru olahraga; Pak Projo untuk membentuk Brigade (ketika itu OSIS belum ada). Pada tahun 1972 Corps Brigade terbentuk dengan nama Regu Inti. Setelah itu dimulai angkatan I sampai angkatan LII Ganantya Wirabrata yang dikepalai oleh Rizki Hamzah Putra Bantayan yang dilantik pada tahun 2023. Corps Brigade sekarang tergabung di dalam OSIS, sebagai sebuah subseksi dari Seksi Bela Negara. Corps Brigade menjadi satuan penting di dalam kegiatan program kerja Sekolah, OSIS, ataupun dalam kegiatan menegakan kedisiplinan siswa sehari-hari para siswa SMA Labschool Jakarta, seperti motto yang dimiliki Corps Brigade yaitu Mengawal, Mengabdi, dan Membangun. Yaitu mengemban tanggung jawab dalam menjaga keamanan, keseimbangan antar angkatan, serta membantu pihak guru dalam kegiatan belajar

Siswa dan Alumni Ternama

Catatan: Nama diurutkan berdasarkan abjad.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Sejarah singkat Labschool". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-08. Diakses tanggal 2015-01-08. 
  2. ^ "Fasilitas di Labschool". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-15. Diakses tanggal 2015-01-08. 

Pranala luar